© 2020 Https://shutterstock.com/NadyaEugene
Di zaman seperti sekarang ini, banyak cara merawat anak-anaknya menggunakan permainan yang menggunakan baterai dan gadget. Ini mungkin karena untuk mempermudah menenangkan si kecil yang biasanya suka mengganggu waktu orang tua. Atau alasannya memang untuk menghibur si kecil.
Memang sulit untuk menghindar mainan seperti itu kalau tiap kali kita keluar ke suatu tempat, mainan-mainan elektronik lah yang kebanyakan dijual. Contoh dari mainan elektronik ini seperti buku yang memiliki suara, mobil-mobilan dengan remote kontrol, robot, instrumen musik elektronik, dll. Setidaknya kurangi saja frekuensi si kecil untuk bermain dengan permainan elektronik itu.
ilustrasi anak bermain game © ISTOCKPHOTO
Memang mainan tersebut akan dengan mudah menghibur si kecil, tapi dilansir dari todaysparent.com, para ahli mengatakan jika bermain dengan permainan elektronik, sering kali akan membuat si kecil lebih pasif.
" Arti dari permainan sebenarnya adalah pengalaman langsung. Itulah sebabnya mainan kuno memiliki nilai permainan lebih daripada apa yang dilihat di rak akhir-akhir ini, ”kata Kimberly Bezaire, profesor pendidikan anak usia dini di George Brown College di Toronto dan seorang advokat untuk bermain bebas di rumah dan ruang kelas.
Ilustrasi Anak Bermain © 2020 https://shutterstock.com/Nancy Mao Smith
Bermain dengan permainan sederhana bisa merangsang kesempatan anak untuk belajar dan mengembangkan diri. Permainan klasik di sini adalah permainan yang gak menggunakan baterai, atau bunyi-bunyian elektronik lainnya. Seperti bermain puzzle susun, monopoli, berkegiatan di luar ruangan, dan masih banyak lagi.
Seperti contoh ketika si kecil bermain puzzle susun. Mereka akan membangun sebuah menara dan menemukan sebab dan akibat ketika si kecil merobohkan menara tersebut.
" Mainan tradisional akan memberikan respon dari si kecil secara langsung," kata Kimberly Bezaire. " Dan mereka bisa menyesuaikan dari respon tersebut," lanjutnya. Yang dimaksud dengan menyesuaikan respon itu, anak-anak mungkin akan membangun sebuah lagi, atau gedung lainnya yang ada di imajinasi mereka di waktu yang selanjutnya.
Ilustrasi Anak Bermain © 2020 https://shutterstock.com/Sunon Komonpamorn
Atau membiarkan anak-anak bermain peran menjadi seseorang yang memiliki profesi pekerjaan seperti dokter, kasir, penjual makanan, dan lain sebagainya. Dengan membiarkan anak-anak bermain peran yang berpura-pura ini mereka bisa melatih imajinasi mereka. Juga, mereka belajar untuk bekerja sama, menyesuaikan ide-ide mereka untuk bekerja dengan orang lain, dan menyelesaikan masalah.
Manfaat lainnya mereka jadi mengenal banyak profesi pekerjaan orang-orang, dan bisa menjadikan si kecil lebih menghargai dan memiliki empati terhadap orang-orang yang memiliki profesi yang mereka mainkan.
Hal ini akan lebih menyenangkan jika si kecil bermain didampingi oleh Moms ya. Jadi Moms, apakah kepikiran untuk mengurangi permainan elektronik anak dan pindah ke permainan klasik? Tulis jawaban kalian di kolom komentar beserta alasannya ya! Semoga bermanfaat ya Moms!
Resep Creme Brulee Tanpa Oven yang Lembut dan Creamy
Anak Masih Ngompol? Tenang, Ini Batas Usia Normal dan Cara Mengatasinya
Kisah Angkie Yudistia, Perempuan Tuli yang Diangkat Jadi Stafsus Presiden
Habit Otak yang Perlu Dilatih di Usia Muda Biar Investasi Masa Depan Nggak Gagal
Kebiasaan Orangtua yang Diam Diam Bikin Anak Kecanduan Screentime
Setelah Vakum dan Jadi Ibu, Mahalini Siap Kembali dengan Album “Koma”
Amanda Manopo Resmi Menikah dengan Kenny Austin, Momen Haru Kursi Kosong untuk Sang Ibu Jadi Sorotan
IU Raih Penghargaan Outstanding Korean Drama Actress di Seoul International Drama Awards ke-20
Selena Gomez Resmi Menikah dengan Benny Blanco di Santa Barbara