Pernikahan di Mataku Seperti Neraka, Tapi Pangeran Berkuda itu Nyata

Reporter : Yoga Tri Priyanto
Jumat, 4 Desember 2020 07:37
Pernikahan di Mataku Seperti Neraka, Tapi Pangeran Berkuda itu Nyata
Sebuah kisah penuh inspirasi kali ini datang dari pembaca Diadona, yuk simak...

Hi, Dr. Dona...

Sebelumnya terima kasih sudah mengadakan sesi curhat seperti ini. Aku berharap bisa menjadi pelajaran untuk semuanya.

Perkenalkan, namaku Kiara (bukan nama sebenarnya). Perempuan berusia 27 tahun dengan sejarah asmara yang begitu luar biasa. Aku adalah seorang istri dari pria yang begitu mengesankan, Gerry namanya. Usianya terpaut 2 tahun saja. Dan dia adalah sosok paling berarti di hidupku.

Gerry menjadi pria yang mengangkatku dari lumpur hidup bernama keluarga. Ya, keluargaku kacau. Aku adalah korban broken home. Orang tuaku tidak akur bahkan sudah bercerai. Pernikahan di mataku adalah mimpi buruk. Di otakku tertanam gambaran sebuah pernikahan adalah sebuah bentuk kamuflase dari segala perilaku menyimpang. Perselingkuhan, kekerasan, pertengkaran, dan lain sebagainya. Bukan hanya kekerasan antara mereka, tapi juga aku dan adikku yang kerap menjadi sasaran.

ilustrasi keluarga bertengkar

Bahkan rasa sayangku kepada orang tua nyaris hilang. Jangan berharap ada air mata haru jika ada adegan di sinetron yang memperlihatkan cerita menyentuh di keluarga. Aku muak. Untuk menangisi mereka pun sudah kering rasanya telaga air di mataku. Aku hidup seperti tidak ada pegangan. Uang jajan tak ada, baju juga itu-itu saja. Bukan tidak mampu, tapi lebih ke arah tidak terurus. Kedua orang tuaku saling melempar tanggung jawab. Seakan jika salah satu dari mereka akhirnya memutuskan untuk mengurus aku dan adikku, maka dianggap kalah. Ya, gengsi mereka bahkan melebihi tinggi monas. Mungkin.

1 dari 5 halaman

Bicara pernikahan? Bahkan aku sempat berpikir tidak akan pernah menikah. Pernikahan di benakku seburuk itu. Belantara kehidupan macam ini sudah cukup membuatku menjadi pribadi yang jauh dari kata santun. Aku pun akhirnya juga selingkuh dari pacar-pacarku. Karena hubungan yang aku lihat di depan mataku seperti itu, dan saat itu kuanggap sebuah kelaziman.

Ilustrasi wanita galau © Diadona

Sampai akhirnya aku bertemu Gerry. Anak kuliahan yang supel, tidak begitu tampan, tapi dia punya karakter yang selalu membuat orang lain nyaman di dekatnya. Dia pendengar yang baik. Awalnya aku sama sekali tidak tertarik untuk pacaran dengannya. Alasannya sudah tahu kan?

Tapi Gerry penyabar. Karena nyaman dan aku tidak ingin kehilangan sosok seperti dia, aku menerima cintanya tanpa membalas perasaannya. Dua kali memergoki HPku dichat cowok dia tidak marah. Bahkan ketika aku mengatakan bahwa aku menyukai pria lain, dia tidak marah. Senyum dan perlakuannya makin manis. Aku tahu dia tidak romantis untuk ukuran pacar. Tapi dia selalu punya momen yang seakan membuktikan bahwa dia dapat dipercaya. Dapat diandalkan. Aku bahkan sampai lupa kapan terakhir aku selingkuh. Berkat Gerry, semua berjalan begitu cepat. Tak terasa usia pacaran kami sudah berada di tahun kedua. Ini rekor pacaranku yang terlama. Aku pun heran.

2 dari 5 halaman

Suatu hari dia datang ke rumahku. Menemui ayahku. Mengatakan ingin menikahiku. Aku kaget setengah mati. Aku tidak siap. Bukan dia pria idamanku. Tapi jika aku melepaskan dia, aku merasa kehilangan. Karena hanya dia yang menemaniku selama ini. Penyelamat ketika aku ingin mati mendengar teriakan-teriakan orang tuaku beradu argumen. Entah sudah berapa banyak air mataku yang merembes di bahunya. Aku tidak ingin semua itu hilang. Jujur saja, aku mengiyakan menikah dengan dia dengan setengah hati. Persis saat aku menerima cintanya.

