Potret Claresta Taufan | Foto: Instagram/@clarestaufan, @marieclariekorea
Nama Claresta Taufan lagi sering banget muncul di jagat perfilman Indonesia. Perannya sebagai Sartika di film Pangku bukan cuma bikin penonton terenyuh, tapi juga mengantarkan dia ke nominasi Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2025. Buat seorang aktris yang baru beberapa tahun serius di dunia akting, pencapaian ini jelas bukan hal sepele.
Menariknya, di balik tampilan rapuh namun kuat sebagai ibu tunggal di Pangku, Claresta punya banyak sisi unik yang bikin perjalanan kariernya terasa beda. Mulai dari latar belakang keluarga atlet karate, proses transformasi fisik demi karakter, sampai caranya belajar memahami hidup perempuan pesisir yang jadi tulang punggung keluarga.
Yuk, intip deretan fakta unik di baliknya!
Claresta bukan datang dari latar belakang dunia hiburan sejak kecil. Ia lahir di Jakarta pada 23 April 1996 dengan nama lengkap Raden Rara Claresta Taufan Kusumarina. Ayah dan kakaknya adalah atlet karate, dan dari rumah itulah ia mengenal disiplin dan olahraga sejak dini.
Sejak usia delapan tahun, Claresta sudah berlatih karate serius dan berhasil meraih sabuk hitam Dan III. Ia sempat mengoleksi medali di berbagai kejuaraan, mulai dari Olimpiade Olahraga Siswa Nasional hingga Pekan Olahraga Nasional. Mental tanding di atas tatami pelan-pelan berpindah ke depan kamera.
Kebiasaan hidup disiplin, terbiasa dengan jadwal latihan ketat, sampai mental tidak gampang tumbang, sekarang terbaca jelas di cara ia bekerja. Di lokasi syuting, ia terkenal serius, fokus, dan tahan banting menghadapi jadwal panjang. Bagi Claresta, disiplin yang ditanamkan keluarga jadi fondasi penting ketika ia menyeberang ke dunia akting dan presenter.
Keluarganya juga disebut selalu jadi “ rumah aman”. Di tengah sorotan publik, orangtua tetap jadi tempat pertama ia berbagi kabar baik maupun momen sulit. Dukungan seperti ini yang bikin Claresta berani ambil peran-peran berat tanpa takut runtuh di tengah jalan.
Pangku bukan sekadar proyek film biasa buat Claresta. Ini adalah debut penyutradaraan Reza Rahadian, dan di dalamnya berderet nama besar, dari Christine Hakim, Jose Rizal Manua, Happy Salma, sampai Fedi Nuril. Tidak heran kalau dari awal ia mengaku sudah deg-degan.
Namun, rasa tegang itu pelan-pelan berubah jadi ruang belajar besar. Ia mengaku banyak ditopang dan diarahkan para senior.
Christine Hakim, yang memerankan Maya, menjadi salah satu sosok yang banyak mengobrol dengan Claresta di luar kamera. Dari Christine, ia mendapat masukan yang membantunya memahami cara pandang perempuan pekerja di pesisir dan kerasnya hidup kelas bawah.
Perubahan fisik Claresta di Pangku juga bukan efek make up semata. Demi memerankan Sartika, perempuan muda yang hidup di lingkungan pesisir dan bekerja di warung kopi pangku, ia benar-benar mengutak-atik tubuhnya.
Dalam sebuah wawancara, Claresta mengakui sampai menaikkan berat badannya sebanyak 7 kilogram. Bukan cuma itu, ia juga menggelapkan kulit agar lebih meyakinkan sebagai warga pesisir.
Ada satu detail kecil tapi menarik. Claresta bercerita bahwa ia dan Christine Hakim sampai menyempatkan diri berjemur bareng di sela syuting. Mereka duduk di properti warung yang digunakan dalam film sambil “ mandi” matahari.
