© 2022 Freepik.com/lifestylememory
Bak seorang yang sedang jatuh cinta, bahkan perilakunya selalu ada buat rekannya. Namun, tak ada status dan tetap bebas. Inilah yang disebut platonic relationship.
Ya, platonic relationship merupakan hubungan di mana seoseorang memiliki ikatan yang cukup kuat namun tidak memiliki ketertarikan seksual. Hubungan ini seringnya hanya berfokus pada teman dekat.
Kadang dianggap hanya berlaku untuk teman lawan jenis, tapi sejatinya juga berlaku berlaku untuk persahabatan sesama jenis.
Salah satu tandanya, adalah satu sama lain memiliki kedekatan. Dalam hal ini bukan berarti seperti seseorang yang tengah berpacaran, namun kedekatan ini terjadi karena kedua individu memiliki kesamaan.
Selayaknya persahabatan, bermula dari kesamaan kesukaan. Seperti, selera musik, pengalaman, dan masih banyak lainnya.
Melansir dari Verywellmind.com, ada beberapa istilah berbeda untuk menggambarkan jenis platonic relationship, apa saja?
Kalau yang satu ini istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan kedekatan antar lelaki. Biasanya dimulai dari hobi yang sama.
Misal saja, ketertarikan dalam olahraga yang sama. Mereka terbiasa menghabiskan waktu bersama untuk itu, lalu timbul kedekatan yang lebih.
Bisa dibilang ini kebalikan dari Bromence. Istilah womance digunakan untuk menggambarkan ikatan emosional tanpa ada ketertarikan seksual antar perempuan.
Sudah hal umum jika perempuan cenderung lebih mudah untuk memiliki teman dekat dibandingkan lelaki. Biasanya, hal ini terjadi karena perempuan lebih membutuhkan teman curhat.
Mereka sering berbagai keluh kesah tentang apapun yang mereka rasakan. Baik itu urusan pekerjaan maupun urusan asmara.
Ungkapan ini sedikit asing ya, work spouse disebut juga pasangan kerja. Lagi-lagi ini bukan berkaitan dengan romansa pacaran.
Istilah ini terkadang digunakan untuk menggambarkan hubungan yang erat non seksual antara rekan kerja. Work spouse terjalin karena adanya kepentingan pekerjaan.
Nah, adanya interaksi yang intens menganai pekerjaan dapat menyebabkan platonic relationship terbangun.
© Diadona
Platonic relationship dinilai penting untuk kesejahteraan psikologis. Penelitian menunjukkan, adanya dukungan sosial sangat penting dalam kesehatan mental.
Sehingga, membangun jaringan yang mencakup keluarga, teman-teman platonik, dan orang-orang terkasih lainnya akan memberikan dampak positif untuk kesehatan secara keseluruhan.
Seorang yang memiliki platonic relationship akan mendaptkan cinta dan dukungan. Hal ini amat bagus untuk kesehatan mental. Bahkan, bentuk dukungan dan cinta ini dinilai dapat menurunkan risiko penyakit, meningkatkan kekebalan, hingga mengurangi risiko depresi dan kecemasan.
Platonic relationship dapat menurunkan stres yang amat mengganggu kesehatn mental dan fisik. Hubungan ini dapat mengatasi sumber dari persoalan stres seseorang.
Tak hanya itu, seseorang yang memiliki platonic relationship yang kuat disinyalir lebih tangguh dalam menghadapi tantangan kehidupan. Entah itu perihal hubungan romantis, masalah keluarga, pekerjaan atau tantangan kesehatan. Orang yang berada di platonic relationship bisa menghadapi itu semua.
Manggung di Acara Nikahan, Ini Deretan Foto Tiara Andini Pakai Dress Bling-bling yang Bikin Salfok
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun
Diskon Shopee Periode April 2024, Banjir Promo dan Voucher Belanja!
Spoiler One Piece 1112: Gorosei Terus Mengamuk di Egghead, Luffy Kewalahan?
Diwawancara Kasus Narkoba Sang Anak, Ekspresi Ibunda Chandrika Chika Malah Dihujat
Adik Via Vallen Dilaporkan Polisi terkait Dugaan Penggelapan Sepeda Motor
El Rumi Sudah Kenalkan Eca Aura ke Ahmad Dhani dan Para Personel Dewa 19, Makin Serius Nih?
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Selamat, Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Perempuan