Terkendala Masalah Utang, Begini Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga di Kala Pandemi

Reporter : Firstyo M.D.
Senin, 26 Juli 2021 19:40
Terkendala Masalah Utang, Begini Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga di Kala Pandemi
Tips agar dapat bertahan di masa-masa sulit.

Pandemi Covid-19 yang menyebar ke seluruh penjuru dunia masih terus berusaha dientaskan oleh pemerintah Indonesia. Tak hanya berpengaruh pada kondisi kesehatan, yang menyebabkan kematian lebih dari 70.000 orang di Indonesia, wabah yang disebabkan oleh virus corona ini juga berdampak pada kondisi ekonomi.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa mobilitas yang terbatas akibat antisipasi Covid-19 membuat banyak aktivitas ekonomi jadi terpengaruh. Beberapa perusahaan melakukan perampingan jumlah pegawai. Usaha-usaha kecil pun bergantian gulung tikar.

Dampak ekonomi dari Covid-19 ini sangat terasa, bahkan di tataran rumah tangga sekalipun. Lantas, bagaimana strategi terbaik untuk menghadapinya?

1 dari 5 halaman

Transparansi Keuangan

Penasihat untuk Wealth and Asset Management Indonesia (WAM Indonesia), Legowo Kusumonegoro mengatakan, keterbukaan keuangan menjadi semakin penting di tengah pandemi yang semakin mengganas.

Dalam rumah tangga, terkadang suami dan istri tidak bicara secara terbuka soal keuangan. Ada rahasia keuangan yang disimpan dari pasangan. Terkadang suami atau istri memilih untuk bercerita ke saudara atau teman dekat.

Tidak transparannya pengelolaan harta dan utang dapat semakin diperburuk dengan pengambilan utang yang tidak perlu persetujuan pasangan, misalnya kredit tanpa agunan (KTA), pinjaman online (pinjol), atau utang kartu kredit. Di masa pandemi yang mengganas, sikap tertutup dalam hal keuangan rumah tangga akan membawa dampak serius ketika salah satu pihak meninggal dunia.

" Setiap rumah tangga sebaiknya siap mengantisipasi keadaan yang terburuk di tengah pandemi," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/7).

2 dari 5 halaman

Beban Utang Tanggungan Bersama

Ilustrasi keuangan dalam rumah tangga © Diadona

Walau terasa berat di awal karena tidak terbiasa, namun suami istri harus mulai terbuka dan jangan menyimpan sendiri rahasia keuangan keluarga. Penting sekali untuk meminta izin pasangan sebelum mengambil utang baru karena pada banyak kasus, beban utang akan diwariskan ke pasangan yang masih hidup.

Jika ada tanggungan utang lama, buat catatan yang berisi daftar nama pemberi utang, jumlah cicilan beserta tanggal jatuh temponya. Tunjukkan catatan ini ke pasangan dan diskusikan.

" Beban utang ini adalah tanggungan bersama, pasangan dan mungkin anak-anak harus tahu, dan jika perlu melakukan penyesuaian gaya hidup agar beban utang tersebut bisa segera dilunasi tanpa perlu ada tambahan utang baru," jelasnya.

3 dari 5 halaman

Kemudahan Akses Harta

Demikian pula halnya dengan harta. Buat catatan dan kumpulkan beragam dokumen yang menjadi bukti kepemilikan aset rumah tangga.

Seluruh bukti kepemilikan investasi di reksa dana/saham/obligasi, polis asuransi, buku tabungan, sertifikat deposito, sertifikat rumah/tanah, bukti kepemilikan kendaraan, emas, crypto currency, dan lain sebagainya sebaiknya disimpan dalam satu folder khusus. Catatan PIN untuk ATM, mobile banking, e-mail, hand phone, online platform investasi, safe deposit box, dan lain sebagainya milik suami dan istri sebaiknya disimpan secara khusus dan diketahui tempat penyimpanannya oleh masing-masing pihak.

" Jangan sampai harta yang sudah disimpan tidak bisa diakses oleh pasangan dan anak jika diperlukan karena dirahasiakan sendiri."

4 dari 5 halaman

Kesetaraan Peran Istri dan Suami

Ilustrasi uang rupiah © Diadona

Catatan keuangan berupa pemasukan dan pengeluaran rutin menjadi makin penting di saat pandemi yang semakin mengganas. Di saat seperti ini, baik suami maupun istri harus tahu cara mengelola keuangan rumah tangga.

Suami/istri yang lebih paham dan biasa mengelola keuangan rumah tangga harus mau membantu pasangannya untuk mengejar ketinggalannya, agar keduanya bisa mengelola keuangan rumah tangga dengan baik. Peran suami dan istri harus disejajarkan, agar siap dan bisa mengelola keuangan jika salah satu pihak harus menjalani perawatan intensif atau meninggal dunia.

" Berbagai risiko ini harus dibahas bersama, jangan malah dihindari dengan alasan tabu, termasuk diskusi mengenai alternatif mata pencaharian baru jika kehilangan pencari nafkah," tegasnya.

5 dari 5 halaman

Tidak butuh waktu lama untuk melakukan pendataan beban utang dan harta rumah tangga, tetapi dibutuhkan niat untuk mulai terbuka tentang masalah keuangan dengan pasangan dan anak-anak. Keterbukaan ini akan membawa manfaat terutama di saat darurat seperti di tengah pandemi yang mengganas.

Semoga tips di atas bisa membantu kita dalam menghadapi situasi yang tidak mudah ini ya, Diazens!

 

Reporter: Harwanto Bimo Pratomo

Sumber: Merdeka.com

Baca Juga:

Beri Komentar