© Instagram.com/princessyahrini
Menjadi seorang publik figur memang tak akan jauh dari para fans. Tentu, ada beberapa alasan mengapa sang idola layak mendapatkan berbagai pujian. Tak lain dan tak bukan karena apa yang telah dilakukannya berhasil menciptakan sebuah karya.
Dibalik itu semua, menjadi seorang yang diidolakan gak melulu bertemu dengan fans. Tapi, banyak juga yang mempunyai haters. Seperti yang dialami oleh penyanyi penuh pesona Syahrini.
Dalam acara Perspektif Bersama Robert Harianto pada 6 Juni 2020, Syahrini dan Reino Barack berkesempatan untuk menjadi bintang tamu di episode 'A Journey of Shareino'. Dalam acara tersebut Syahrini mengaku bahwa haters kian menjadi-jadi dengan terus menyebar ujaran kebencian.
Reino Barack dan Syahrini Saat Diwawancarai Metro TV © METRO TV
Bukan hanya setelah menikah saja, tapi jauh hari sebelum ia menikah pun sudah banyak yang melakukan ujaran kebencian dengan melakukan nyinyir perihal gaya hidup penyanyi yang akrab disapa Inces tersebut.
" Waktu aku single, hatersnya nyinyir soal gaya hidupku. Aku nggak peduli. Kalau kita nggak seperti yang mereka bicarakan, mengapa risih?" ucap Syahrini.
Namun berbeda halnya dengan sekarang, Syahrini yang notabennya adalah seorang istri akan selalu memberikan support terhadap apapun yang dilakukan oleh Reino Barack.
" Tapi sekarang aku ada suami. Aku harus support apa yang suamiku ingin lakukan. Diam terus juga nggak ada baiknya. Ini untuk edukasi bahwa seperti ini ada konsenkuensi hukumnya. Setelah menikah ini makin menggila" lanjut Syahrini.
Turut prihatin dengan apa yang terjadi terhadap Princess Syahrini. Semoga kasusnya segera selesai, ya. Bagaimana menurut kalian? Kira-kira apa ya motif para haters Syahrini yang sebenarnya?

Lisa BLACKPINK Curi Perhatian Jadi Penari Emas Jibaro saat Halloween


Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia

Profil Fina Phillipe, Sosok Atlet Perempuan yang Mewakili Indonesia di Physical Asia