© Familyeducation.com
Generasi kita sebagai orang tua dan anak-anak kita tentu sangat jauh berbeda. Wajar jika kita menghadapi kesulitan untuk memahami mereka karena kita hidup di zaman yang berbeda dengan mereka.
Anak-anak yang lahir sekitar tahun 1998 sampai 2010 biasanya disebut dengan generasi Z. Untuk belajar memahami anak-anak generasi Z ini, kita tentunya juga harus punya pengetahuan tentang karakteristik mereka.
Setelah mengetahui karakteristik dari generasi Z, kita akan lebih mudah membimbing mereka sebagai orang tua. Nggak jarang anak-anak akan mengalami beberapa masalah dalam kehidupan mereka yang membutuhkan arahan kita.
Untuk itu penting juga untuk mengetahui masalah yang umumnya terjadi pada anak-anak generasi Z. Pada generasi ini biasanya masalah yang dihadapi berkaitan dengan teknologi.
Dilansir dari Moms.com, berikut beberapa masalah yang biasanya dihadapi oleh generasi Z.
ilustrasi anak dan gadget © 2019 https://www.diadona.id / @ moms
Anak-anak generasi Z nggak terbiasa menjalani hidup tanpa media sosial. Konsep share, like, dan follow yang ada di dunia online terkadang memengaruhi pikiran mereka.
Hal ini bahkan bisa berdampak buruk pada diri anak. Mereka dikelilingi banyak informasi online dan seringkali sulit membedakan antara hal yang bisa dibagikan secara luas dengan yang bersifat privasi dalam hidup mereka.
Generasi Z tumbuh dalam akses nggak terbatas pada media sosial. Hal ini akhirnya mendorong mereka untuk sering memposting sesuatu setiap hari.
Ilustrasi anak dan gadget © asybalplayschool.com
Dengan banyaknya aktivitas yang mereka lakukan dalam forum online, maka anak-anak generasi Z berisiko kehilangan interaksi secara langsung. Sulit untuk meyakinkan mereka bahwa interaksi digital benar-benar nggak sama dengan interaksi langsung bersama orang lain.
Bahkan generasi ini terlihat lebih nyaman berbagi informasi dan mencari bantuan secara online daripada langsung. Hal ini terkadang sulit untuk dipahami oleh mereka.
Ilustrasi anak dan gadget © totstoteens.co.nz
Pengalaman generasi Z di dunia online bisa membuat mereka sulit membedakan kehidupan nyata dari apa yang telah diubah. Banyak orang menggunakan filter dan mengedit foto mereka untuk menyesuaikan gambaran penampilan yang baik.
Padahal sebagian besar dari hal itu nggak realistis. Dampaknya tentu bisa sangat menakutkan jika mereka berlomba-lomba untuk mengejar hal nggak realistis dan nggak sehat.
Ilustrasi anak dan gadget © motionarray.com
Dengan banyaknya " kehidupan sempurna" yang ditunjukkan oleh banyak orang di internet, generasi Z akan merasakan tekanan untuk menyesuaikan diri dan menjadi sama. Tekanan ini bisa sangat kuat hingga pada akhirnya mereka melakukan hal yang sebenarnya nggak ingin mereka lakukan.
Kehidupan nyata sangat berbeda dengan dunia yang kita lihat secara online. Makanya penting bagi orang tua untuk selalu mengingatkan anak-anaknya agar nggak terjebak dalam tuntutan tersebut.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya!
Aitana Bonmatí, Ratu Sepak Bola Putri dengan Hattrick Ballon d’Or
Tu Tontawan, Bintang How to Make Millions Before Grandma Dies yang Kini Jadi Dokter Gigi
8 Tips Mengatasi Sinak Anak yang Selalu Gelisah agar Mudah Tenang
Rini Sugianto, Animator Hollywood asal Lampung yang Tuntaskan Western States 161 Km
Kisah Pratiwi Sudarmono, Astronot Perempuan Pertama di Indonesia sekaligus Asia
Aitana Bonmatí, Ratu Sepak Bola Putri dengan Hattrick Ballon d’Or
no na Pecah di Panggung HITC New York 2025, Live Vocal Jadi Sorotan
Influencer Sashfir Resmi Menikah, Momen Intim Bikin Publik Kaget dan Ikut Bahagia
Dateng BIFF 2025, Dian Sastro Pamer Foto Bareng Son Ye-jin dan Han So-hee
Jadi Rebutan Fotbar Aktor Indonesia, Ini Potret Lisa BLACKPINK di BIFF 2025