© Dadbloguk.com
Setia orang tua punya tanggung jawab untuk mendidik anak mereka agar menjadi pribadi yang baik di masyarakat. Selain mengajarkan tentang sikap mandiri, penting juga untuk membuat anak terbiasa dengan sikap disiplin sejak dini.
Hal ini menjadi tantangan terbesar bagi setiap orang tua. Kenyataannya banyak orang tua justru melupakan pentingnya mengajarkan anak untuk disiplin dan berakhir terlalu memanjakan anak.
Sementara banyak juga orang tua yang menggunakan sistem hukuman untuk membuat anak lebih disiplin. Lantas jika cara itu nggak mempan pada anak, apa yang bisa kita lakukan?
ilustrasi ibu memarahi anak © novakdjokovicfoundation.org
Dilansir dari Times of India, sebagai orang tua, kita perlu mencoba berbagai jenis cara dalam hal mendisiplinkan anak. Dari metode lembut dan santai, hingga dengan memarahi mereka, bisa dicoba untuk menguji mana yang paling efektif dan berhasil.
Tapi beberapa di antara kita mungkin mengalami kondisi di mana anak menjadi cuek dengan amarah atau hukuman yang diberikan. Hal ini tentu menunjukkan bahwa cara ini ternyata nggak efektif untuk mendidik anak.
ilustrasi ibu memarahi anak © healthiz.com
Faktanya, anak-anak yang dimarahi atau dihukum sesekali justru mulai terbiasa dengan hukuman yang diberikan. Mereka jadi jengkel, marah, dan sering mengabaikan apa yang kita katakan.
Jika kita menghadapi masalah ini, salah satu caranya adalah dengan mempertimbangkan keefektifan hukuman yang diberikan pada anak. Cara anak memandang sebuah hukuman tentu sangat bervariasi.
Contohnya, mengurung anak di kamar mungkin bisa menjadi sesuatu yang besar bagi beberapa anak, namun bagi yang lainnya bisa aja hal ini hanya tentang memisahkan diri dari yang lain. Makanya kita harus mencari jenis hukuman yang efektif untuk anak dan nggak terlalu ekstrem.
ilustrasi ibu dan anak remaja © iStock
Selain itu, kita juga bisa menggunakan metode sikap ekspresif. Biarkan anak mengetahui perasaan kita saat mereka melakukan tindakan tertentu.
Buat anak sadar tentang konsekuensi dari tindakannya yang bisa saja menyakiti orang lain. Terkadang cara ini bisa membuat anak lebih memahami tindakan mereka dan membantunya memperbaiki perilaku.
Hal terpenting yang perlu kita lakukan agar anak menyadari bahwa dia melakukan kesalahan adalah dengan mendiskusikan masalah itu. Sebaiknya kita menahan diri untuk mengomeli anak di tengah-tengah pertengkaran, karena hal itu hanya seperti menambahkan bahan bakar ke api.
Jauhi pertengkaran yang memanas atau jelaskan kepada anak bahwa kita nggak bisa menerima perilaku semacam itu. Setelah semuanya diselesaikan, kita bisa mengemukakan masalah tersebut dan mendiskusikannya secara rinci dengan anak.
Semoga informasi ini bisa membantu ya!
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak