Istri Meninggal Setelah Melahirkan, Mimpi Rayakan Anniversary Pernikahan Harus Pupus

Reporter : Anif Fathul Amin
Kamis, 17 September 2020 11:03
Istri Meninggal Setelah Melahirkan, Mimpi Rayakan Anniversary Pernikahan Harus Pupus
Kini, sang suami hanya bisa merayakannya dengan sang anak yang sudah berusia 8 bulan.

Tanggal 8 September 2020 lalu seharusnya menjadi hari ulang tahun ke-2 perkawinan pasangan Malaysia, Mohd Izrul Mat Taib dan Norehan Zainal Di tanggal tersebut, Mohd Izrul seharusnya menyambut momen penuh makna itu bersama Norehan dan tanda ikatan cinta penuh makna yaitu putri mereka, Annur Ayesha.

Namun takdir Allah berkata lain. Norehan menghembuskan napas terakhir pada 14 Januari lalu. Norehan meninggal 40 hari setelah melahirkan Ayesha.

1 dari 5 halaman

Hari Perkawinan Dirayakan di Makam Istri

Kisah Suami yang Gagal Rayaka Anniversary Pernikahan karena Istrinya Meninggal © Diadona

Dan di tanggal 8 September lalu, Mohd Izrul mengajak putrinya itu ziarah ke makam Norehan untuk mengungkapkan kerinduanya yang mendalam.

" Hari ini (8 September) ulang tahun perkawinan kita sayang, yang ke dua tahun. Sedih tak dapat menyambutnya bersamamu.

" Tahun lalu kita sambut biasa-biasa saja. Kamu bilang tak apa, tahun depan (2020) kita sambut meriah sedikit sebab sudah ada anak.

2 dari 5 halaman

Ambil Cuti demi Ziarahi Pusara Istri

" Tapi tahun ini kita sambut di sini saja, cuma alam kita berbeda. Kadang hati ini ridha, tapi kadang tidak... aku sangat menyayangimu.

" Sudah lama ingin menjengukmu tapi baru hari ini sempat ambil cuti dan bawa Ayesha berjumpa denganmu sebab hari ini ulang tahun perkawinan kita," demikian sebagian curahan hati Mohd Izrul di Facebook.

Di postingan tersebut, Mohd Izrul juga mengunggah beberapa keping foto bersama Ayesha saat menziarahi pusara istrinya di hari ulang tahun perkawinan mereka.

3 dari 5 halaman

Minta Pulang Kerja Lebih Awal

Kisah Suami yang Gagal Rayaka Anniversary Pernikahan karena Istrinya Meninggal © Diadona

Mohd Izrul kemudian menceritakan bagaimana istrinya meninggal setelah 40 hari melahirkan putri mereka satu-satunya. Kata Mohd Izrul, almarhum istrinya meninggal dunia akibat menderita pembekuan darah pada jantungnya.

" Istri melahirkan anak kami secara normal namun prematur ketika usianya 34 minggu. Dia berpantang seperti biasa. Namun dua minggu sebelum meninggal dunia, dia mengalami pendarahan tapi tak serius.

" Pada tanggal 13 Januari, dia demam. Sebelum itu, dia kirim pesan minta saya pulang kerja lebih awal. Saya tanya apa sakit, dia bilang lagi kangen.

4 dari 5 halaman

Enggan Tidur, Khawatir Tak Bangun Lagi

" Begitu tiba di rumah pada pukul 5.30 petang, terdengar ibu saya menangis sambil memberitahu istri saya tak sadarkan diri," cerita ayah muda berusia 30 tahun ini.

Pria dari Felda Keratong, Pahang, ini mengatakan ketika di rumah sakit, dokter memberitahu keadaan Norehan 50-50, dan perlu diantar ke Rumah Sakit Kuantan untuk tindakan lanjut.

" Ketika itu dia masih sadar dan dengar apa yang dokter bilang. Kemudian dia tanya 'Saya sudah tak ada harapan untuk hidup kah?'. Dia juga ingin melihat Ayesha dan minta keluarga menunggunya di RS Kuantan," kata Mohd Izrul.

Mohd Izrul meminta istrinya itu untuk istirahat dan tidur serta jangan banyak pikiran sebab tekanan darahnya terlalu tinggi. Tapi Norehan enggan tidur, khawatir tak bisa bangun lagi.

" Saya sudah sedih, mau menangis tapi saya tahan. Saya keluar sebentar, beritahu keluarga dan kawan-kawan untuk doakan dia. Sebelum dokter masukkan obat tidur untuk mengantarnya ke RS Kuantan, saya dan dia sempat berbincang-bincang.

5 dari 5 halaman

Percakapan Terakhir

" Saya bilang maafkan semua kesalahan saya, halalkan semua makan minum yang dia buat. Akhirnya dia menghembuskan napas terakhir jam 1 malam ketika tiba di RS Kuantan.

Kisah Suami yang Gagal Rayaka Anniversary Pernikahan karena Istrinya Meninggal © Diadona

" Itulah percakapan terakhir kami... Keinginan untuk melihat Ayesha untuk terakhir kalinya juga tidak kesampaian," kata Mohd Izrul.

Kendati sudah hampir sembilan bulan sejak kepergian Norehan, Mohd Izrul berkata semuanya ibarat baru saja terjadi. Bayangan istrinya masih terbayang-bayang di pelupuk mata.

" Kalau duduk seorang diri, perasaan rindu pada almarhumah langsung muncul. Apalagi pusaranya jauh di Felda Jengka 19, sementara saya menetap di Keratong bersama orangtua.

" Sebab itu saya ambil cuti untuk ziarah pusaranya ketika hari ulang tahun perkawinan kami dengan membawa Ayesha. Terobati sedikit perasaan rindu ini," pungkas Mohd Izrul.

Yang kuat Abang Mohd Izul, sehat terus ya buat bapak dan anaknya!

Beri Komentar