Anaknya Telan Baterai Sampai Harus Operasi, Ibu Ini Bagi Pesan Penting untuk Orang Tua

Reporter : Audila Rima Ndani
Senin, 2 November 2020 12:37
Anaknya Telan Baterai Sampai Harus Operasi, Ibu Ini Bagi Pesan Penting untuk Orang Tua
Seorang ibu asal Indiana membagikan pengalamannya setelah sang anak menelan baterai seukuran kancing.

Kehadiran anak di tengah keluarga adalah hal yang sangat membahagiakan. Namun di samping itu, kita juga harus terbiasa dengan kondisi rumah yang mungkin hampir nggak pernah benar-benar rapi karena kehadiran anak yang mulai aktif bermain dan bergerak ke sana ke mari.

Banyak barang yang mungkin akan berserakan di lantai kita. Hal ini adalah kondisi yang wajar dihadapi oleh hampir semua orang tua.

Namun alih-alih memikirkan kondisi ruangan yang nggak rapi, kita sebaiknya justru waspada dengan benda-benda yang ada di sekitar anak. Benda yang kita pikir aman untuk anak bisa menjadi sesuatu yang berbahaya dan menyakiti anak kita.

Hal itu yang dialami oleh seorang ibu dari Indiana. Dilansir dari Goodmorningamerica.com, ibu bernama Ta'Sha Garrett nggak menyangka bahwa tragedi anak menelan baterai akan dialami oleh dirinya yang telah berhati-hati dalam mengurus sang anak.

1 dari 4 halaman

Mahziere © Diadona

Garrett bercerita bahwa putranya yang bernama Mahziere tampak lesu saat pulang dari sekolah. Sampai di rumah, Mahziere mulai merintih di dalam kamarnya dan mengeluarkan busa dari mulut.

Garrett segera membawa sang anak ke rumah sakit. Bagian medis masih belum yakin dengan benda yang ditelah oleh Mahziere hingga operasi akhirnya dilakukan.

Ahli bedah anak kemudian mengeluarkan baterai lithium 22 mililiter dari bagian bawah tenggorokan Mahziere di dekat klavikula. Ahli anestesi sempat mengalami masalah untuk mendapatkan jalan napas di bronkoskopi karena baterai tersebut membakar lubang di kerongkongan Mahziere dan menyebabkan beberapa pembengkakan.

Untungnya operasi yang berjalan selama 30 menit itu berakhir dengan baik. Dokter benar-benar memastikan Mahziere nggak mengalami penyempitan atau bekas luka di kerongkongan yang rusak.

2 dari 4 halaman

Mahziere © Diadona

Emily Samuel, direktur program di organisasi keselamatan anak Safe Kids Wordwide, mengatakan rata-rata lebih dari 6.300 anak masuk ke ruang gawat darurat setiap tahun setelah menelan baterai. Data yang dikumpulkan oleh Sistem Pengawasan Cedera Elektronik Nasional (NEISS) dari Komisi Keamanan Produk Konsumen AS, menemukan bahwa anak-anak yang menjadi korban biasanya berusia di bawah 5 tahun.

Menurut Emily, anak-anak berusia di bawah 5 tahun merasa penasaran dan secara aktif ingin belajar mengembangkan keterampilan baru. Anak-anak ingin mengeksplorasi indra mereka termasuk indra perasa.

" Karena itulah kita sering menemukan balita memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya di sekitar rumah. Jika kamu memiliki baterai kancing di sekitar rumah, penting untuk menyimpannya di tempat yang aman dan terlindungi," ujar Emily.

3 dari 4 halaman

Mahziere © Diadona

Setelah mengalami kejadian mengerikan itu, Garrett pun membagikan pesan pada seluruh orang tua. Dia mengingatkan lagi agar kira lebih memperhatikan anak-anak, terutama yang mereka yang masih kecil.

" Mereka bergerak sangat cepat. Bahkan jika kamu pikir kamu sedang memperhatikan mereka, kamu harus berhati-hati karena anak-anak bergerak lebih cepat daripada kamu," kata Garrett.

Bagi Garrett pengalaman itu adalah pengalaman yang sangat menakutnya. Nggak hanya sang anak yang mungkin mengalami trauma, tapi dia pun juga bisa merasakan hal itu.

4 dari 4 halaman

Mahziere © Diadona

Menurut Safe Kids, saat baterai seukuran kancing tertelan, air liur memicu arus listrik. Hal ini kemudian menyebabkan reaksi kimia yang bisa membakar kerongkongan hanya dalam dua jam.

Selain itu, gejala menelan baterai mungkin sulit dikenali. Namun beberapa di antaranya mungkin berupa batuk, air liur, dan rasa nggak nyaman.

Semoga pengalaman ini bisa menjadi pelajar bagi kita ya, Moms!

Beri Komentar