Salut! Demi Hidupi Keluarganya Seorang Perempuan di Aceh Rela Panjat 60 Pohon Pinang Dalam Sehari

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 28 April 2020 09:10
Salut! Demi Hidupi Keluarganya Seorang Perempuan di Aceh Rela Panjat 60 Pohon Pinang Dalam Sehari
Mudah-mudahan berkah ya Bu

Tinggal di Pedalaman Aceh Bersama Keluarganya


Di pedalaman Desa Paloh Mampree, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, hiduplah seorang perempuan pemanjat pohon pinang bernama Siti Hajar yang berusia 35 tahun. Seperti yang dilaporkan BBC News Indonesia, desa ini terletak 1 jam perjelanan dari Ibu Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.

Dalam video tersebut, Ibu Siti Hajar berujar bahwa kesehatannya sedikit kurang

"Pagi ini saya sedang kurang sehat, paha saya lecet dan lebam setelah kemarin memanjat pinang," tutur Siti Hajar.

1 dari 3 halaman


Siti Hajar sekarang menjadi orang tua tunggal dan harus menghidupi dua orang anaknya. Pekerjaannya sebagai pemanjat pinang terbilang cukup berbahaya dan mengancam keselamatan dirinya. Bila diukur, ketinggian pohon pinang yang ia panjat berkisar antara 8-12 meter per pohon. Pekerjaan ini terpaksa ia lakukan agar bisa memberi nafkah kepada kedua anaknya.

 

 


" Selain dua orang anak, ada juga ibu dan abang yang hidup bersama dengan saya. Penghasilan dari memanjat pinang, untuk membeli kopi, beras, ikan, dan untuk jajan sekolah anak," katanya.

 

2 dari 3 halaman

Upah Memanjat Pohon Hanya Rp2.000

" Selain dua orang anak, ada juga ibu dan abang yang hidup bersama dengan saya. Penghasilan dari memanjat pinang, untuk membeli kopi, beras, ikan, dan untuk jajan sekolah anak," katanya.

Dalam satu hari, Siti, mampu memanjat sebanyak 60 batang pohon pinang dengan honor Rp2.000 per pohon.

" Biasanya ada orang yang menelepon menyuruh naik pinang, kemudian pinang saya bawa ke pembeli, dari hasil tersebut baru saya mendapatkan upah," jelas Siti.

Pekerjaan berbahaya ini telah ia lakoni sejak ia masih gadis. Ia sempat berhenti setelah menikah dan dikaruniai dua orang putra, sekitar belasan tahun lalu. Sejak kepergian suaminya delapan tahun lalu, ia harus kembali menyilangkan selembar selendang ke kaki, serta sebilah arit untuk memotong pinang dari batang pohon.

 

3 dari 3 halaman

Ingin Punya Rumah Idaman

" Kalau bukan musim panen pinang, biasanya saya bekerja di sawah orang, atau bekerja sebagai pemetik kacang di kebun orang," katanya.

Siti Hajar berkisah rumah yang ditinggalinya dalam satu bulan terakhir merupakan bantuan dari Dana Desa. Ia mengaku mendamba sebuah tempat tidur dan satu televisi yang bisa dinikmati sepulang mencari nafkah.

" Dulu rumah saya dari dinding rotan, beratapkan daun rumbia dan beralas tanah, rumah baru ini baru satu bulan saya nikmati, jika ada bantuan kasur dan televisi saya sangat bersyukur," harap Siti.

 

Semoga Ibu Siti Hajar sehat terus ya, agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, Amin.

 

Beri Komentar