© Shutterstock.com
Seperti kebanyakan perkembangan di bidang teknologi, keberadaan media sosial juga memberikan dampak positif dan negatif pada penggunanya. Nggak bisa dipungkiri kalau media sosial merupakan media yang memudahkan kita untuk berinteraksi dan mengakses informasi dengan lebih cepat.
Namun di samping kelebihannya itu, media sosial juga bisa memberikan dampak yang kurang baik pada kesehatan mental remaja kita. Salah satunya adalah kondisi FOMO (Fear of Missing Out).
Fenomena FOMO banyak terjadi pada remaja akibat akses media sosial yang berlebihan. Dilansir dari Verywell Family, FOMO secara sederhana berarti "takut ketinggalan" yang mengacu pada perasan gugup atau cemas karena nggak hadir dalam acara sosial yang menyebabkan rasa rendah diri.
Kondisi ini tentu nggak baik jika dibiarkan begitu saja. Untuk itu, melansir dari Verywell Family, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi FOMO pada remaja.
ilustrasi remaja belajar © ecenglish.com
Hal yang bisa dilakukan remaja untuk mengatasi FOMO adalah dengan mencatat pikiran dan perasaan negatif dalam jurnal. Ini memungkinkan anak untuk mengamati seberapa sering mereka merasa negatif tentang diri sendiri dalam kehidupannya.
Kuncinya adalah dengan mencatat seberapa sering mereka mengalami pikiran dan perasaan negatif dan apa yang dilakukan saat perasan itu muncul. Nantinya kita bisa membantu mereka menganalisa jurnal dan menentukan apakah pola negatif tersebut perlu diubah agar anak bisa merasa lebih baik dengan dirinya sendiri.
Ilustrasi Remaja © Pinterest/ HanCinema
Mencatat pikiran negatif memungkinkan remaja mengenali kata dan frasa negatif yang mereka ulangi sendiri. Hal ini akan membantu mereka menyadari perasaan mereka sendiri.
Kemudian saat anak mendapati diri mereka mengatakan sesuatu yang negatif pada diri sendiri, mereka bisa mengarahkan pikiran itu dan menggantinya dengan sesuatu yang positif. Dalam proses ini, kita juga bisa membantu memotivasi anak untuk berpikir lebih positif.
Ilustrasi Remaja © freepik.com/jcomp
Nggak mengakses teknologi nggak menghilangkan perasaan yang disebabkan oleh FOMO. Para remaja masih bisa merasa khawatir ketinggalan meskipun mereka sama sekali nggak menggunakan media sosial.
Untuk itu, kita bisa mengajak anak untuk melakukan kegiatan lain agar nggak terlalu fokus dengan gadget mereka. Dengan melakukan ini, anak akan jauh lebih produktif.
ilustrasi remaja © yarlesac.com
Mulai obrolan dengan anak dan katakan bahwa waktu yang terbatas membuat mereka nggak mungkin melakukan semua hal. Jadi wajar jika mereka melewatkan sesuatu dan hal itu nggak akan mengurangi nilai mereka di lingkaran sosialnya.
Anak nggak boleh dibiarkan merasa rendah hanya karena nggak bisa selalu ikut dengan teman-temannya. Pastikan mereka nggak merasa bahwa kehidupannya menyedihkan dan sama sekali nggak menyenangkan.
ilustrasi remaja © pixabay.com
Mindfulness merupakan latihan di mana seseroang belajar untuk sangat fokus pada apa pun yang mereka lakukan saat ini. Sesuatu itu bisa berupa kegiatan bermanfaat yang dilakukan oleh remaja.
Misalnya saat anak berendam di kamar mandi, mereka akan fokus pada suhu air, gelitik busa di jari-jari mereka, atau bau sabun di kamar mandi. Dengan kata lain, mereka sangat fokus sehingga nggak ada ruang di otak mereka untuk kekhawatiran dan perasaan cemas.
Semoga cara ini bisa membantu ya, Moms!
Janice Tjen Ukir Sejarah, Naik ke Peringkat 53 Dunia Usai Juara Chennai Open 2025
Oh Beauty Festival 2.0: Bukti Antusiasme Tinggi Komunitas Kecantikan Indonesia
Lisa BLACKPINK Curi Perhatian Jadi Penari Emas Jibaro saat Halloween
Baper Cepat, Move On Lebih Cepat: Deretan Zodiak yang Hatinya Fleksibel Banget
Debut Manis di FIP Asia Cup 2025, Timnas Padel Putri Amankan Perunggu

Lisa BLACKPINK Curi Perhatian Jadi Penari Emas Jibaro saat Halloween


Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia

Profil Fina Phillipe, Sosok Atlet Perempuan yang Mewakili Indonesia di Physical Asia