Tips Pilih Investasi di Era Suku Bunga Acuan Rendah

Reporter : Hevy Zil Umami
Selasa, 23 Maret 2021 06:45
Tips Pilih Investasi di Era Suku Bunga Acuan Rendah
Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) telah mengumumkan untuk menahan suku bunga acuannya di level 0-0,25 persen. Kebijakan suku bunga rendah tersebut diambil untuk mendukung pemulihan ekonomi AS

Menyusul pengumuman tersebut, imbal hasil (obligasi) AS bertenor 10 tahun melonjak 1,7 persen, level tertinggi dalam 14 bulan.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga di level 3,50 persen. Hal tersebut dimaksudkan untuk memicu pertumbuhan inflasi yang saat ini berada di bawah rata-rata.

1 dari 3 halaman

Investasi adalah © Diadona

Sejalan dengan tren penurunan suku bunga ini, apa sajakah instrumen investasi yang menarik di tengah suku bunga rendah saat ini?

Jagartha Advisors Director & Chief Investment Officer, Erik Argasetya mengatakan, alokasi investasi tetap harus disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.

“ Imbal hasil (yield) obligasi yang sudah naik saat ini cukup menarik bagi investor yang menginginkan potensi return yang lebih pasti,” ujarnya seperti dikutip dari Liputan6.com, Selasa (23/3/2021).

2 dari 3 halaman

Modal Minimum

Investasi adalah © Diadona

Sementara itu, prospek saham-saham dengan kondisi makroekonomi yang mengarah ke pemulihan juga dapat memberikan potensi pertumbuhan dan dividen yang baik ke depannya.

Namun, bagi kamu yang memiliki modal minim atau terbatas, Erik menyarankan untuk memilih produk reksa dana.

" Jika dana yang diinvestasikan terbatas, maka produk reksa dana dapat memberikan diversifikasi yang baik terhadap berbagai kelas aset yang berbeda dikelola secara profesional oleh manajer investasi,” kata Erik.

3 dari 3 halaman

Ilustrasi investasi © Diadona

Di sisi lain, Head of Research Panin Sekuritas, Nico Laurens, mengatakan kebijakan bank sentral berdampak netral, dan masih positif untuk beberapa sektor.

" Dampaknya neutral, masih positive buat properti, otomotif sama company-company dengan debt tinggi seperti konstruksi,” kata dia.

Beri Komentar