Kisah Pilu Amin, Tetap Keliling Jualan Kerupuk Walau dengan Keterbatasan Fisik

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Kamis, 10 Desember 2020 15:27
Kisah Pilu Amin, Tetap Keliling Jualan Kerupuk Walau dengan Keterbatasan Fisik
Meski hasillnya tak seberapa, tapi Amin tetap menabunginnya.

Setiap orang pasti mempunyai pengalaman hidup yang membuat mereka berubah. Tak sedikit bahkan yang hidup berubah menjadi lebih berat. Meski demikian, banyak dari mereka yang tetap semangat untuk mencari nafkah untuk hidup.

Banyak kisah pilu nan inspiratif di luar sana. Melansir dari Kompas.com, salah satunya adalah Amin, remaja disabilitas. Dia berasal dari Desaa Tanjungsari, Kecamatan Pondok Salam, Purwakarta, Jawa Barat.

 

1 dari 4 halaman

Meski Amin hidup dengan keterbatasan fisik, Amin tetap semangat berusaha mencari nafkah dengan cara halal. Sehari-hari, ia berjualan kerupuk keliling. Karena keadaannya itu pula, ia jadi kurang mendapat perhatian orangtuanya.

Tahu akan kisah Amin, anggota DPR RI Dedi Mulyadi pun ingin mengetahui kisah Amin lebih lanjut yang begitu menginspirasi.

Amin bercerita kepada Dedi, bahwa Amin kerupuk yang dijualnya itu adalah milik orang lain. Dari bosnya dijual Rp 4.000- Rp 4.500, sedangkan amin hanya mengambil untung seribu atau lima ratus rupiah.

 

2 dari 4 halaman

Tapi, itu kalau lagi sepi. Kalau ramai, Amin berinisiatif menjualnya dengan harga Rp 15.000 untuk dua bungkus. Namun tak jarang ada yang membelinya Rp 10.000 per bungkus.

" Tapi kalau ramai, kadang ia menjualnya Rp 15.000 per dua bungkus. Ada pula orang yang membeli Rp 10.000 per bungkus. Mungkin karena kasihan," kata ucap Dedi kepada Kompas.com.

Dedi menambahkan, meski hanya dengan berjualan kerupuk, Amin itu sosok yang rajin menabung. Sebab, ia mengatakan ingin menjadi pengusaha.

Singkat cerita, Dedi pun memborong semua kerupuk yang sedang Dedi jual, ada 64 bungkus. Setelahnya, Dedi pun diajak Amin untuk ke tempat bosnya itu untuk mengantar setoran pejualannya hari itu.

 

3 dari 4 halaman

Sesampainya di tempat pemiliki kerupuk itu, Dedi pun terharu. Sepasang suami-istri memeluk Amin sambil menangis. Pasangan suami-istri tersebut juga mengatakan bahwa Amin adalah sosok yang ulet dan jujur.

" Mereka menyebut Amin orang jujur dan ulet."

Dedi dan Amin berkunjung ke rumah orangtua Amin yang berada di Pasir Muncang, Ciherang, Pesawahan, Purwakarta. Namun, Amin tiba-tiba menangis. Di sana, kebetulan orangtua Amin sedang tidak ada.

Amin bercita bahwa orangtuanya tidak menyayanginya. Ya, karena Amin adalah seorang disabilitas. " Menurut tetangga di sana, anak ini memang jarang pulang. Orangtuanya tak pernah ngurus karena disabilitas."

Dedi pun mengatakan akan menguji Amin. Jika dalam satu bulan Amin berhasil menjual krupuk di bandar kerupuk tersebut, Dedi akan memberikannya kios krupuk.

" Saya tes jualan satu bulan di tempat banda. Satu bulan lulus, saya akan siapkan kios kerupuk.

 

Beri Komentar