Kisah Haru Pak Barokah, Tetap Semangat Jualan Arum Manis Keliling Meski Harus Pakai Kursi Roda

Reporter : Anif Fathul Amin
Jumat, 12 Maret 2021 17:03
Kisah Haru Pak Barokah, Tetap Semangat Jualan Arum Manis Keliling Meski Harus Pakai Kursi Roda
Sebenarnya, ia sangat ingin bekerja normal layaknya manusia pada umumnya. Namun, kondisi memaksanya untuk bekerja di tengah keterbatasan.

Walaupun tak memiliki kaki dan harus memakai kursi roda, pria ini tetap gigih berjualan arum manis keliling Yogyakarta. Ia melakukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kisah menginspirasi kembali datang dari penjual makanan. Kali ini datang dari seorang pria penyandang disabilitas yang tak patah semangat berjualan makanan di Yogyakarta.

1 dari 5 halaman

      View this post on Instagram      

A post shared by Kitabisa (@kitabisacom)

 

Dilansir dari Instagram @kitabisacom (23/2), kisah pria bernama Barokah ini dibagikan. Barokah adalah salah satu penyandang disabilitas yang tetap semangat menjalani kehidupannya.

Walaupun hanya memiliki satu kaki dan harus memakai kursi roda untuk beraktivitas, ia masih mau berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Di tengah kondisi fisiknya kurang sempurna ini ia masih bertanggung jawab atas keluarganya.

2 dari 5 halaman

Kondisi kaki Barokah sangat memprihatinkan. Kaki kirinya terserang polio, sedangkan kaki kanannya diamputasi.

Kisah Pak Barokah Penjual Arum Manis yang Pakai Kursi Roda © Diadona

Sehari-hari Barokah diketahui berjualan arum manis atau permen kapas keliling kota Yogyakarta. Arum manis yang ia tawarkan sudah terbungkus plastik. Harga per bungkusnya dibanderol Rp 10.000.

Lokasi berjualannya di sekitar kawasan Benteng Vredeberg Malioboro. Ia juga sering menghampiri hotel-hotel dan daerah wisata yang ada di Yogyakarta.

3 dari 5 halaman

Kisah Pak Barokah Penjual Arum Manis yang Pakai Kursi Roda © Diadona

Sebelum pandemi Covid-19, Barokah mengaku kalau pendapatannya dengan berjualan arum manis cukup banyak. Kini pendapatannya menurun karena berkurangnya wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta.

Barokah juga sempat menceritakan kisahnya dulu sebelum berjualan arum manis. Ia pernah menjadi pengamen, namun karena teguran seseorang akhirnya ia berhenti mengamen.

" Pak, kenapa kok ngamen? Kenapa nggak kerja saja? (teguran seseorang). Sejujurnya saya pengen sekali bekerja seperti orang lain, tapi kesempatan tidak pernah datang ke saya dengan fisik saya seperti ini mana ada yang mau," ceritanya.

4 dari 5 halaman

Setelah berhenti mengamen, Barokah pernah menjadi penjual sandal jepit. Namun, sandal jepit yang ia jual tak ada yang laku. Hingga akhirnya ia berjualan arum manis.

Kalau arum manisnya tak laku terjual, Barokah juga sering membagikan secara gratis ke anak kecil sekitar rumahnya. Karena menurutnya arum manis itu sebaiknya tidak terbuang sia-sia. Pasalnya arum manis hanya bertahan 1-2 hari saja.

Beri Komentar