Hidup Sebatang Kara, Mbah Tuminem Kadang Minum Air Mentah dari Botol Bekas dan Makan Nasi Sisa

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Sabtu, 3 April 2021 09:35
Hidup Sebatang Kara, Mbah Tuminem Kadang Minum Air Mentah dari Botol Bekas dan Makan Nasi Sisa
Meski hidup dengan penuh kesusahan, Mbah Tuminem masih berbaik hati untuk berbagi...

Ketika seseorang sudah mencapai usia senja, biasanya mereka seharursnya menikmati waktu-waktu mereka kepada orang-orang terdekat dan keluarga. Sebab biasanya di masa muda mereka sudah berjuang keras, maka di usia senja sudah seharusnya mereka istirahat dan benar-benar menikmati hidup.

Namun, kenyataannya banyak orang lansia yang meskipun sudah tua, namun masih bekerja keras. Bahkan hasilnya itu tak lagi buat dirinya sendiri, melainkan ia bagikan kepada orang yang membutuhkan.

1 dari 3 halaman

Melansir dari Kitabisa.com, kisah tersebut ternyata juga dimiliki oleh Mbah Tuminem. Umurnya sudah mencapai 80 tahun. Namun, Mbah Tuminen masih kuat bekerja memecahkan batu, bahkan dari pagi hingga malam di bantaran Kali Progo.

Mbah Tuminem © Diadona

Mbah Tuminem © Diadona

Mbah Tunimen sudah tua. Tulang dan sendinya tak sekuat ketika dia muda. Di samping itu, ternyata Mbah Tuminem juga tak lagi bisa melihat alias seorang tunanetra. Mungkin penglihatannya gelap, namun hatinya cerah. Penghasilan yang dia dapatkan dari pagi sampai malam tersebut ia gunakan untuk bersedekah.

" Alhamdulillah, meski saya nggak bisa melihat tapi Allah memberikan saya hati yang cerah untuk terus berbuat kebaikan."

 

2 dari 3 halaman

Mbah Tuminem © Diadona

Mbah Tuminem © Diadona

Padahal, bekerja sebagai pemecah batu kali di suia Mbah Tuminem sekarang sudah tak lagi mudah. Tulang dan sendinya sudah rapuh. Satu keranjang pecahan batu saja hanya laku terjual Rp 2.500, itupun kalau ada yang bali. Jika tidak, Mbah Tuminen pulang tak ada hasil.

Terkadang, Mbah Tuminem rela minum air mentah dari botol bekas yang berlumur, dan makan nasi sisa kemarin. Kalaupun ada nasi, Mbah Tuminem malah membagikannya kepada teman-temannya di bantaran kali. Ya ampun, baik hati sekali Mbah...

 

Beri Komentar