Kisah Pilu Zahra, Bocah 15 Tahun di Aceh yang Rela Jadi Kuli Bangunan Demi Hidupi Ibu dan 3 Adiknya

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 9 Februari 2021 17:03
Kisah Pilu Zahra, Bocah 15 Tahun di Aceh yang Rela Jadi Kuli Bangunan Demi Hidupi Ibu dan 3 Adiknya
Ekonomi keluarganya sangat sulit. Ibunya yang hanya jadi buruh cuci tak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan.

Semangat bekerja keras diperlihatkan oleh Zahra, pelajar kelas 3 SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Betapa tidak? Di usia yang masih belia, Zahra terpaksa bekerja sebagai kuli bangunan di Kota Lhokseumawe.

Gadis bertubuh mungil itu terpaksa melupakan masa-masa indah sekolah layaknya pelajar kebanyakan. Dia harus bekerja membantu kebutuhan hidup orangtua dan tiga saudaranya. Zahra rela membuang rasa malunya demi bisa mencari pundi-punid uang untuk ia berikan kepada ibunya.

1 dari 4 halaman

Dilansir dari laman Kompas.com, Zahra menetap di gubuk reyot sementara di Desa Uteun Kot, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Rumahnya sendiri sedang dibangun hasil patungan guru sekolahnya di Desa Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.

Kondisi Rumah Zahra © Diadona

“ Saya sering tidak masuk sekolah. Maka, saya bekerja, ikat besi bangunan rumah, dan lain sebagainya. Terpenting uang harian saya bisa bantu orangtua, sebagian buat sekolah saya dan dua adik. Abang saya sudah tamat SMA satu orang,” katanya.

Di gubuk reyot yang tanpa penerangan listrik itu, Zahra hanya bisa mengandalkan lampu teplok untuk menerangi rumahnya.

2 dari 4 halaman

Cerita ini pun viral di media sosial. Rasa simpati dan empati membawa sejumlah orang turut membantu. Pihak sekolah membantu rehab rumah Zahra dengan biaya seadanya.

Zahra dan Ibunya © Diadona

Lela, sang ibu menuturkan dirinya terus bekerja serabutan. Namun, apa hendak dikata. Rezeki tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya empat buah hatinya.

Ibu tunggal itu pun terus bertahan di gubuk sementara berukuran 3 x 2 meter itu. Satu ruangan itu dipakai untuk dapur sekaligus ruang tamu. Sangat tidak layak huni.

“ Sampai sekarang kami belum terima bantuan pemerintah,” katanya.

3 dari 4 halaman

Sehari-hari Lela menjadi buruh cuci pakaian. Mendatangi rumah ke rumah. Uang itu digunakan buat sekolah Zahra kelas 3 SMP, Sucila Iqomah kelas 1 SMP dan Wahyuda kelas 1 SD. Seorang putranya, Ilham Hidayat telah tamat SMA.

“ Rumah yang dibangun dewan gurunya Zahra itu adalah tanah desa. Saya tak punya tanah sama sekali,” katanya.

4 dari 4 halaman

Setelah cerita ini meluas, manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Aceh memastikan memberikan listrik gratis untuk rumah Zahra. Kepastian itu disampaikan Asisten Manajer PLN Aceh Mukhtar Juned saat berkunjung ke rumah Zahra.

PLN Setempat Berikan Bantuan untuk Keluarga  Zahra © Diadona

“ Saya diperintahkan Senior Manajer SDM dan Umum PLN Aceh Yoserianto untuk datang ke rumah Zahra. Kami memastikan setelah rumah ini selesai yang dibangun dari swadaya gurunya, maka kita akan berikan listrik gratis,” ujar Mukhtar Juned dikutip dari laman Kompas.com.

Selain itu, Mukhtar yang mewakili PLN juga membawa bantuan uang tunai untuk keluarga tersebut.

“ Kami prihatin dan coba memberikan semampu kami. Jangan dilihat nilainya, tapi lihatlah komitmen PLN untuk saling membantu,” kata pria yang akrab disapa MJ tersebut.

Semoga ada bantuan dari dinas setempat untuk membantu meringankan beban keluarga Zahra ya. Semangat terus Zahra!

Beri Komentar