© Shutterstock.com
Tantangan membesarkan satu orang anak saja bisa dikatakan nggak mudah. Apalagi jika kita memiliki lebih dari satu anak.
Tanggung jawab yang kita bawa sebagai orang tua tentu akan menjadi lebih besar. Apalagi kita nggak hanya bertugas untuk mendidik dan membesarkan mereka saja, tetapi juga memastikan hubungan di antara mereka terbangun dengan baik.
Sayangnya masih banyak orang tua yang kurang peduli tentang menjaga keharmonisan hubungan antara kakak dan adik. Bahkan kita sendiri bisa menjadi pemicu dari rusaknya hubungan mereka lho!
Dilansir dari Brightside.me, berikut beberapa hal yang bisa memicu rusaknya hubungan antara kakak dan adik.
ilustrasi kakak adik © Instagram / luvssuli
Banyak orang tua yang berpikir bahwa membandingkan anak akan memberikan motivasi dalam diri mereka. Padahal hal ini hanya akan membuat anak merasa bahwa dirinya nggak lebih dicintai dari yang lain.
Tindakan ini menumbuhkan perasaan pahit dan iri dalam mereka. Akhirnya anak akan mengalami masalah rendahnya harga diri dan persaingan yang nggak sehat.
ilustrasi kakak adik © Yuko Hirao / Stocksy
Munculnya anggota keluarga baru bisa membuat anak yang lebih tua menjadi stres. Penolakan dan kecemburuan akan mulai muncul dalam diri mereka.
Memaksa anak untuk langsung menyayangi adik mereka hanya akan memperburuk keadaan. Sebaiknya gunakan pendekatan yang lebih halus dengan meluangkan waktu bersama anak dan membiarkannya menceritakan perasan mereka tanpa langsung menilainya.
ilustrasi kakak adik © pixabay.com
Seringkali orang tua meminta anak yang lebih tua untuk mengalah pada sang adik. Padahal hal ini bisa menyebabkan hubungan kakak dan adik menjadi rusak.
Anak yang lebih tua juga bisa mengalami masalah pribadi karena hal ini. Beban tanggung jawab dan tekanan terus menerun akan membuatnya tumbuh menjadi perfeksionis yang kurang optimis dan selalu gelisah dalam membuat keputusan.
ilustrasi kakak adik © shutterstock.com
Kebiasaan buruk yang banyak dilakukan orang tua adalah membentuk persaingan antara kakak dan adik. Persaingan akan membuat salah satu di antara mereka mengalami kekalahan dan merasa cemas akan hal itu.
Kompetisi bukanlah permainan untuk anak-anak dan emosi yang mereka dapat dari rasa kalah dan menang benar-benar kuat. Itulah mengapa sebaiknya kita membentuk kerja tim daripada persaingan dalam keluarga.
Semoga informasi ini bisa membantu ya!
Vina Sitorus Tampil Bagaikan Nyi Roro Kidul di Miss Grand International 2025
5 Produk Eye Care yang Sebenarnya Gak Perlu-Perlu Amat, Sebaiknya Gak Perlu Beli!
Bikin Deg-Degan, Ini 5 Zodiak yang Gampang Banget Bikin Orang Jatuh Hati
7 Perlengkapan Wajib untuk Cewek yang Baru Mulai Lari
7 Kalimat Sederhana yang Sebaiknya Diucapkan Orang Tua kepada Anak Sebelum Tidur
Kylie Jenner Debut Jadi Penyanyi, Rilis Lagu “Fourth Strike” Bareng Terror Jr
Bella Hadid Kembali ke Runway Setelah Pulih dari Lyme Disease
Setelah Vakum dan Jadi Ibu, Mahalini Siap Kembali dengan Album “Koma”
Amanda Manopo Resmi Menikah dengan Kenny Austin, Momen Haru Kursi Kosong untuk Sang Ibu Jadi Sorotan