Demi Bisa Mengabdi dan Cukupi Kehidupan, Pria Ini Rela Jadi Guru Honorer dan Pemulung

Reporter : Anif Fathul Amin
Jumat, 9 Oktober 2020 21:03
Demi Bisa Mengabdi dan Cukupi Kehidupan, Pria Ini Rela Jadi Guru Honorer dan Pemulung
Namanya Pak Dwi Haryadi

Kisah inspiratif datang dari seorang guru honorer yang juga berprofesi sebagai pemulung sampah. Bagi Dwi Haryadi, kedua pekerjaan tersebut merupakan bentuk mengabdi bagi orang sekitar.

Sejak masih duduk di bangku kuliah semester 2, Dwi tak pernah malu menjadi seorang pemulung. Semangatnya ialah rasa tulus membantu orang lain. Serta demi mencukupi kebutuhan hidup selama merantau di Malang, Jawa Timur. Sejak menerima gelar sarjana pada 2001, Dwi mengajar di SD Negeri Saptorenggo 3, Kecamatan Pakis.

1 dari 5 halaman

Semangat Bekerja untuk Mengabdi

Kisah Guru Honorer Sambi Pemulung Sampah © Diadona

Setiap selesai salat Shubuh, Dwi Haryadi segera bersiap menuju tempat pembuangan sampah di dekat Velodorm Malang, Jawa Timur. Berkumpul bersama belasan tukang sampah.

Baru kemudian berkeliling ke kampung-kampung sesuai pembagian wilayah. Sekitar satu jam Dwi dan para rekan berjibaku dengan kotoran dan bau tak sedap dari sampah rumah tangga.

" Selain ngajar sih banyak sih pekerjaan saya. Contohnya mulai dari Shubuh bangun tidur, habis salat kemudian jadi tukang sampah. Ngambil sampah di kampung," kata Dwi seperti dikutip dari channel YouTube Aksi Cepat Tanggap.

2 dari 5 halaman

Anak Rantau

Kisah Guru Honorer Sambi Pemulung Sampah © Diadona

Profesi sebagai pemulung sampah sudah dilakoni Dwi sejak masih kuliah di semester 2. Hal tersebut dilakukannya demi bisa melanjutkan pendidikan, serta memenuhi kebutuhan di tanah rantau.

Sejak sekitar tahun 90-an, Dwi merantau dari Probolinggo ke Kota Malang sendirian. Sosok yang tegar dan bersemangat begitu ditunjukkan oleh Dwi. Sembari mengajar bahasa Inggris di tempat lain, tak pernah malu dipandang rendah oleh orang lain.

3 dari 5 halaman

Tetap Jadi Tukang Sampah Sampai Lulus

Kisah Guru Honorer Sambi Pemulung Sampah © Diadona

Alumni salah satu kampus pendidikan ini mengaku betah jadi pemulung, sehingga meneruskan profesi tersebut hingga bergelar sarjana. Sudah sekitar 23 tahun lamanya, Dwi mempertahankan profesi 'tukang sampah' disematkan padanya.

Sebagai bentuk mengabdi pada orang sekitar yang butuh dibersihkan sampahnya. Serta menghargai, proses kerja kerasnya semasa kuliah.

" Karena jadi tukang sampah ini juga saya bisa sampai lulus kuliah, jadinya saya teruskan sampai sekarang," ujar Dwi.

4 dari 5 halaman

Langsung Mengajar Usai Menjual Sampah

Kisah Guru Honorer Sambi Pemulung Sampah © Diadona

Setiap pagi, seusai menjual hasil sampah daur ulang serta menjalankan tugasnya mengantar sampah dari pemukiman ke TPS, Dwi lanjut mengajar. Sejak 2001 dirinya resmi menjadi guru honorer di SD Negeri Saptorenggo 3, Pakis, Malang, Jawa Timur.

Sesuai dengan jurusannya selama kuliah, Dwi mengajar mata pelajaran bahasa Inggris. Namun sebagai seorang guru SD, dia juga dituntut untuk memahami dan mengajarkan pelajaran yang lain.

" Habis itu selesai ambil sampah di kampung. Langsung lanjut ke sekolahan, mengajar," papar Dwi.

Beri Komentar