Gestur kecil seperti itu membuat tampilan visual keduanya di layar terasa lebih natural. Kulit yang sedikit menggelap, garis wajah yang terpapar matahari, semuanya ikut mendukung ilusi bahwa Sartika benar-benar tumbuh dan hidup di lingkungan pesisir yang keras.
Di layar, hubungan Sartika dan Hadi yang diperankan Fedi Nuril menjadi salah satu poros emosi film. Di balik layar, jarak usia 14 tahun tidak jadi penghalang. Claresta justru menilai lawan mainnya itu sangat membantu.
Fedi juga disebut ikut mengajari teknis kecil seperti cara memegang rokok dan gesture perokok agar terlihat wajar di kamera.
Detail seperti ini penting, karena Sartika digambarkan bukan sekadar pelayan warung biasa, tetapi perempuan yang hidup di lingkungan sopir truk, asap rokok, dan malam panjang.
Untuk lebih memahami latar sosial karakternya, sutradara memberi kesempatan Claresta bertemu langsung dengan perempuan yang benar-benar bekerja di warung kopi pangku di kawasan pesisir.
Pertemuan itu membuka mata Claresta tentang bagaimana perempuan bisa berada di posisi sangat sulit, namun tetap memegang teguh keinginannya untuk menyekolahkan anak, menyambung hidup, dan mempertahankan martabat di tengah stigma. Semua cerita itu ia serap pelan-pelan dan diterjemahkan ke dalam bahasa tubuh dan tatapan Sartika di layar lebar.
Pangku bukan hanya bersuara di dalam negeri. Film ini diputar perdana di Busan International Film Festival 2025 dan membawa pulang empat penghargaan internasional. Di ajang yang sama, Claresta dianugerahi penghargaan Rising Star dalam Marie Claire Asia Star Awards 2025.
Di Indonesia, Pangku mengantongi tujuh nominasi FFI 2025, termasuk untuk kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik yang menempatkan nama Claresta sejajar dengan aktris-aktris besar lain. Untuk aktris yang beberapa tahun lalu lebih dikenal sebagai atlet karate dan presenter Jejak Petualang, lompatan ini terasa seperti garis tebal baru dalam perjalanan hidupnya.
Meskipun ia tidak memenangkan penghargaan tersebut, perjalanan Pangku justru semakin kuat setelah malam puncak FFI 2025. Film debut penyutradaraan Reza Rahadian itu berhasil meraih penghargaan Film Cerita Panjang Terbaik, sebuah capaian yang menegaskan betapa solidnya kerja kreatif seluruh tim, termasuk akting Claresta yang menjadi pusat emosional cerita.
Keberhasilan ini sekaligus mengukuhkan posisi Pangku sebagai salah satu karya paling berpengaruh tahun ini di layar Indonesia.
Anne Reischmann Raih Kemenangan Bersejarah di IRONMAN World Championship dalam Kondisi Hamil
Sheila Dara Menang Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2025, Vidi Aldiano Ikut Terharu
Rahasia Pinggang Ramping Lewat Workout Ringan yang Gampang Diikuti
Raisa Menang AMI 2025 Setelah 13 Tahun, Pidatonya Bikin Nangis Satu Studio
FamFest 2025: Festival Keluarga Penuh Inspirasi Kolaborasi Ibu2Canggih dan Lightbeam

Sheila Dara Menang Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2025, Vidi Aldiano Ikut Terharu

Dari KAIST ke COC dan Variety Show Korea, Xaviera Putri Kini Boyong Penghargaan The Alpha Under 40

Akhirnya Balik! NewJeans Kumpul Lagi di ADOR Setelah Konflik dengan HYBE di 2024–2025

Pertama Kali dalam Sejarah, Shenina Cinnamon Terpilih Menjadi Viva Cosmetics Brand Ambassador!

Gokil! Jang Wonyoung IVE Beli Vila Fantastis di Hannam dong, Dibayar Tunai