Anak yang Sering Melihat Orang Tua Bertengkar Cenderung Alami Depresi di Sekolah

Reporter : Audila Rima Ndani
Jumat, 17 Juli 2020 07:37
Anak yang Sering Melihat Orang Tua Bertengkar Cenderung Alami Depresi di Sekolah
Jangan bertengkar di depan anak, Moms!

Menjalani kehidupan rumah tangga tentu nggak mudah. Banyak masalah yang harus kita hadapi dan selesaikan dengan pasangan mulai dari yang kecil hingga yang berat sekalipun.

Terkadang emosi tentu terasa sangat sulit untuk kita tahan. Pada akhirnya banyak dari kita yang bertengkar dengan pasangan tanpa memikirkan anak yang mungkin bisa saja melihat pertengkaran kita.

Melihat secara langsung orangtuanya yang sedang beradu argumen tentu nggak baik untuk anak. Bahkan kondisi in bisa menyebabkan anak mengalami depresi di sekolah. Ngeri banget kan?

1 dari 4 halaman

ilustrasi keluarga bertengkar © Diadona

Dilansir dari Parent Map, John Gottman, seorang terapis, penulis, dan pendiri The Gottman Institute, mengungkapkan bahwa orang tua nggak boleh berdebat dalam jangkauan pendengaran anak-anaknya. Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian di Universitas Notre Dame tentang masalah pertengkaran orang tua.

Dari penelitian itu, ditemukan bahwa anak-anak TK yang orangtuanya sering berkelahi di depan mereka ternyata menghadapi masalah depresi, kecemasan, dan perilaku saat mereka berada di kelas tujuh. Menurut John Gottman, orang tua yang berkelahi memberikan efek trauma fisiologis bagi anak-anak mereka.

2 dari 4 halaman

ilustrasi anak menangis © Diadona

Tekanan darah anak bisa meningkat. Bahkan hal ini juga bisa terjadi pada mereka yang masih bayi. Melihat pertengkaran orang lain yang bukan orangtuanya pun tetap memiliki efek negatif pada anak.

Pertengkaran orang tua benar-benar membuat anak mengalami banyak kecemasan. Bahkan hal ini bisa menjadi trauma awal yang dimiliki anak hingga mereka dewasa.

Sementara anak-anak punya cara berpikir ajaib yang membuat mereka merasa bertanggung jawab atas berbagai hal yang terjadi. Meski kedengarannya nggak mungkin, tapi kenyataannya anak memang bisa berpikir bahwa pertengkaran yang dilakukan oleh orangtuanya adalah kesalahan mereka.

3 dari 4 halaman

Ilustrasi Pasangan Bertengkar © Diadona

Banyak orang tua yang merasa bahwa hampir nggak mungkin mereka bisa mencegah sebuah pertengkaran untuk nggak terjadi di depan anak. Pada kondisi ini, bukan berarti kita nggak boleh berdenat dengan pasangan. Yang perlu kita pahami adalah usaha untuk berdebat di luar jangkauan anak-anak.

Jika kita dalam kondisi akan bertengkar, cobalah untuk mengajak pasangan untuk pergi ke tempat yang lebih jauh. Pilih tempat di luar rumah yang nggak bisa dijangkau oleh pendengaran anak-anak.

4 dari 4 halaman

Sementara jika kita sudah terlanjut berdebat di depan anak, ada cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi trauma pada anak. Penelitian di Cummings menunjukkan bahwa anak-anak ingin melihat ciuman dan pelukan yang dilakukan oleh orang tua mereka setelah keduanya berbaikan.

Semakin banyak ciuman dan pelukan yang ditunjukkan maka akan semakin baik. Anak-anak biasanya nggak terlalu memahami penjelasan verbal hingga mereka berusia 11 tahun. Untuk itu ciuman dan pelukan sangat dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja.

Semoga informasi ini bisa membantu kamu ya!

Beri Komentar