Dorong Penerapan Keluarga Berencana, Durex Bentuk Kolaborasi dengan BKKBN, IBI, Klikdokter dan KlikKB

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Senin, 14 Februari 2022 13:06
Dorong Penerapan Keluarga Berencana, Durex Bentuk Kolaborasi dengan BKKBN, IBI, Klikdokter dan KlikKB
Dorong Penerapan Keluarga Berencana, Durex Bentuk Kolaborasi dengan BKKBN, IBI, Klikdokter dan KlikKB Melalui Rangkaian Program Edukasi Kepada Pasangan Usia Subur Tentang Peran Kontrasepsi Modern.

  • Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 menyebutkan proporsi dari perempuan menikah yang tidak berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB) kerap meningkat. Hal tersebut diperparah dengan kondisi pandemi yang menurunkan akses masyarakat terhadap alat kontrasepsi yang memunculkan 500.000 angka kelahiran tidak diinginkan (KTD) pada 2021.
  • Risiko yang terjadi akibat kehamilan tidak direncanakan dapat meliputi depresi, gangguan kecemasan, tingkat stres yang tinggi bagi perempuan hamil, stunting, dan bahkan kematian. Kementerian Kesehatan RI mencatat jumlah angka kematian ibu (AKI) meningkat dari 4.197 jiwa (2019) menjadi 4.627 jiwa pada tahun 2020.
  • Reckitt Indonesia, melalui merek Durex, berkolaborasi dengan BKKBN, IBI, dan KlikKB untuk mendorong penerapan Keluarga Berencana (KB) serta menyediakan edukasi kepada pasangan usia subur terkait penggunaan alat kontrasepsi modern, khususnya kondom.

1 dari 4 halaman

Jakarta, 14 Februari 2022– Reckitt Indonesia, melalui merek kontrasepsi global terpercaya, Durex, menyelenggarakan konferensi pers dan talk show bertajuk “ Pentingnya Peran Kontrasepsi Modern untuk Menyukseskan Program Keluarga Berencana dan Meningkatkan Kesehatan Reproduksi” pada hari Senin, 14 Februari, 2022 secara virtual melalui ZOOM. Konferensi pers ini diselenggarakan sebagai awal jalinan kolaborasi yang kuat antara Durex dengan pemangku kepentingan, seperti: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan Klikdokter melalui aplikasi pelayanan program Keluarga Berencana, KlikKB. Kegiatan ini juga ini menyemarakkan Hari Kondom Internasional yang jatuh setiap tanggal 13 Februari.

Webinar Keluarga Berencana Durex © Diadona

Dalam lima tahun terakhir, proporsi perempuan menikah yang tidak berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB) hamper selalu meningkat. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, angka perempuan menikah yang tidak berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana meningkat menjadi 31,2% atau sejumlah 15,37 juta perempuan.[1] Hal ini juga dipengaruhi oleh munculnya pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan menurunnya kapasitas layanan kesehatan reproduksi di berbagai fasilitas kesehatan sehingga membatasi akses masyarakat terhadap alat kontrasepsi selama pandemi.[2] Hal tersebut tentunya memunculkan fenomena Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat, penurunan penggunaan alat kontrasepsi di kalangan masyarakat telah berdampak pada terjadinya 500.000 angka kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada 2021. Tingginya angka KTD dapat mengakibatkan berbagai risiko pada perempuan hamil yang meliputi depresi, gangguan kecemasan, tingkat stes, stunting pada bayi, dan bahkan berkontribusi pada angka kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKI).

