Panutan, Deretan Selebriti Tanah Air Ini Aktif Dukung dan Perjuangkan Emansipasi Perempuan

Reporter : Hevy Zil Umami
Rabu, 21 April 2021 22:38
Panutan, Deretan Selebriti Tanah Air Ini Aktif Dukung dan Perjuangkan Emansipasi Perempuan
Masalah perempuan kembali diangkat ke permukaan. Tak pelak, hal ini akan membuat kita kembali teringat akan sosok Kartini.

Tanpa perjuangan Kartini, mungkin hak-hak perempuan akan terabaikan. Dalam berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, politik, bahkan pemikiran yang paling sederhana.

Kartini dikenal sebagai perempuan yang tangguh karena berani mengungkapkan pemikirannya yang dianggap brutal saat itu. Berkat sosok emansipasi asal Jepara inilah, perempuan Indonesia bisa menikmati banyak manfaat saat ini.

Meski meninggal pada tahun 1904, semangat Kartini tidak pernah padam. Mengalir melalui Kartini yang lahir di setiap generasi. Para tokoh perempuan berikut ini menyadari bahwa permasalahan perempuan di Indonesia cukup kompleks. Itulah dasar bagi mereka untuk melakukan intervensi dengan cara mereka sendiri. Ayo lihat perjuangan perempuan Indonesia yang dikenal akti menyuarakan emansipasi, berikut ini.

1 dari 7 halaman

Mooryati Soedibyo

Potret Perempuan Indonesia yang Perjuangkan Emansipasi © Diadona

Terlahir sebagai keturunan bangsawan tak lantas membuat Mooryati Soedibyo berpikir seperti perempuan Jawa di sekitarnya. Ia berjuang untuk mempertahankan idealismenya, melawan paradigma masyarakat tentang bagaimana seharusnya perempuan Jawa. Untungnya, keluarganya mendukung. Mooryati terus termotivasi untuk terus belajar. Bahkan, saat sudah memiliki tujuh orang anak, ia masih semangat untuk menempuh pendidikan doktoral di Universitas Indonesia.

2 dari 7 halaman

Djenar Maesa Ayu

Potret Perempuan Indonesia yang Perjuangkan Emansipasi © Diadona

Kerap kontroversial saat karyanya terbit, Djenar Maesa Ayu dianggap sebagai salah satu sastrawan pemberani. Ia tidak ragu untuk menulis dengan bahasa yang jujur ??dan vulgar. Dari setiap karya yang ia tulis, Djenar sebenarnya ingin menyuarakan permasalahan yang dialami perempuan, terutama soal seks. Hal ini didukung oleh pengetahuannya tentang seks yang ia miliki sejak dini. Pemikiran keluarganya sangat terbuka, sehingga pemahaman ini sudah didapatnya sejak kecil. Meskipun orang tuanya memilih untuk berpisah, dia tidak pernah merasa kehilangan esensi sebuah keluarga.

3 dari 7 halaman

Ayu Utami

Potret Perempuan Indonesia yang Perjuangkan Emansipasi © Diadona

Diprotes pada masa Orde Baru, Ayu Utami kehilangan pekerjaan sebagai jurnalis saat terjadi pemberontakan. Ia mengatakan bahwa saat itu pemerintah menjadi otoriter. Pers dibungkam, mereka tidak diperbolehkan menulis dengan benar. Faktanya, banyak rekannya yang dipenjara. Tidak ingin berdiam diri terlalu lama, dia mencari cara lain.

" Sastra menjadi alternatif penyampaian kebenaran saat itu. Fiksi dianggap menjadi jalur lain untuk menyampaikan informasi," tuturnya.

Lewat novel 'Saman' yang terbit tahun 1998, nama Ayu Utami mulai dikenal.

4 dari 7 halaman

Putri Kuswisnuwardhani

Potret Perempuan Indonesia yang Perjuangkan Emansipasi © Diadona

Meski menjadi salah satu ahli waris pemilik PT Mustika Ratu, Mooryati tak ingin anaknya langsung menikmati apa yang dibangunnya. Terlibat dalam bisnis keluarga, ternyata Putri Kuswisnuwardhani mengawali karirnya sebagai management trainee, melalui swa.co.id ia mulai bercerita tentang perjalanan karirnya. Layaknya karyawan baru, perempuan berusia 59 tahun ini menceritakan aktivitasnya dengan melakukan perjalanan ke setiap departemen untuk memahami seluk beluk perusahaan.

5 dari 7 halaman

Sri Mulyani

Potret Perempuan Indonesia yang Perjuangkan Emansipasi © Diadona

Tidak hanya di Indonesia, Sri Mulyani juga dikenal di dunia internasional. Kepiawaiannya di bidang ekonomi berhasil menjadikannya sebagai sosok perempuan dan Indonesia pertama yang menjadi Managing Director Bank Dunia. Oktober lalu, bertempat di Bali, dia menghadiri pertemuan tahunan itu " International Monetary Fund (IMF) dan World Bank" . Mendapat kesempatan menjadi pembicara pada Seminar Empowering Women in the Workplace, ia menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ia juga menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, partisipasi tenaga kerja perempuan perlu ditambah.

6 dari 7 halaman

Hannah Al Rashid

Hannah Al Rashid © Diadona

Pindah ke Indonesia karena keinginannya untuk bekerja di United Nations Development Programme (UNDP), Hannah Al Rashid justru beruntung di dunia entertainment. Tumbuh di Inggris, dia tidak menyangka kasus pelecehan seksual di Indonesia cukup memprihatinkan. Tak hanya lewat pemberitaan, kejadian itu juga ia alami sendiri saat pertama kali pindah ke Indonesia. Kasus pelecehan ini terjadi tidak hanya secara verbal, tapi juga non verbal. Sayangnya, masyarakat Indonesia masih menganggap isu ini tabu jika diungkap.

Selain aktif di dunia entertainment, Hannah juga mendukung kampanye tentang perempuan. Belum lama ini, ia juga menyuarakan permasalahan Agni melalui akun Instagram pribadinya. Ia berharap masyarakat bisa menunjukkan empati. Salah satunya dengan mempercayai perkataan korban, bukan menyalahkan.

7 dari 7 halaman

Dian Sastrowardoyo

Dian Sastro © Diadona

Siapa yang tidak kenal perempuan satu ini? Diketahui lewat peran Cinta dalam film " Ada Apa dengan Cinta" tahun 2002, Dian Sastrowardoyo adalah salah satu artis yang menjunjung tinggi hak-hak perempuan. Meskipun sekarang perbedaan tersebut tampaknya tidak cukup signifikan dengan mata telanjang, perbedaannya lebih ditekankan pada pemikiran. Dian yang menjunjung tinggi makna demokrasi berharap setiap perempuan bisa mendapatkan " kebebasan" yang seharusnya.

Secara garis besar, makna emansipasi yang diperjuangkan oleh tokoh perempuan adalah hak bersuara. Bukan malah hening atas kejujuran yang harusnya diungkapkan. Juga bukan pengambil kekuasaan dalam suatu hubungan. Karena pria dan perempuan diciptakan untuk saling melengkapi. Menurut Diazens, emansipasi itu seperti apa sih?

Beri Komentar