Bukan Sekadar Main-Main, Ini Panduan Santai Mengenal Fase Motorik Anak dan Cara Melatihnya

Reporter : Abidah Ardelia
Sabtu, 6 Desember 2025 12:16
Bukan Sekadar Main-Main, Ini Panduan Santai Mengenal Fase Motorik Anak dan Cara Melatihnya
Stimulasi terbaik bukan berasal dari mainan mahal, tapi dari interaksi hangat dengan orang tuanya.

Pernah nggak sih, Moms merasa insecure saat melihat anak tetangga atau anak selebgram di media sosial yang kelihatannya "lebih cepat" pintar?

Anak orang lain umur setahun sudah lari kencang, kok anak kita masih tertatih-tatih? Atau ada balita yang sudah jago pegang pensil, sementara si Kecil di rumah masih suka melempar krayonnya?

Tenang, tarik napas dulu. Sebelum terjebak dalam pusaran overthinking, mari kita bedah bareng-bareng soal dunia motorik anak.

Perkembangan motorik itu bukan balapan, melainkan sebuah perjalanan maraton yang unik bagi setiap anak. Tapi, sebagai orang tua, kita punya peran penting sebagai "pelatih" pribadi mereka.

Yuk, kita kenalan lebih dalam dengan fase-fase stimulasi motorik dan cara melatihnya tanpa bikin stres.

1 dari 5 halaman

Bedanya Motorik Kasar dan Motorik Halus

Sebelum masuk ke menu latihan, kita harus paham dulu dasarnya. Dunia gerak anak dibagi jadi dua jenis, yaitu Motorik Kasar dan Motorik Halus.

Motorik Kasar itu urusannya sama otot-otot besar. Bayangkan gerakan-gerakan heboh yang bikin keringatan, seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat, atau menendang bola. Ini fondasi supaya anak punya keseimbangan dan koordinasi tubuh yang kuat.

Sementara Motorik Halus itu lebih melibatkan otot-otot kecil, terutama di jari-jari tangan dan pergelangan. Kemampuan ini yang nantinya dipakai buat menulis, mengancingkan baju, makan sendiri pakai sendok, sampai mengikat tali sepatu.

Keduanya harus jalan beriringan, nggak bisa cuma berat sebelah.

2 dari 5 halaman

Fase Bayi (0-12 Bulan): Era Rebahan Hingga Langkah Pertama

Di fase ini, perubahan terjadi super cepat. Dari yang cuma bisa nangis sambil rebahan, tiba-tiba sudah bisa guling-guling.

  • Target Motorik Kasar: Mengangkat kepala (tummy time), berguling, duduk tanpa sandaran, merangkak, berdiri, hingga berjalan merambat.

  • Target Motorik Halus: Menggenggam jari orang tua, memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lain, menjimpit benda kecil (pincer grasp).

Cara Melatihnya:

Jangan buru-buru beli baby walker, karena para ahli justru tidak menyarankannya. Cukup sering-sering lakukan tummy time di atas matras warna-warni. Taruh mainan favoritnya agak jauh supaya dia terpancing untuk merangkak mengambilnya.

Untuk motorik halus, biarkan dia bereksplorasi dengan finger food atau mainan yang punya tekstur berbeda-beda. Biarkan berantakan sedikit, nggak apa-apa kok!

3 dari 5 halaman

Fase Batita (1-3 Tahun): Si Penjelajah Cilik

Selamat datang di fase di mana rumah nggak akan pernah rapi! Di usia ini, energi anak lagi meluap-luapnya karena mereka baru sadar kalau kaki mereka bisa membawa mereka ke mana saja.

  • Target Motorik Kasar: Berjalan mundur, naik tangga, melompat dengan dua kaki, menendang bola.

  • Target Motorik Halus: Menumpuk balok (tower), mencoret-coret kertas, memutar gagang pintu, menyendok makanannya sendiri.

Cara Melatihnya:

Jadikan rumah sebagai obstacle course atau rintangan. Susun bantal-bantal di lantai dan minta si Kecil melompatinya. Ajak main bola di halaman.

Untuk motorik halus, kegiatan sensory play adalah rajanya. Main pasir, meremas playdough (lilin mainan), atau memindahkan air dari satu wadah ke wadah lain pakai spons bisa jadi latihan yang seru banget buat jari-jari mungil mereka.

4 dari 5 halaman

Fase Prasekolah (3-5 Tahun): Menuju Kemandirian

Di usia ini, gerakan anak sudah lebih terkoordinasi dan luwes. Mereka mulai ingin melakukan semuanya sendiri (" Aku aja, Bunda!" ).

  • Target Motorik Kasar: Berdiri satu kaki (keseimbangan), menangkap bola besar, mengayuh sepeda roda tiga/empat, memanjat di playground.

  • Target Motorik Halus: Menggunting kertas mengikuti pola, menggambar bentuk (lingkaran, kotak), mengancingkan baju, memakai sepatu sendiri.

Cara Melatihnya:

Sering-seringlah ajak ke taman bermain (playground). Memanjat perosotan atau bergantung di tiang gelantungan itu bagus banget buat otot bahu dan tangan.

Di rumah, ajak mereka terlibat pekerjaan rumah tangga sederhana seperti melipat baju (melatih koordinasi mata-tangan) atau menyiram tanaman. Belikan gunting khusus anak yang aman dan biarkan mereka memotong-motong kertas bekas.

5 dari 5 halaman

Kapan Harus Waspada?

Meskipun setiap anak punya timeline sendiri, ada yang namanya red flag atau tanda bahaya yang perlu dikonsultasikan ke dokter anak.

Misalnya, kalau bayi 4 bulan belum bisa menyangga kepala, anak 18 bulan belum bisa berjalan sama sekali, atau anak 3 tahun sering sekali jatuh tanpa sebab yang jelas dan tangannya kaku.

Tapi, selama si Kecil terlihat aktif, ceria, dan terus menunjukkan kemajuan (walau pelan), biasanya nggak ada yang perlu dikhawatirkan.

Stop Membandingkan!

Stimulasi motorik itu bukan ujian sekolah yang harus dapat nilai 100. Ini adalah proses belajar tubuh. Kunci utamanya adalah konsistensi dan suasana yang happy. Kalau ibunya stres karena anaknya belum bisa jalan, anaknya pun bisa ikutan tegang.

Jadi, simpan gadgetmu, berhenti scroll media sosial yang bikin insecure, dan turunlah ke lantai. Bergulinglah, merangkaklah, dan bermainlah bersama si Kecil. Karena stimulasi terbaik bukan berasal dari mainan mahal, tapi dari interaksi hangat dengan orang tuanya.

Beri Komentar