Kisah Yesti Rambu, Rela Jadi ART Demi Bisa Kuliah Kini Sukses Raih Gelar Sarjana Matematika!

Reporter : Anif Fathul Amin
Senin, 11 Oktober 2021 20:03
Kisah Yesti Rambu, Rela Jadi ART Demi Bisa Kuliah Kini Sukses Raih Gelar Sarjana Matematika!
Nekat merantau hingga akhirnya memutuskan kuliah.

Melanjutkan sekolah ke jenjang kuliah memang tak mudah. Ada banyak hal yang harus dikorbankan, seperti jauh dari keluarga karena merantau, pilihan jurusan yang sesuai bidang, hingga biaya kuliah yang jauh dari kata sedikit. Tak jarang, para mahasiswa nyambi bekerja untuk memenuhi kebutuhan selama kuliah.

Seperti yang dijalani oleh mahasiswa asal NTT satu ini. Ia berkuliah di Surabaya sembari bekerja sebagai ART (asisten rumah tangga) untuk membiayai kuliahnya. Meski melalui banyak lika-liku perjuangan, akhirnya ia berhasil mendapat gelar sarjananya. Bagaimana kisah perjuangan sang mahasiswa asal NTT ini? Simak yuk!

1 dari 5 halaman

Merantau ke Surabaya jadi ART

Yesti Rambu Jola Pati © Diadona

Bukan tanpa sebab, Yesti Rambu Jola Pati, wanita asal NTT yang akhirnya memutuskan merantau ke Surabaya. Yesti, anak ke 5 dari 6 bersaudara itu harus mengubur mimpi melanjutkan pendidikan kuliah karena faktor ekonomi. Di tengah keterbatasan itulah, Yesti mendapat informasi pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di Surabaya.

Ia pun bertekad untuk merantau demi membantu perekonomian keluarga. Ia bekerja di kawasan Nginden Intan Barat, Surabaya dengan gaji yang bervariasi mulai dari Rp1,2 juta hingga Rp1,7 juta. Setelah setahun bekerja, Yesti mendapat dorongan untuk mengenyam pendidikan kuliah dari kakak sepupunya yang berada di Singapura.

2 dari 5 halaman

Memilih kampus di Surabaya

Yesti Rambu Jola Pati © Diadona

Kakak sepupu Yesti menawarkan bantuan biaya perkuliahan, dengan syarat Yesti harus kuliah di Malang atau Yogyakarta dan berhenti dari pekerjaannya di Surabaya. Namun, ibu majikan Yesti menyarankan agar Yesti menjadi wanita mandiri dan tidak bergantung pada keluarganya. Wanita kelahiran 1994 ini akhirnya memutuskan kuliah di Universitas Dr. Soetomo Surabaya, yang terbilang lebih murah dan dekat dengan rumah majikannya.

Di tahun 2014, Yesti mulai belajar di Unitomo dan memilih jurusan Pendidikan Matematika, karena sesuai dengan passion-nya. Dengan bekal modal kuliah Rp2,5 juta saja, ia sempat kebingungan dengan uang pendaftaran kuliah. Beruntung, Yesti dipertemukan dengan orang-orang baik, sehingga ia diperbolehkan untuk mencicil biaya kuliah per bulan.

3 dari 5 halaman

Perjuangan kuliah sambil bekerja

Yesti Rambu Jola Pati © Diadona

Meski sudah mendapat izin kuliah dari sang majikan, perjuangan Yesti untuk kuliah tidaklah mudah. Ia harus mengambil kuliah di pukul 17:00 – 21:00, sementara di pagi harinya ia harus bekerja. Teman-teman Yesti di tempat kerja pun turut membantunya. Tiap pulang malam selepas kuliah, merekalah yang membuka pintu gerbang untuk Yesti.

Yesti mengakui dirinya kelehahan harus membagi waktu kuliah dan kerja, apalagi jika sedang banyak tugas. Sempat menyerah, di tahun 2016 ia keluar dari kampus tanpa kabar dan juga terancam drop out karena limit waktu perkuliahan. Di tahun 2019, Yesti akhirnya memutuskan berkuliah lagi.Tak mudah, ia harus meyakinkan pihak kampus untuk kembali berkuliah dengan syarat wajib lulus di tahun 2021.

4 dari 5 halaman

Akhirnya bisa lulus tepat waktu

Yesti Rambu Jola Pati © Diadona

Beruntung Yesti dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan nilai IPK 3,49. Ia mengucapkan banyak syukur kepada teman-teman dan majikan, yang selalu mau mendengar keluh kesahnya selama berkuliah. Sementara, setelah lulus Yesti berencana kembali ke NTT untuk bekerja sebagai guru Matematika dan mengabdikan ilmunya untuk anak-anak di sana.

Beri Komentar