© Shutterstock
Layaknya hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan antara orang tua dan anak juga nggak bisa dikatakan mudah. Anak tentu punya jalan pikiran mereka sendiri yang mungkin sulit untuk kita mengerti.
Memahami anak adalah tantangan terbesar bagi kita sebagai orang tua. Meski sulit, namun kita harus berusaha untuk bisa mengerti apa yang dirasakan dan membuat mereka merasa aman dan nyaman.
Membuat anak selalu merasa dicintai dan dihargai juga penting untuk dilakukan. Hal ini bisa kita wujudkan melalui pemberian apresiasi yang cukup pada usaha yang dilakukan oleh anak.
Tapi terkadang hal tentang apresiasi ini masih menjadi masalah dalam diri anak. Dilansir dari Times of India, seorang ibu bercerita tentang anaknya yang selalu merasa kurang mendapatkan apresiasi dan mengeluhkan hal itu.
ilustrasi remaja sedih © stonewaterrecovery.com
Dalam ceritanya, ibu itu mengatakan bahwa dia sudah berusaha menghabiskan banyak waktu dengan sang anak agar dia bisa merasa disayangi dan dihargai. Tapi rasa nggak aman itu tetap ada dalam diri anaknya.
Ibu itu kemudian bingung harus melakukan cara apalagi untuk mengatasi hal ini. dr. Rachna K Singh yang diketahui sebagai direktur di Klinik The Mind & Wellness, New Delhi, menjawab keresahan dari ibu tersebut.
Menurut Rachna, kita semua tentu pernah memiliki rasa ragu pada diri sendiri. Perasaan ini memang cenderung memuncak terutama selama pra-remaja, remaja dan dewasa muda.
ilustrasi remaja belajar © ecenglish.com
Ketika seorang anak mengalami banyak perubahan tingka fisik, emosional dan intelektual, mereka akan cenderung merasakan keraguan itu. Selama fase itu, kebutuhan untuk mencintai diri sendiri menjadi sangat rumit.
Belum lagi dengan pemikiran tentang pandangan orang luar tentang diri mereka. Karena itu, sangat penting untuk menghujani anak dengan cinta, perhatian, dan apresiasi.
Hubungan yang aman dan hangat dapat membantu seseorang mendapat lebih banyak kepercayaan diri. Rachna mengungkapkan bahwa komunikasi terbuka juga bisa sangat bermanfaat untuk menghadapi kondisi tersebut.
Ilustrasi Ibu dan Remaja © shutterstock
Meskipun anak mungkin nggak mau membahas masalahnya dengan kita, tapi membuka percakapan tentang mencintai diri sendiri dan kepercayaan diri bisa membantunya memahami celah dalam pikirannya.
Kita bisa mulai dengan memberi tahu anak bahwa mereka bisa bicara dengan kita atau bahkan menangis jika mau. Nantinya saat anak mulai melihat bahwa kita ada untuk mendukungnya, mereka mungkin mulai mau terbuka.
Langkah ini tentu nggak langsung bisa mengubah anak dalam semalam. Rachna menjelaskan bahwa perlu beberapa bulan bagi anak untuk mau terbuka sepenuhnya dengan orangtuanya.
Ilustrasi Ibu dan Remaja © shutterstock
Tapi dukungan dan kesabaran yang berkelanjutan akan lebih cepat membuat anak lebih sabar. Selanjutnya, jangan lupa untuk membuat anak selalu merasa bahwa dirinya dicintai oleh orang-orang di sekitarnya.
Hal itu bisa kita wujudkan dengan melakukan hal-hal kecil untuk membuat tersenyum seperti memeluk, membelikan makanan kesukaannya, atau bahkan menghabiskan waktu bersama. Dukungan penuh dari kita akan membuat emosi anak lebih stabil dan dia akan mulai belajar untuk menghargai dirinya sendiri.
Semoga informasi ini bisa membantu ya, Moms!
Aitana Bonmatí, Ratu Sepak Bola Putri dengan Hattrick Ballon d’Or
Tu Tontawan, Bintang How to Make Millions Before Grandma Dies yang Kini Jadi Dokter Gigi
8 Tips Mengatasi Sinak Anak yang Selalu Gelisah agar Mudah Tenang
Rini Sugianto, Animator Hollywood asal Lampung yang Tuntaskan Western States 161 Km
Kisah Pratiwi Sudarmono, Astronot Perempuan Pertama di Indonesia sekaligus Asia
Aitana Bonmatí, Ratu Sepak Bola Putri dengan Hattrick Ballon d’Or
no na Pecah di Panggung HITC New York 2025, Live Vocal Jadi Sorotan
Influencer Sashfir Resmi Menikah, Momen Intim Bikin Publik Kaget dan Ikut Bahagia
Dateng BIFF 2025, Dian Sastro Pamer Foto Bareng Son Ye-jin dan Han So-hee
Jadi Rebutan Fotbar Aktor Indonesia, Ini Potret Lisa BLACKPINK di BIFF 2025