© Freepik.com/jcomp
Hoaks merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kabar palsu yang beredar di masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, hoaks juga semakin mudah tersebar melalui media sosial hingga aplikasi pesan.
Sayangnya hingga saat ini masyarakat juga masih dengan mudah percaya dengan haoks yang beredar. Padahal hal ini justru bahaya jika dibiarkan karena berita palsu bisa membuat orang percaya dengan sesuatu yang nggak berdasar dan belum tentu benar.
Meski sudah banyak upaya yang dilakukan untuk memberantas hoaks, namun nyatanya masih banyak masyarakat yang terperangkap dalam hal itu. Dilansir dari Instagram @jabarsaberhoaks yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, berikut beberapa alasan yang membuat banyak orang masih mudah percaya pada hoaks.
Jadi Pemicu Keresahan, Kenapa Sih Banyak Orang Mudah Percaya Berita Hoax? © © MEN
Saat menerima informasi, orang akan cenderung percaya pada sesuatu yang sesuai dengan opininya. Padahal hal itu belum tentu benar.
Makanya para pembuat hoaks sangat mudah mendapatkan tujuannya. Mereka menggunakan opini dan sikap yang mungkin dimiliki oleh masyarakat dalam mengasumsikan sebuah hal.
Ilustrasi Mengobrol dengan Pasangan © thebalance.com
Berapa banyak dari kita yang benar-benar mencari tahu tentang sebuah persoalan untuk menemukan kebenarannya? Masih banyak orang yang menelan bulat-bulat begitu saja informasi yang beredar di internet.
Beberapa alasan orang malas melakukan cross check adalah sebagai berikut:
1. Nggak tahu caranya
2. Algoritma media sosial sering menampilkan konten yang memiliki banyak aktivitas yang tinggi seperti like, comment dan share
3. Saat sebuah konten menjadi viral, maka banyak orang menganggap hal itu benar meskipun belum tentu
ilustrasi bermain gadget © nst.com.my
Nggak bisa dipungkuri bahwa tingkat literasi masyarakat memang masih rendah. Dalam membaca sebuah informasi, seringkali kita hanya berakhir pada membaca judulnya saja dan langsung membuat opini yang jauh dari pembahasan.
Kebiasaan ini biasanya disebabkan oleh beberapa alasan berikut:
1. Hemat kuota
2. Judul bombastis, click bait, menimbulkan emosi pembaca
3. Nggak bisa membedakan sindiran dan kebohongan
Ilustrasi Mengobrol © shutterstock.com/g/fizkes
Semakin sering seseorang terpapar oleh hoaks, maka lama kelamaan mereka akan percaya dengan hal itu. Saat kita menemukan informasi hoaks di media sosial atau bahkan broadcast grup WhatsApp secara terus menerus, kita bisa aja jadi percaya dengan kebohongan itu.
Makanya sangat penting untuk melakukan cross check saat menemukan informasi yang membuat kita skepstis. Dengan begitu, kita akan tahu kebenarannya dan nggak terjebak dalam hoaks.
Yuk, kita sama-sama memerangi hoaks!
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak