Demi Menenangkan 8 Anaknya, Ibu Ini Harus Memasak Batu karena Tak Punya Bahan Makanan

Reporter : Arif Mashudi
Rabu, 6 Mei 2020 13:57
Demi Menenangkan 8 Anaknya, Ibu Ini Harus Memasak Batu karena Tak Punya Bahan Makanan
Mereka tahu bahwa ibunya berbohong. Namun, di sisi lain Kitsao tidak bisa berbuat apapun.

Kisah menguras air mata kali ini datang dari Kenya, sebuah negara di Afrika Timur. KIsah ini datang dari sebuah kelaurga kecil di negara tersebut yang bisa dibilang sangat tidak mampu. Pasalnya bahan makanan saja mereka tidak punya.

Namanya adalah Bahati Kitsao, seorang janda dengan 8 anak. Ia harus berpura-pura memasak dengan merebus batu agar anak-anaknya tenang. Mereka semua merengek kelaparan.

1 dari 3 halaman

Dilansir dari laman bbc.com, Ibu dari 8 anak sudah tidak mampu lagi membeli bahan makanan untuk keluarganya. Adanya pembatasan keluar rumah karena virus corona membuat dia kehilangan pekerjaanya sebagai tukang cuci pakaian.

Beruntung, tetangga Kitsao yang bernama Prisca Momanyi melihat apa yang dialami oleh ibu dengan 8 anak tersebut. Ia mendokumentasikan kondisi hidup Kitsao hingga menjadi perhatian banyak media.

Ibu Ini Harus Memasak Batu karena Tak Punya Bahan Makanan © Diadona

2 dari 3 halaman

Hingga akhirnya ibu dengan 8 anak tersebut diundang di sebuah stasiun televisi di Kenya. Kisahnya banyak menyedot perhatian sekaligus sumabangan.

Momanyi jugalah yang membukakan rekening untuk Kitsao. Pasalnya Kitaso tidak bisa membaca atau buta huruf.

Ibu dengan 8 anak yang tinggal di di rumah dengan hanya dua kamar tidur tanpa aliran listrik dan air itu merasa menemukan sebuah keajaiban. Ia merasa bantuan yang ia terima adalah sebuah keajaiban.

Ibu Ini Harus Memasak Batu karena Tak Punya Bahan Makanan © Diadona

3 dari 3 halaman

Perihal memasak batu, ternyata ia mengaku bahwa anak-anaknya mengetahui hal tersebut. Mereka tahu bahwa ibunya berbohong. Namun, di sisi lain Kitsao tidak bisa berbuat apapun.

Dengan munculnya kisah Kitsao di TV, banyak tetangga Kitsao yang memiliki kondisi hidup serupa juga mendapatkan bantuan. Dan lagi, mereka menganggap bahwa semua itu adalah keajaiban di tengah kesulitan.

Beri Komentar