Mengenal Sunat Perempuan dari Sisi Medis dan Dampaknya untuk Kesehatan Reproduksi

Reporter : Mila I
Senin, 14 Februari 2022 07:57
Mengenal Sunat Perempuan dari Sisi Medis dan Dampaknya untuk Kesehatan Reproduksi
Sunat perempuan ternyata sangat berbahaya.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sunat perempuan didefinisikan sebagai pengangkatan sebagian atau keseluruhan alat kelamin perempuan bagian luar untuk alasan nonmedis. Diketahui, setidaknya ada 30 negara yang menjalankan praktik ini, terutama di Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Tak terkecuali Indonesia.

Praktik ini dilakukan mulai bayi hingga usia 15 tahun. Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), setiap tahunnya lebih dari 4 juta anak perempuan di seluruh dunia terpaksa menjalani praktik ini. Sunat perempuan dilakukan dengan dalih sudah menjadi budaya turun-temurun, sehingga sulit diberantas.

1 dari 6 halaman

Dampak Jangka Pendek dan Panjang

Bahaya Sunat Perempuan © Diadona

Menurut WHO, sunat perempuan merusak jaringan genital yang sehat dan normal serta mengganggu fungsi alami tubuh perempuan. Komplikasi jangka pendeknya antara lain:

  • Pendarahan yang berlebihan.
  • Pembengkakan jaringan genital.
  • Demam.
  • Masalah kencing.
  • Masalah penyembuhan luka.
  • Infeksi, contohnya tetanus.
  • Cedera pada jaringan genital di sekitarnya.
  • Kematian.

2 dari 6 halaman

Sementara, komplikasi jangka panjangnya berupa:

  • Masalah kemih, seperti buang air kecil yang menyakitkan atau infeksi saluran kemih (ISK).
  • Masalah vagina, seperti gatal, keputihan, dan vaginosis bakterialis.
  • Masalah menstruasi, seperti nyeri haid atau kesulitan mengeluarkan darah haid.
  • Masalah seksual, seperti penurunan kepuasan dan nyeri saat berhubungan badan.
  • Timbul jaringan parut dan keloid.
  • Peningkatan risiko komplikasi persalinan, seperti perdarahan berlebihan, persalinan sulit, memerlukan operasi caesar, dan kematian bayi baru lahir.
  • Masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, harga diri rendah, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

 

3 dari 6 halaman

Tipe Sunat Perempuan

Tipe Sunat Perempuan © Diadona

Sunat perempuan sering dilakukan oleh pemotong tradisional atau dukun yang tidak punya sertifikasi medis. Mengutip WHO, sunat perempuan diklasifikasikan menjadi empat jenis utama, yaitu:

  1. Klitoridektomi: pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar klitoris atau lipatan kulit yang mengelilingi kelenjar klitoris.

  2. Eksisi: pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar klitoris dan labia minora (lipatan bagian dalam vulva), dengan atau tanpa pengangkatan labia mayora (dua lipatan besar di luar vagina).

  3. Infibulasi: penyempitan lubang vagina dengan membuat segel penutup dengan cara memotong dan menjahit. Prosedur ini dilakukan dengan atau tanpa melepas klitoris.
  4. Semua prosedur berbahaya pada alat kelamin perempuan untuk tujuan non-medis, seperti memotong, menggores, membakar, hingga menindik (piercing).

4 dari 6 halaman

Terbukti Bahaya tapi Tetap Dilakukan

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sunat perempuan sulit diberantas. Secara garis besar, ada peran sosial, budaya, serta tekanan dari keluarga dan masyarakat untuk melanggengkan tradisi ini. Berikut ini beberapa di antaranya: 

  • Sunat perempuan terkadang bertujuan untuk memastikan keperawanan pranikah dan kesetiaan dalam pernikahan, yang dianggap sebagai perilaku seksual yang dapat diterima.
  • Dianggap sebagai bagian penting dari membesarkan anak perempuan.
  • Sebagai cara untuk mempersiapkannya untuk menuju dewasa.
  • Dikaitkan dengan budaya feminitas dan kesopanan yang menunjukkan sifat perempuan. Mencakup gagasan bahwa anak perempuan menjadi " bersih" setelah menghilangkan bagian tubuh yang dianggap najis atau sumber dosa.
  • Terkadang dianggap sebagai norma sosial, sehingga terdapat tekanan untuk menyesuaikan diri dengan apa yang orang lain lakukan. Motivasi lainnya adalah ingin diterima secara sosial dan takut ditolak oleh masyarakat jika tidak melakukannya.
  • Ada sebagian pemuka agama yang mempromosikan praktik ini kepada pengikutnya.
  • Terkadang dianggap sebagai budaya, sehingga dipertahankan dan terus dilestarikan.
  • Di beberapa daerah, otoritas lokal seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, dan bahkan beberapa tenaga medis mungkin berkontribusi untuk menegakkan praktik sunat perempuan.

5 dari 6 halaman

Upaya untuk Menghentikan Sunat Perempuan

Upaya Menghentikan Praktik Sunat Perempuan © Diadona

Beberapa organisasi internasional sudah melakukan tindakan untuk menghentikan sunat perempuan. Seperti World Health Assembly yang mengeluarkan resolusi tentang penghapusan female genital mutilation (FGM).

Kita juga bisa melakukan sesuatu, seperti:

  • Mengubah pola pikir orang sekitar dengan dukungan generasi yang lebih tua (yang cenderung lebih disegani dan dihormati).
  • Mengedukasi anak perempuan tentang hak akan tubuhnya sendiri.
  • Memutus mata rantai praktik sunat perempuan setidaknya dalam keluarga sendiri.
  • Mengedukasi lewat platform digital seperti media sosial atau blog.
  • Berdiskusi dengan orang lain untuk saling bertukar perspektif.

Beri Komentar