Kisah Pak Amos, Tukang Ojek yang Tampung dan Rawat Puluhan Anak Terlantar

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Jumat, 9 Juli 2021 18:27
Kisah Pak Amos, Tukang Ojek yang Tampung dan Rawat Puluhan Anak Terlantar
Meski hidup dalam keterbatasan, Pak Amos tetap ingin merubah hidup anak-anak tersebut menjadi lebih baik.

Manusia hidup bergantung satu sama lain. Sebab, manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Meski sekarang banyak yang menghabiskan waktu untuk pribadi, tak sedikit dari mereka yang untuk saling membantu satu sama lain, bahkan meskipun kondisi mereka sendiri kekurangan.

 

1 dari 4 halaman

Pak Amos © Diadona

Sebagai contohnya adalah Pak Amos Yeninar yang berada di Nabire, Papua ini. Dirinya hanyalah seorang tukang ojek. Namun, dia dengan senang hati membangun panti rehabilitasi untuk anak-anak pecandu aibon dan narkoba.

Sebelumnya, Pak Amos divonis oleh dokter untuk hidup tak lama lagi. Namun semangatnya untuk hidup begitu besar. Dia kini menampung dan merawat sejumlah 20 anak terlantar di Nabire, yang sebelumnya sejumlah 90 orang. Jumlah berkurang karena rumah singgah tersebut sempat kebakaran.

 

2 dari 4 halaman

Pak Amos © Diadona

" Saya tidak menyangka kalau dokter memvonis akan meninggal dikarenakan penyakit paru-paru yang saya idap kala itu. Dari situlah saya mendekatkan diri kepada Tuhan dengan berdoa dan rutin membaca alkitab," ujarnya.

Pak Amos pun kemudian rutin beribadah mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohan sejak tahun 2016. Mulai dari situ, kondisi fisik maupun mentalnya mulai membaik. Tahu akan perubahan, Pak Amos pun mulai melayani Tuhan.

 

3 dari 4 halaman

Pak Amos © Diadona

Pak Amos tinggal di kamar kos sederhana dengan istri tercintanya. Untuk bertahan hidup sehari-hari, Pak Amos mengandalkan motor bekasnya untuk menarik ojek

Divonis tak lama lagi hidup, mimpinya kini begitu sederhana. Ia hanya ingin menyelamatkan mereka anak-anak terlantar di jalananyang sudah terlanjur kecanduan aibon dan narkoba agar lebih sehat dan bahagia.

" Anak-anak seperti mereka tak seharusnya tinggal di jalanan, tak seharusnya hidup bergantung pada lem aibon."

Beri Komentar