Pahami Bahaya Sering Bikin Janji dan Ancaman Kosong pada Anak

Reporter : Audila Rima Ndani
Kamis, 10 September 2020 07:37
Pahami Bahaya Sering Bikin Janji dan Ancaman Kosong pada Anak
Siapa sih yang mau dikasih janji kosong? Anak juga begitu lho, Moms!

Janji dan ancaman kosong merupakan dua hal yang sering dilakukan orang tua. Tanpa kita sadari, kita menjadikan dua hal tersebut sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah dengan anak secara terus menerus.

Padahal kenyataannya hal ini nggak baik lho, Moms! Dilansir dari Fatherly, sebuah penelitian menunjukkan bahwa pernyataan tersebut bisa menghilangkan rasa percaya antara anak dan orang tua.

Michele Borba, seorang psikolog dan penulis, mengungkapkan bahwa setiap orang tua mengeluarkan kata-kata maka sudah seharusnya mereka bertanggung jawab atas hal itu. Anak-anak sangat pintar dan mereka bisa merasakan dan mengetahui apakah orangtuanya sedang membuat janji palsu atau tidak.

1 dari 4 halaman

Ilustrasi Ibu dan Anak © Diadona

Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak kecil sangat bisa menepati janji. Mereka berharap orang lain juga bisa melakukan hal yang sama.

Anak-anak juga mengambil kemampuan itu dari perilaku orang dewasa. Sebuah penelitian di Universitas Rochester menunjukkan bahwa punya interaksi yang bisa dipercaya dengan orang dewasa dapat memengaruhi perilaku anak di masa depan.

2 dari 4 halaman

Saat orang tua mengingkari janji, hal itu bisa membuat anak percaya bahwa tindakan tersebut bisa diterima oleh orang lain. Jika kita ingin anak kita bisa dipercaya, maka kita sebagai orang tua harus menjadi sosok yang bisa mereka percaya.

Sementara ancaman kosong juga punya konsekuensi yang lebih dalam pada anak. Saat orang tua menggunakan ancaman kosong sepanjang waktu, mereka merusak pemahaman anak tentang aturan dan konsekuensi.

3 dari 4 halaman

ilustrasi ibu dan anak © Diadona

Anak bisa saja berpikir bahwa aturan sebenarnya bisa ditaati atau nggak ditaati tergantung pada situasinya. Lebih jauh, hal ini juga bisa membuat anak kesulitan mengendalikan diri.

Alih-alih menggunakan janji dan ancaman kosong, ada baiknya kita menggunakan cara lain saat menghadapi anak yang rewel atau nakal. Salah satunya, kita bisa mengambil langkah awal sebelum anak mulai melakukan tindakan yang buruk.

4 dari 4 halaman

Menurut Michele Borba, anak-anak diperkirakan bisa melakukan empat perilaku buruk yaitu saat lapar, bosan, lelah, atau membutuhkan perhatian. Sebelum hal itu terjadi, kita bisa mengambil langkah untuk mengantisipasinya untuk menghindari ledakan kemarahan.

Cara ini juga bisa membantu orang tua mengurangi stres. Anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat dalam diri orang tua, makanya kita harus memperlihatkan perilaku baik di depan anak.

Semoga informasi ini bisa membantu ya!

Beri Komentar