© Shutterstock.com
Pernahkah kamu mendengar mitos yang mengatakan terlalu banyak mengonsumsi kelapa dapat menyebabkan munculnya cacing kremi pada anus? Bahkan, hingga saat ini masih banyak yang percaya bahwa mengonsumsi kelapa terlalu banyak dapat menyebabkan kremian atau yang lebih dikenal dengan infeksi cacing kremi.
© Diadona
Infeksi cacing kremi, atau akrab disapa kremian oleh masyarakat Indonesia, adalah kondisi di mana ada cacing kecil di anus. Cacing-cacing ini berwarna putih dan ukurannya kecil, mirip parutan kelapa. Hal itulah yang kemudian melatarbelakangi orang dan berpikir bahwa kremian disebabkan oleh makan parutan kelapa. Dikutip dari penjelasan dr. Devia Irine Putri, mitos ini tidak benar yang dimuat dalam web KlikDokter, hal ini nggak benar.
" Jelas ini adalah mitos. Sejak zaman saya kecil juga sudah muncul mitos ini," begitu ungkap dr. Devia Irine.
Berbanding terbalik dengan mitosnya, sebuah penemuan menyatakan kalau kelapa, terutama minyaknya, justru bisa mengatasi infeksi cacing kremi. Melansir dari Healthline, buah kelapa dikatakan mengandung sifat antibakteri dan antivirus yang dapat membantu mengatasi infeksi cacing kremi.
Cara penggunaannya juga terbilang mudah. kamu dianjurkan mengonsumsi satu sendok teh minyak kelapa murni setiap pagi atau mengosokkan sedikit minyak kelapa ke bagian yang sakit.
© Diadona
Kendati demikian, dr. Devia punya pendapat lain. Menurutnya, cacing kremi adalah parasit yang tidak bisa diobati dengan antivirus atau antibakteri.
“ Sebenarnya cacing kremi itu termasuk parasit, bukan bakteri atau virus. Meski minyak kelapa ada kandungan antibakterinya atau antivirusnya, itu tidak akan efektif menghilangkan infeksi cacing kremi,” jelas dr. Devia.
" Infeksi cacing kremi tetap harus diobati dengan obat cacing. Kalau tidak, infeksinya tidak akan hilang dan justru bisa menginfeksi ke orang lain,” tegas dr. Devia.
Dokter Devia Irine Putri menjelaskan, infeksi cacing kremi disebabkan karena ada kontak langsung seperti menghirup atau menelan telur cacing. Telur juga bisa hidup di permukaan seperti pakaian, tempat tidur, atau benda lainnya. Jika kamu menyentuh salah satu dari barang-barang ini dan kemudian meletakkan jari-jari kamu ke mulut, telur cacing bisa tertelan.
" Misalnya pegang benda yang sudah terkontaminasi dengan telur cacing, kemudian memasukkan jari ke mulut, mengibaskan handuk atau sprei yang sudah terkontaminasi, garuk-garuk anus kemudian menyentuh makanan tanpa cuci tangan, jadinya makanan itu terkontaminasi lalu bisa terinfeksi," ujar dr. Devia Irine.
© Diadona
Kalau sampai terkena, kira-kira sebulan kemudian, telur-telur itu akan menetas di usus dan matang menjadi cacing dewasa. Cacing kremi betina akan bergerak ke daerah anus manusia untuk bertelur. Alhasil, kremian akan menyebabkan anus terasa gatal. Jika menggaruknya, telur dapat menempel di jari dan berdiam di bawah kuku kamu.
Ada beberapa gejala yang terjadi kalau sampai terkena cacing kremi alias kremian, yakni:
Untuk mengatasi infeksi cacing kremi, sebaiknya periksa ke dokter, terlebih jika kamu punya gejala gatal parah di bagian anus. Ini harus segera diobati supaya tidak berkelanjutan.
Manggung di Acara Nikahan, Ini Deretan Foto Tiara Andini Pakai Dress Bling-bling yang Bikin Salfok
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun
Diskon Shopee Periode April 2024, Banjir Promo dan Voucher Belanja!
Spoiler One Piece 1112: Gorosei Terus Mengamuk di Egghead, Luffy Kewalahan?
Adik Via Vallen Dilaporkan Polisi terkait Dugaan Penggelapan Sepeda Motor
El Rumi Sudah Kenalkan Eca Aura ke Ahmad Dhani dan Para Personel Dewa 19, Makin Serius Nih?
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Selamat, Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Perempuan
Tak Dimaafkan Nikita Mirzani, Lolly Diduga Kehabisan Uang sampai Jual Baju Bekas