© Freepik.com/tirachardz
Masalah akan selalu ada dan melingkupi setiap kehidupan. Untuk meringankan masalah tersebut, seseorang butuh teman curhat. Dengan bercerita, berharap hati menjadi lega dan beban jadi lebih ringan.
Kendati demikian, tak semua orang bisa jadi teman curhat yang baik. Alih-alih membuat hati lega, malah tuduhan tak berdasar dan asumsi negatif yang diterima bisa menjadi akar permasalah yang tak kunjung ditemukan. Bukannya menolong, pemberi saran malah terlihat semakin menjatuhkan dan membuat tertekan.
Agar tak saling menjatuhkan, ini 5 cara yang bisa kamu pakai kala temanmus edang curhat. Yuk simak!
Cara paling mudah agar kamu jadi pemberi saran yang pro adalah dengan mendengarkan curhat temanmu hingga tuntas. Jangan sekali-kali potong ucapannya ya.
Hentikan juga asumsimu yang sok tahu tentang masalahnya. Dia ingin bercerita supaya mendapat kelegaan, bukan omelan atau tuduhan tak masuk akal yang membuatnya semakin tertekan. Jika sudah selesai bercerita, saat itulah waktu yang tepat untuk memberikan dia saran dan masukan.
Jangan menyerangnya dengan opini asal yang seolah menyudutkan. Jika ingin memberikan saran, maka kamu harus posisikan dirimu sebagai pribadi yang netral.
Berikan pandangan yang objektif dan ajak dia untuk melihat dari sudut yang berbeda. Dengan demikian, kamu akan lebih bijaksana saat memberi saran dan pendapat.
Jauhi sikap menyerang dengan opini asal-asalan yang kamu karang tanpa dipikir dahulu. Bukannya lebih tenang, dia malah semakin stres saat mendengar ucapanmu.
Ilustrasi Teman Toksik di Drama 'The World of the Married' © JTBC
Jangan sampai membiarkannya terjebak dengan rasa bersalah. Semua orang bisa salah langkah, tapi mereka tetap punya kesempatan untuk berubah jadi lebih baik lagi dong.
Begitu juga dengan temanmu, walau dia melakukan kesalahan, bantu dia untuk berubah. Jangan biarkan dia terjebak dengan rasa bersalah yang menyakitkan. Jadi, dia tidak akan merasa berjalan sendirian.
Yakinlah temanmu bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya. Beri temanmu apresiasi karena sudah menceritakan masalahnya. Kamu juga harus menyadari bahwa dia butuh waktu untuk memberanikan diri agar bisa cerita kepada orang lain.
Setelah itu, yakinkan dia kalau kamu akan membantunya. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya kok, dengan begitu dia akan merasa tertolong dan tidak merasa dijatuhkan.
Saat dia bercerita kepadamu, tentu saja ia menganggab bahwa kamu layak untuk bisa jadi pendengar yang baik dan dipercaya. Saat akan memberikan saran, kamu tak harus berbicara panjang lebar layaknya buku cerita. Saran yang panjang belum tentu efektif, malah kadang terlihat membual dan penuh omong kosong.
Berbicara saja dengan konteks yang cukup dan fokus pada intinya. Walau saran dan masukanmu tak panjang, setidaknya ia menganggap bahwa kamu layak untuk dapat dipercaya.
Semoga membantu Girls!
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak