Kenapa ya Remaja Saat Ini Lebih Mudah Stres dan Cemas?

Reporter : Audila Rima Ndani
Selasa, 8 Desember 2020 07:37
Kenapa ya Remaja Saat Ini Lebih Mudah Stres dan Cemas?
Ketahui penyebabnya agar bisa membantu mereka.

Masa remaja merupakan masa yang akan dialami oleh setiap anak sebelum beranjak dewasa. Di masa ini, anak-anak akan mulai mencari jati diri dan punya keinginan untuk mencoba banyak hal baru dalam hidup mereka.

Nggak heran kalau fase ini adalah fase di mana orang tua menjadi lebih cemas dan khawatir pada perkembangan dan pergaulan anak. Namun sebagai orang tua kita harus berusaha memberikan kepercayaan pada anak agar mereka bisa bebas bereksplorasi di masa remajanya.

Dukungan dari kita sangatlah berarti bagi mereka. Nyatanya saat ini banyak remaja yang mudah mengalami stres dan cemas dalam menghadapi kehidupan mereka di fase ini.

1 dari 4 halaman

ilustrasi remaja tidur © Diadona

Dilansir dari Psychology Today, laporan American Psychological Association (APA) mengungkapkan bahwa 91% generasi Z pernah merasakan gejala stres fisik atau emosional, seperti depresi atau kecemasan. Stres ini mungkin disebabkan oleh tren parenting di kalangan orang tua seperti penjadwalan yang berlebihan dan efek media sosial seperti perbandingan sosial yang negatif.

Banyak kondisi kesehatan mental yang harusnya dihadapi orang-orang saat dewasa, justru sudah mulai terwujud di masa remaja. Faktanya, satu dari lima orang dewasa muda memiliki kelainan yang dapat didiagnosis.

2 dari 4 halaman

Ilustrasi Remaja Bermain Ponsel © Diadona

Remaja juga bisa bertemu dengan kecemasan, depresi, dan bentuk stres lainnya yang sesuai dengan perkembangan mereka. Sementara itu, sulit untuk mengetahui kapan suatu masalah memerlukan perhatian ahli dan klinis.

Namun jika ragu, kita selalu bisa mencari bantuan profesional atau konselor untuk membantu anak mengatasinya. Penanganan yang terlambat justru akan membuat anak berada pada kondisi yang berbahaya.

3 dari 4 halaman

orangtua remaja © Diadona

Kita sebagai orang tua bisa membantu anak dengan mempelajari cara mengidentifikasi tanda-tanda gangguan yang mengkhawatirkan. Selain itu, kita juga harus rutin bertanya tentang pemikiran dan pengalaman anak sehari-hari.

Kita bisa menolong anak dengan menawarkan empati dan dukungan tanpa menghakimi. Untuk membuat anak merasa lebih baik, kita harus fokus pada pemahaman mereka daripada menghakiminya.

4 dari 4 halaman

Remaja justru akan menjadi lebih baik saat mereka nggak ditekan untuk menjadi sempurna. Dengan nggak menekan mereka, kita justru akan mempertahankan hubungan yang baik antara orang tua dan anak.

Manghadapi kondisi kesehatan mental dengan melakukan perawatan sejak dini bisa mencegah hal itu menjadi parah. Jika ditangani sejak dini, sebagian besar kondisi ini bisa dikelola secara efektif.

Semoga informasi ini bisa membantu ya!

Beri Komentar