Tato Wajah, Standar Kecantikan Perempuan Suku Chin Myanmar yang Mulai Punah

Reporter : Nasa
Jumat, 24 Juli 2020 09:09
Tato Wajah, Standar Kecantikan Perempuan Suku Chin Myanmar yang Mulai Punah
Menariknya, tato di wajah ini juga digunakan untuk melindungi diri.

Suku Chin di Myanmar memiliki tradisi unik yang sangat berbeda dengan pandangan masyarakat umum di berbagai belahan dunia. Para perempuan di sana, memiliki tradisi mentato kulit tubuh mereka. Termasuk di bagian wajah sekalipun.

Tradisi anti mainstream itu sudah berlaku selama beberapa generasi. Tak sedikit perempuan yang sudah mulai berumur, terlihat memiliki tato yang mulai memudar di hampir sekujur tubuhnya. Konon, tradisi tato itu muncul untuk melindungi diri mereka.

1 dari 4 halaman

tato wajah suku chin myanmar © Diadona

2 dari 4 halaman

Tato Untuk Lindungi Diri

Menurut info dari laman Exotic Voyages, dahulu kala para perempuan muda suku Chin sering diculik oleh para pria bangsawan atau yang berasal dari kerajaan, untuk dinikahi secara sepihak. Bahkan pihak keluarga perempuan biasanya sama sekali tak dimintai izin.

Kala itu,keluarga para perempuan yang diculik merasa sangat sedih dan patah hati. Untuk menghalau hal semacam itu, perempuan-perempuan suku Chin memulai tradisi tato di wajah dan bagian tubuh lain. Tujuannya tentu agar mereka tidak menarik perhatian para pria bangsawan dan kerajaan.

Sehingga mereka bisa tetap bersama dengan keluarga dan membina rumah tangga dengan sosok yang mereka pilih sendiri. Namun sayangnya tradisi tato wajah bagi perempuan Chin ini sudah mulai punah.

3 dari 4 halaman

tato wajah suku Chin Myanmar © Diadona

4 dari 4 halaman

Perempuan Muda Suku Chin Tak Mau Tato Wajah

Seiring berjalannya waktu, tradisi tato wajah suku Chin ternyata mulai ditinggalkan. Para perempuan muda menolak melanjutkan tradisi nenek moyang mereka. Belum lagi juga ada kabar bahwa otoritas setempat juga sudah melarang praktik tradisi ini.

Dulunya, tradisi tato wajah biasanya dimulai ketika anak perempuan memasuki usia 7 hingga tahun. Kemudian ketika beranjak dewasa, mereka juga bisa menambahkan tato di bagian lain tubuh mereka.

Suku Chin sendiri menempati kawasan terpencil di sekat perbatasan Myanmar dan Bangladesh. Jika kamu berkunjung ke sana, mungkin kamu masih bisa menemui para perempuan berusia paruh baya dengan tato di wajah mereka.

Beda sekali ya sama stereotip tato di masyarakat zaman sekarang. Tato bagi perempuan suku Chin justru digunakan sebagai cara untuk melindungi diri. Gimana nih menurut kamu?

Beri Komentar