Sebentar...

Cinta? Terdengar lucu bagiku.

Tahun pertama pernikahanku berjalan biasa saja. Ada sedikit pertengkaran sesuai prediksiku. Tapi kenapa tidak separah orang tuaku? Aku heran. Aku pun bertanya.

" Apakah semua pernikahan seperti kita?"

" Nggak dong. Kita yang menjalani. Kita yang menentukan bagaimana kita harus bersikap. Jangan berkaca dari rumah tangga orang lain. Tujuanku menikahimu adalah ingin membuktikan bahwa nggak semua pernikahan itu buruk. Janjiku padamu dulu akan aku penuhi. Anak kita nanti, tidak akan pernah mengalami hal yang sama seperti yang kamu alami. Aku bakal butkiin itu ke kamu."

Ilustrasi Pasangan Bahagia © Diadona

Itu adalah kalimat sederhana. Tapi begitu dalam bagiku. Bagi orang yang selama ini hidup di tengah keluarga yang hancur. Sejak saat itu, aku sangat berterima kasih pada Tuhan. Gerry adalah jawaban dari semuanya. Dia adalah sosok penolong yang mengubahku jadi orang paling bahagia di dunia ini. Mungkin berlebihan, tapi bagi perempuan yang hampir tidak punya masa depan dan tujuan hidup ini terasa melegakan.

3 dari 5 halaman

Kami sekarang memiliki dua orang anak yang lucu. Nyaris kami tidak pernah bertengkar. Sesekali pasti ada, tapi semuanya bisa selesai dalam satu malam. Bagaimana pun caranya. Ego dan amarah itu bisa diredam jika kita selalu melihat dari berbagai sisi. Semua masalah bisa teratasi dengan keterbukaan. Itu yang kami jalani sampai sekarang.

Semoga ceritaku bisa menjadi pelajaran bagi pembaca Diadona. Terima kasih sekali jika sudah berkenan mengupload ceritaku. Semoga redaksi Diadona sehat selalu. Pesanku buat pembaca lainnya, jangan pernah berhenti berharap. Tuhan akan menolongmu. Berdoa dan jalani semuanya dengan ikhlas. Apapun kepercayaanmu, Tuhan tidak akan menelantarkan manusia jika mereka ingat padanya.

Salam dari keluarga kecil kami yang kini sedang berbahagia di sudut Kota Semarang.

4 dari 5 halaman

Halo Kiara,

Dr Dona pertama kali membaca email dari kamu langsung hanyut terbawa alur. Benar-benar kehidupan yang tidak akan semua orang bisa melalui itu dengan kuat. Saya mengakui, kamu adalah sosok yang luar biasa.

Saya sampai tidak tahu harus menulis apa. Kisah hidup dari curahan hati kamu sangat menginspirasi sekali. Saya berharap semua pembaca Diadona dipertemukan dengan jodoh terbaik. Pelajaran yang bisa dipetik dari kisah kamu banyak sekali. Tapi saya akan menyoroti 1 hal penting saja.

Jika kalian sebagai orang tua, jangan pernah menunjukkan perselisihan dengan pasangan di depan anak. Sekecil apapun itu. Coba deh kalian baca artikel ini, sudah dijelaskan dengan gamblang bahaya bertengkar di depan anak. Salah satunya dapat menyebakan depresi. Persis seperti yang dialami oleh Kiara. Beruntung, Kiara adalah sosok yang kuat. Nggak kebayang kalau yang ngalami gak sekuat Kiara tuh mentalnya. Hhmmm...

Terlepas dari itu semua, saya salut pada Kiara. Saya doakan semua kebaikan selalu menaungi keluarga kamu, ya. So, guys! Kisah inspiratif dari Kiara ini bisa kamu ambil hikmahnya ya. Semua masalah selalu ada jalan keluarnya jika kalian sudah berusaha dan berdoa. Tetap semangat menjalani hidup dan jangan lupa cuci tangan untuk kesehatan kamu, ya!

5 dari 5 halaman

Jika kalian memiliki masalah asmara, percintaan, keluarga, dan lain sebagainya silakan kirimkan email ke redaksi@diadona.id. Dokter Dona akan membantu kamu memberikan jawaban dan mungkin bisa menjadi solusi untuk masalah kamu. Rahasia terjamin!

Langsung aja isi form konsultasi di link berikut ini https://bit.ly/dokterdona.

Kami tunggu konsultasi dari kamu, ya!

Beri Komentar