© Twenty20 Via Mom.com
Datang ke acara pemakaman merupakan sebuah momen yang sering dialami oleh banyak orang. Saat saudara atau teman kita meninggal, kita biasanya datang untuk memberikan doa dan penghormatan terakhir bagi mereka yang telah pergi.
Banyak orang tua yang nggak bisa meninggalkan anak sendirian, terutama jika masih balita, akhirnya memutuskan untuk membawa anak ikut serta pada acara pemakaman. Padahal kita juga perlu mempertimbangkan keputusan tersebut dengan melihat usia, kematangan emosi anak, kedekatan hubungan, dan keinginan anak.
Dilansir dari Mom.com, berikut beberapa pertimbangan yang perlu kamu pahami sebelum mengajak anak ke pemakaman berdasarkan umur mereka.
Ilustrasi Anak Menangis © shutterstock
Datang ke acara pemakanan nggak akan memberikan apa pun pada bayi kita. Justru dia bisa saja mengganggu orang lain dengan tangisan dan rengekannya yang nggak bisa kita cegah.
Pada usia ini, sebaiknya kita nggak mengajak mereka pergi. Bayi bisa aja merasa bosan dan perlu dibawa keluar secara tiba-tiba dan menganggu jalannya acara.
Ilustrasi Anak Menangis © 2019 https://www.diadona.id/@health.clevelandclinic
Anak berusia sekitar 3 sampai 6 tahun punya pemahaman awal tentang kematian. Tapi mereka sering nggak menyadari hal itu dan menanyakan kapan orang yang meninggal akan kembali.
Pada usia ini sebaiknya jangan membawa anak ke acara pemakaman hanya agar dia bisa memahami kondisi tersebut. Anak-anak di usia ini belum memiliki kapasitas untuk sepenuhnya memahami konsep kematian.
ilustrasi anak sekolah © novakdjokovicfoundation.org
Di usia 7 tahun ke atas, kebanyakan anak sudah memahami tentang kematian. Mereka juga sudah cukup dewasa untuk diajak pergi ke acara pemakaman.
Namun kita harus tetap menanyakan apakah dia setuju untuk pergi. Kita harus memberi anak pilihan agar dia nggak merasa tertekan atau terpaksa untuk hadir.
ilustrasi remaja sedih © stonewaterrecovery.com
Remaja sudah cukup dewasa untuk hadir pada acara pemakaman. Tapi dalam beebrapa kasus, mereka mungkin ragu untuk pergi.
Beberapa remaja mungkin takut menunjukkan emosi atau menangis di depan orang lain. Makanya sebagai orang tua kita harus kembali menyerahkan pilihan pada mereka dan memberikan doronya positif padanya.
Semoga informasi ini bisa menjawab rasa penasaran kamu ya!
Punya Kulit Berstekstur? Ini 7 Tips Makeup Flawless Agar Pori-Pori Tertutup!
Bikin Kagum, Mahasiswa ITB ini Lulus Cumlaude Berkat Ciptakan Gitar Rotan Sendiri
Sarah Menzel Rayakan Wisuda di Inggris, Tampil Anggun dengan Kebaya Putih
8 Ide Tebak-Tebakan Seru untuk Menguatkan Bonding Keluarga
Sosok Rama Duwaji, Seniman Gen Z Beragama Islam yang Jadi Calon First Lady New York

Sosok Rama Duwaji, Seniman Gen Z Beragama Islam yang Jadi Calon First Lady New York

Lisa BLACKPINK Curi Perhatian Jadi Penari Emas Jibaro saat Halloween


Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia