© Https://www.shutterstock.com/g/PRImageFactory
Menjadi orang tua kadang membuat kita berada di posisi yang serba salah. Banyak dari kita yang mungkin mengalami dilema saat harus mendisiplinkan anak ketika mereka mulai berbuat ulah.
Di sisi lain kita harus sedikit lebih tegas pada anak tentang perilaku mereka. Namun kita juga harus ingat bahwa anak bisa mengalami trauma akibat ucapan dan perbuatan kita di usianya yang masih dini.
Banyak orang tua yang bahkan sering nggak sadar sudah menyakiti anak mereka secara emosional. Saat anak berbuat ulah, yang ada di pikiran mungkin hanya bagaimana menghentikannya dan memarahi mereka.
ilustrasi ibu dan anak © Mosuno / Stocksy United / rightasrain.uwmedicine.org
Dilansir dari Moms.com, seorang ibu bisa berada di situasi di mana mereka kehilangan kesabaran dan meneriakkan kata-kata yang akan mereka sesali di masa depan. Hal ini cukup sering terjadi, namun kita harus menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasinya.
Masalahnya adalah balita mungkin terlihat sengaja membuat masalah. Padahal mereka sebenarnya tahu bahwa harusnya nggak boleh melakukan hal itu dan tetap melakukannya.
Hal ini disebabkan oleh energi dan perilaku yang nggak tersalurkan secara positif. Sebagai ibu, kita harus membantu mereka mengarahkan energi tersebut dengan penuh kasih.
Ilustrasi Ibu dan Anak © shutterstock
Menurut Nature and Thrive, penting untuk memahami cara kerja anak berusia 3 tahun untuk memahami perulaku mereka. Anak usia 3 tahun sedang berada di fase antara mengetahui apa yang salah dan nggak mengetahui apa yang salah.
Beberapa ahli menyebutnya fase ini sebagai " pra-logis" . Anak bisa berpikir secara logis dan nggak rasional di saat yang sama.
Meski begitu, masih ada beberapa hal yang bisa dilakukan ibu untuk menghadapi perilaku ini tanpa berteriak. Menurut Empowering Parents, hal pertama yang bisa ibu lakukan adalah berusaha tetap tenang.
Ilustrasi Ibu dan Anak © shutterstock
Hal ini bisa sangat sulit bagi seorang ibu, namun alasan melakukannya sangatlah penting. Sebagai orang tua, kita adalah penutan anak dalam hal bagaimana orang berperilaku. Jauh lebih mudah bagi anak untuk menenangkan diri jika dia melihat kita juga tenang.
Sebagai orang dewasa, kita tahu bahwa meredakan emosi adalah dengan pergi ke ruang lain dan menarik napas dalam-dalam. Sementara anak nggak tahu cara melakukannya sehingga mereka cenderung meluapkan emosi dengan amukan.
Ilustrasi Ibu dan Anak © 2020 https://www.BabyCenter.com
Sebaiknya kita memastikan mereka berada di tempat yang aman dan membiarkan mereka mengatasi amarahnya. Beritahu anak bahwa kita akan membicarakan masalah yang terjadi setelah sudah sama-sama tenang.
Saat berbicara dengan anak, sebaiknya kita menghindari penggunaan kata 'tidak'. Jika anak ingin melakukan sesuatu yang nggak aman sebaiknya beri mereka alasan dan tawarkan kegiatan lain untuk dilakukan.
Semoga informasi ini bisa membantu ya!

Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia

Profil Fina Phillipe, Sosok Atlet Perempuan yang Mewakili Indonesia di Physical Asia

Katy Perry Resmi Go Public Bareng Justin Trudeau, Rayakan Ulang Tahun di Paris

Kris Dayanti Bawa Pulang Perak dari World Kungfu Championship