2 dari 4 halaman

Oleh karena itu, Durex, berkomitmen menjawab kebutuhan masyarakat akan kebutuhan akses kontrasepsi modern, selama dan setelah pandemi. Durex berkolaborasi dengan BKKBN, IBI, dan Klikdokter untuk melaksanakan serangkaian kegiatan guna menyukseskan program Keluarga Berencana dan meningkatkan kesehatan reproduksi masyarakat, di antaranya melalui  sosialisasi kepada lebih dari 1.000 bidan dan 200 Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi modern, dan pemberian donasi 5.000 produk kontrasepsi modern kepada klinik Praktik Mandiri Bidan (PMB) untuk disalurkan kepada PUSdi sejumlah provinsi, seperti: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Berkaitan dengan penerapan program Keluarga Berencana, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) mengungkapkan bahwa selain mampu menekan angka kehamilan tidak diinginkan (KTD), angka Kematian Ibu (AKI) dan juga angka kematian bayi (AKB), perencanaan keluarga melalui penggunaan kontrasepsi modern juga sangat penting dalam mencegah stunting bagi penerus bangsa. “ Setiap kehamilan harus direncanakan dengan baik dan matang. Kehamilan yang tidak dipersiapkan dengan baik beresiko tinggi terhadap berkontribusinya angka stunting, karena kurangnya asupan gizi dan nutrisi pada ibu hamil dan terlalu dekatnya jarak antar kehamilan. Saat ini, prevalensi stunting pada bayi lahir sudah mencapai angka 23%. Oleh karena itu, pasangan usia subur diharapkan mendapatkan informasi dan sosialisasi yang cukup akan manfaat dan pentingnya penggunaan KB. Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan program edukasi masyarakat yang inovatif melalui penggunaan aplikasi KlikKB.” Ia menambahkan penggunaan kontrasepsi modern harus didorong oleh kedua pihak, pria dan wanita.

Menyampaikan sambutannya, Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes mengungkapkan, “ Pandemi telah berpengaruh signifikan pada menurunnya penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat, hal ini dapat dilihat meningkatnya angka kehamilan dan kelahiran. Selain itu, hal ini juga memunculkan tantangan baru bagi rekan-rekan bidan di seluruh Indonesia dalam hal menyediakan informasi dan penyuluhan yang mumpuni tentang pentingnya keluarga berencana bagi para pasangan usia subur. Oleh karena itu, kami dengan para pemangku kepentingan lainnya akan terus mendorong penerapan program Keluarga Berencana" ungkapnya. Lebih lanjut, Dr. Emi menambahkan, “ Dalam hal ini, kondom dapat menjadi opsi alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh pasangan usia subur,”

3 dari 4 halaman

Webinar Keluarga Berencana Durex © Diadona

Berbicara tentang perencanaan keluarga dari segi psikologis, Inez Kristanti, M.Psi, dalam sesi talk show menjelaskan, “ Setiap pasangan perlu mempersiapkan dengan matang kerkait perencanaan keluarga. Misalnya, apakah ingin memiliki anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, kapan, bagaimana persiapan psikologis dan finansial sebagai orang tua, serta bagaimana menyikapi jika tidak terjadi sesuai yang diharapkan. Di sini kemampuan komunikasi dan kerjasama di dalam hubungan sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Donny Wahyudi, Head of External Communications and Community Affairs Reckitt Indonesia mengungkapkan, " Selama kondisi pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun lebih, tentunya terdapat sejumlah tantangan dan implikasi negatif pada sektor kesehatan, salah satunya adalah fenomena kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Sebagai perusahaan yang terus berusaha menghadirkan askes kebersihan, kesehatan dan nutrisi berkualitas bagi masyarakat, Reckitt, melalui merek kotrasepsi global terdepan, Durex, ingin hadir untuk mendukung akses kesehatan berkualitas di masyarakat. Kami berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan terkait, seperti BKKBN, IBI, Klikdokter dan KlikKB untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada perencanaan keluarga, khususnya terkait partisipasi pasangan usia subur dalam program Keluarga Berencana dan menyediakan produk kami pada sejumlah provinsi lintas Indonesia. Melalui acara ini, kami ingin mendorong masyarakat Indonesia, khususnya pasangan usia subur, untuk secara proaktif menekan angka kehamilan, angka kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dan masalah-masalah kesehatan reproduksi lainnya yang tidak diinginkan,” ujarnya.

 

4 dari 4 halaman
Beri Komentar