Bikin Haru, Kakek Ini Rela Pertaruhkan Kesehatan Demi Belikan Laptop Cucunya

Reporter : Devi Puspitasari
Rabu, 18 November 2020 10:12
Bikin Haru, Kakek Ini Rela Pertaruhkan Kesehatan Demi Belikan Laptop Cucunya
Kakek ini bahkan rela mempertaruhkan kesehatannya sendiri demi cucunya.

Kasih sayang seorang kakek juga tak kalah besar bagi cucunya. Nggak sedikit juga kakek yang sampai rela melakukan apapun demi kebahagian dan kesuksesan sang cucu. Begitu juga yang dilakukan seorang kakek asal Segamat, Malaysia ini.

Akibat pandemi yang mengharuskan sang cucu punya laptop untuk kelas onlinenya, kakek ini sampai rela mempertaruhkan kesehatannya sendiri demi sang cucu. Bahkan, ia sampai harus dirawat di rumah sakit. Berikut cerita selengkapnya.

1 dari 4 halaman

Hentikan Pengobatan

Ilustrasi anak kelas online © Diadona

Dilansir dari World of Buzz, semua ini berawal dari cucu sang kakek yang tak punya laptop untuk mengikuti kelas online dan gurunya memberitahu sang kakek jika cucunya melewatkan kelas online lagi, hal itu sangat berpengaruh pada nilainya.

Orang tua anak itu sendiri bekerja di Singapura dan terkena PHK akibat pandemi Covid-19. Karena keadaannya yang sedang susah, nggak mungkin mereka bisa pulang ke Segamat dan membelikan laptop.

Tak punya pilihan, kakek itu akhirnya memilih menghentikan pengobatannya agar bisa menabung untuk membelikan laptop sang cucu.

2 dari 4 halaman

Terkena Stroke sampai Dirawat di Rumah Sakit

Ilustrasi kakek sakit © Diadona

Sebenarnya, Liu, salah satu guru dari sekolah anak itu menawarkan agar sang kakek meminta bantuan dari sebuah organisasi amal. Tapi, kakek ini menolak karena menurutnya masih banyak keluarga lain di luar sana yang lebih membutuhkan.

Sayangnya, karena menghentikan pengobatannya itu, sang kakek saat ini harus dirawat di rumah sakit. Ia pingsan dan menderita stroke setelah berhari-hari tak minum obat. Sang istri harus merawatnya dan cucunya terpaksa dititipkan ke orang lain.

3 dari 4 halaman

Banyak Keluarga Kesusahan

Ilustrasi Kelas Online © Diadona

Liu berpendapat jika pembelajaran online ini membuat banyak keluarga kesusahan karena harus membeli kuota internet dan laptop untuk anak-anaknya.

Kementerian Pendidikan harus secara fleksibel menangani masalah internet dan mempertimbangkan apa yang dialami beberapa keluarga,” kata Liu.

Guru ini juga berharap agar guru yang lain bisa mengerti apabila beberapa murid mereka tak bisa mengikuti kelas online. Meski begitu, Liu juga nggak menyalahkan sang guru karena dalam situasi ini guru-guru yang lain juga sedang belajar beradaptasi dengan situasi yang baru.

Beri Komentar