© Shutterstock
Anak Nadya Hutagalung dan Desmond Koh, Nyla Koh tengah menjadi sorotan publik lantaran keputusannya untuk menjadi gender netral atau disebut pula non-biner. Anak berumur 14 tahun ini juga mengaku ingin dipanggil Alex karena menurutnya nama itu lebih netral.
Lantas, apa sih makna sebenarnya dari gender netral? Simak selengkapnya ya!
Melansir Hello Sehat, Gender netral atau Non-binary adalah istilah identitas gender yang tidak merujuk secara spesifik pada salah satu gender seperti perempuan maupun laki-laki.
Identitas ini tergantung dari bagaimana seseorang memandang dirinya, bukan berdasarkan kondisi biologis sejak lahir yang ditentukan dari jenis kelamin.
Orang-orang gender netral atau non-biner menganggap dirinya punya lebih dari satu atau tidak sama sekali dari salah satu identitas gender, walaupun sejatinya mereka hanya punya satu jenis kelamin.
Fenomena identitas gender seperti ini sebetulnya bukan hal baru dan di Indonesia. Contohnya, kita bisa ditemui di berbagai tempat misalnya Calabai, Calalai di Sulawesi Selatan, pentas ludruk di Jawa Timur, dan sebagainya.
Melansir laman resmi Universitas Airlangga Surabaya, beberapa orang berasumsi bahwa pergeseran ke arah identitas non-biner adalah perubahan budaya baru. Sebenarnya, beberapa budaya non-Barat— baik secara historis hingga saat ini memiliki pemahaman mengenai gender non-biner.
Di Indonesia, ada satu kelompok etnis menunjukkan gagasan bahwa identitas gender diekspresikan dengan lebih dari dua cara dan ini sudah berusia ratusan tahun. Orang Bugis adalah kelompok etnis terbesar di Sulawesi Selatan. Dalam konsepsi mereka tentang lima jenis identitas gender yang berbeda.
Dosen Departemen Ilmu Komunikasi UI, Endah Triastuti, Ph.D mengatakan bahwa masyarakat Indonesia sekarang belum siap menerima gender netral. Padahal, dua puluh atau tiga puluh tahun lalu, masyarakat Indonesia justru siap menerima gender netral atau gender yang lebih dari dua.
Tidak bisa dipungkiri masih adanya kebingungan dan kurangnya pemahaman tentang apa itu gender, oleh karena itu perlu adanya lebih banyak informasi, karena memang ada orang-orang disekitar yang tidak ingin diidentifikasi sebagai laki-laki maupun perempuan.
Tapi, dalam kehidupan bersosial tidak bisa memaksakan nilai-nilai yang dianut kepada orang lain. Maka, lebih baik saling menghormati.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Diazens!
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Kaneishia Yusuf Lulus Cumlaude di HI UI, Bukti Karier dan Akademik Bisa Jalan Bareng
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Plan Workout 28 Hari Mengikuti Siklus Hormon Wanita
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak