© Pexels.com/pixabay
Dating violence adalah tindak kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat pernikahan. Hal ini meliputi kekerasan fisik, emosional, ekonomi, dan pembatasan fisik. Mirisnya lagi, kekerasan ini termasuk dalam ranah kasus yang sering terjadi setelah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), lho.
Menurut survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada 2016 lalu menunjukkan tingkat kekerasan baik secara fisik dan seksual yang dialami perempuan belum menikah yaitu sebesar 42,7 persen. Data Catatan Tahunan Komnas Perempuan tahun 2020 pun mencatat terdapat 1.309 kasus kekerasan pada perempuan dalam pacaran.
Ilustrasi Kekerasan Perempuan © freepik
Mengutip dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Kamis (4/11/2021), terdapat beberapa bentuk kekerasan pada perempuan dalam pacaran. Berikut adalah informasi selengkapnya.
Pertama ada kekerasan fisik yang berupa memukul, menampar, menendang, mendorong, mencengkram dengan keras pada tubuh pasangan dan serangkaian tindakan fisik lainnya. Ada juga kekerasan emosional atau psikologis yang menyerang mental pasangan. Pelaku umumnya melakukan tindakan seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan, dan menjelek-jelekkan.
Jika dari segi ekonomi, tindakan kekerasan dapat berupa meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan hidupnya seperti memanfaatkan atau menguras harta pasangan. Parahnya lagi, ada kekerasan seksual berupa tindakan pasangan seperti memeluk, mencium, meraba hingga memaksa untuk melakukan hubungan seksual dibawah ancaman.
Ilustrasi Pasangan Bertengkar © shutterstock.com/g/Pormezz
Terakhir ada kekerasan pembatasan aktivitas , yaitu perempuan dihantui oleh tindakan pasangan seperti terlalu posesif, terlalu mengekang, sering menaruh curiga, selalu mengatur apapun yang dilakukan, hingga mudah marah dan suka mengancam. Sayangnya lagi, banyak yang tidak menyadari dirinya terjebak perilaku kasar pada perempuan dalam bentuk pembatasan fisik.
Bahkan, kebanyakan dari mereka menilai tindakan tersebut merupakan hal wajar, sekaligus bentuk peduli dan rasa sayang dari pasangan. Well, jika Diazens saat ini ada yang merasakan keluhan seperti di atas, wajib banget untuk berhati-hati dan segera melepas diri dari jerat hubungan toxic ini ya.
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Kaneishia Yusuf Lulus Cumlaude di HI UI, Bukti Karier dan Akademik Bisa Jalan Bareng
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Plan Workout 28 Hari Mengikuti Siklus Hormon Wanita
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak