Tak Diakui Keluarga, Nenek Ini Hidup Memprihatinkan Tinggal Sebatang Kara di Rumah Penuh Sampah

Reporter : Devi Puspitasari
Jumat, 8 Januari 2021 10:30
Tak Diakui Keluarga, Nenek Ini Hidup Memprihatinkan Tinggal Sebatang Kara di Rumah Penuh Sampah
Selama ini nenek Ginem tinggal sebatang kara.

Di masa tua biasanya seseorang akan menghabiskannya dengan berkumpul bersama keluarga dan hidup tenang. Sayangnya, hal ini berbanding jauh dengan apa yang dialami oleh nenek Waginem atau yang lebih akrab disapa nenek Ginem.

Nenek berusia 71 tahun ini menghabiskan masa tuanya sebatang kara di rumah yang tak layak huni. Bahkan, ia sempat tidur di tumpukan sampah yang ada di dalam rumahnya.

1 dari 7 halaman

Kondisi nenek Ginem © Diadona

Dikutip dari kompas.com, nenek Ginem sendiri tinggal di rumah yang hanya berukuran 3x4 meter di RT 07 Nunukan Barat, kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Rumah nenek 71 tahun ini juga jauh dari kata layak. Pasalnya, rumah nenek Ginem dipenuhi oleh banyak sampah.

Keadaan nenek Ginem juga nggak lebih baik. Rambutnya terlihat gimbal dan kuku serba panjang yang terlihat nggak terawat.

2 dari 7 halaman

Berwatak Keras dan Temperamen

Menurut warga sekitar, nenek sebatang kara ini nggak pernah bisa berdiam di rumah. Ia selalu berjalan-jalan di sekitar rumahnya untuk mencari makan atau hanya sekadar melihat suasana sekitar.

Memang, nenek ini memiliki watak yang keras dan sedikit temperamen. Meski begitu, warga sekitar sudah sangat memakluminya. Nggak jarang, nenek Ginem marah saat ada warga yang menyentuh barangnya atau membantu membersihkan rumahnya.

" Dia (nenek Ginem) suka marah kalau barangnya ada yang sentuh, bahkan kalau masyarakat sekitar bantu membersihkan rumah, dia marah marah, sampahnya dia kembalikan lagi ke rumahnya," terang ketua RT setempat, Sugeng.

3 dari 7 halaman

Tinggal Sebatang Kara

Ilustrasi nenek sebatang kara © Diadona

Nyatanya, masa lalu nenek Ginem cukup memprihatinkan. Ia nggak memiliki satu pun keluarga yang mengakuinya. Karena itulah, nenek 71 tahun ini memilih tinggal sebatang kara di Nunukan. Mirisnya, rumah peninggalan suami nenek Ginem sempat terbakar pada tahun 2015 lalu. Sejak saat itu, ia tinggal di rumah bantuan pemerintah kategori SSS (sangat sederhana sekali).

Saat berjalan-jalan, nenek Ginem biasanya membawa pulang makanan atau sedikit uang pemberian warga. Sayangnya, sesampainya di rumah uang atau makanan yang dibawanya itu dibuangnya begitu saja di dalam rumah. Tak heran karena hal itu rumah nenek Ginem penuh dengan sampah.

" Jadi memang di dalam rumahnya itu sampah menggunung, bagaimana juga kalau dia marah marah masyarakat kasih bantu bersihkan? Jadi di situ dia tidur, makan juga di situ, di atas sampah," sambungnya.

4 dari 7 halaman

Kondisi Rumah Memprihatinkan

Sebenarnya warga ingin membantu membersihkan rumah nenek Ginem, sayangnya nenek Ginem sering marah-marah bila ada warga yang membersihkan rumahnya. Karena itu, kondisi rumah nenek malang ini sangat memprihatinkan. Mulai dari sampah, bau menyengat sampai kecoa dan tikus juga banyak ditemukan di rumah nenek Ginem.

" Namanya sampah baunya menyengat, sudah pasti tikus, kecoa betah, kita kasihan tapi tidak bisa apa-apa. Nek Ginem teriak-teriak kalau masyarakat mau bersihkan dia punya rumah," imbuh Sugeng.

5 dari 7 halaman

Menderita Wasir

Ilustrasi Nenek Menangis © Diadona

Selama ini, nenek Ginem ternyata juga memiliki oenyakit wasir. Hal ini diketahui Sugeng saat ia curiga nggak melihat nenek Ginem dua hari belakangan. Saat didatangi ke rumahnya, ia melihat sang nenek tengah meringkuk menahan sakit di rumahnya.

Saat melihat kondisi nenek Ginem, ketua RT ini akhirnya melaporkan pada Koramil setempat. Nenek ini kemudian dibawa ke RSUD setempat untuk mendapat perawatan.

6 dari 7 halaman

Rumah Dibersihkan

Segera saat nenek Ginem dilarikan ke rumah sakit, ketua Koramil, Teguh, meminta anggota TNI bersama warga membersihkan rumah sang nenek. Semua sampah diangkut dan rumahnya dibersihkan bahkan dicat ulang.

" Kita semprot semua, kecoak, tikus, cacing kita basmi. Pokoknya kita bersihkan sampai kinclong dan ternyata dalam tumpukan sampah kita temukan uang, itu ditaruh di banyak kresek, jumlahnya lebih dari 8 jutaan yang rusak saja lebih dari 1 juta uangnya, campur aduk sama sampah," jelas Teguh.

Uang itu kemudian disimpan oleh Bhabinsa. Mulai hari ini, semua keperluan nenek Ginem pun menjadi tanggungan Koramil. Bhabinsa sendiri juga wajib melaporkan perkembangan nenek Ginem.

7 dari 7 halaman

Keterangan Dinas Sosial Setempat

Sebenarnya, Dinas Sosial setempat sudah menaruh perhatian pada nenek ini. Hanya saja, menurut Ketua Dinas Sosial setempat nenek Ginem punya sifat yang keras.

Bahkan, nggak sekali dua kali ia menolak saat petugas sosial membujuknya untuk tinggal di Panti Jompo. Selain itu, nenek Ginem sebenarnya sudah terdaftar dalam sejumlah bantuan pemerintah seperti BLU dan BLT.

Miris juga ya kondisi yang dialami nenek Ginem. Semoga sehat selalu ya untuk nenek Ginem. Anyway, gimana nih tanggapan kamu?

Beri Komentar