Mengamati 'Standar Nasional' Spanduk dan Gaya Lukisan Warung Penyet Lamongan

Reporter : Arif Mashudi
Jumat, 15 Mei 2020 19:21
Mengamati 'Standar Nasional' Spanduk dan Gaya Lukisan Warung Penyet Lamongan
Sudah ada semacam kesepakatan dari mulut ke mulut jika spanduk tersebut adalah sebuah identitas

Jika anda menemui warung di pinggir jalan dengan spanduk bergambar ayam, lele, ataupun bebek maka anda sedang melihat warung pecel lele Lamongan. Spanduk tersebut adalah spanduk yang mungkin sudah menjadi standar nasional warung tersebut.

Jika diamati dengan cukup teliti, spanduk tersebut tak betul-betul sama. Tapi, secara keseluruhan, warna, bentuk lukisan, serta bahan spanduk bisa dibilang sama.

1 dari 4 halaman

Liputan6.com mewancarai seorang pedagang pecel lele Lamongan, dari wawancara tersebut narasumber mengatakan bahwa spanduk semua warung nyaris semua menggunakan warna-warna Asturo atau fluorecent. Hijau muda, kuning, serta orange.

Sehingga dari kejauhan pun kita sudah bisa mengenali warung tersebut. Bahkan di kota manapun asalkan masih di Indonesia desain spandukny ya sama saja.

Ternyata usut punya usut, desain spanduk yang seperti itu memang khusus dibuat untuk warung-warung pecel lele di Lamongan. Bahkan pada tahun 1952, pedagang makanan khas Lamongan ini sudah mempunyai paguyuban sendiri di Jakarta.

2 dari 4 halaman

Memang, secara tertulis tidak ada aturan yang mengharuskan untuk memakai desain spanduk yang sedemikian rupa. Namun, sudah ada semacam kesepakatan dari mulut ke mulut jika spanduk tersebut adalah sebuah identitas.

Jadi, bagi siapapun yang hendak membuka usaha warung pecel lele Lamongan akan mengikuti dan memakai desain spanduk tersebut.

Bahkan, untuk kain yang dijadikan bahan spanduk juga sama. yaitu kain putih tipis yang tidak terlalu glossy. Jika ditanya kenapa menggunakan kain yang seperti itu, yaitu menghindari pantulan cahaya kendaraan saat menyorot spanduk.

Spanduk Warung Sebagai Identitas © Diadona

3 dari 4 halaman

Selain spanduk yang sudah menjadi identitas, ada juga sambel yang sudah menjadi khas warung tersebut. Padahal kita semua tahu, bahan yang yang digunakan juga itu-itu saja.

Dan juga bukan rahasia lagi jika banyak warung yang menggoreng bahan-bahan sambal tersebut dengan minyak goreng yang sudah menghitam. Namun, rasa dari sambel tersebut tidak akan kita temukan di tempat lain.

Jika ditarik benang merah dari apa yang sudah dilakukan para pedagang warung Lamongan tersebut, kita bisa belajar bahwa hal yang sederhana namun konsisten di berbagai tempat juga bisa menjadi tips branding yang sangat ampuh.

Sudah ah, mau beli pecel lele Lamongan dulu hehe

Beri Komentar