Jalan-Jalan Virtual di Chinatown Singapura Jelang Hari Raya Imlek, Seru dan Penuh Makna

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Minggu, 30 Januari 2022 13:27
Jalan-Jalan Virtual di Chinatown Singapura Jelang Hari Raya Imlek, Seru dan Penuh Makna
Bersama Tribe Tour Singapura, yuk jalan-jalan virtual di Chinatown Singapura!

Chinatown merupakan salah satu tempat wisata di Singapura yang disebut-sebut wajib banget dikunjungi kalau kamu lagi liburan ke sana, nih. Nah untuk mengenal Chinatown di Singapura lebih dekat lagi, Jakarta Good Guide bekerja sama dengan Tribe Tour Singapura untuk mengadakan Virtual Tour di Chinatown Singapura, yang dijembatani oleh Singapore Tourism Board.

Nah, pihak Diadona ternyata berkesempatan untuk mengikuti virtual tour ini lho! Meski secara virtual, rasanya seperti benaran!

 

1 dari 10 halaman

Jalanan Harmoni © Diadona

Virtual Tour di Chinatown, Singapura, dimulai di sebuah jalanan di sana. Anthony, orang yang menjadi tour guide virtual kita, menjelaskan jalanan tersebut disebut juga dengan jalanan Harmoni, karena jalanan tersebut dilewati dengan berbagai agama tapi susananya sejuk dan tentram.

Masjid Jamae © Diadona

Tak jauh berjalan, kemudian akan bertemu dengan Masjid Jamae di South Bridge Road, yang disebut juga dengan Chulia Palli. Disebutkan bahwa masjid ini didirikan oleh orang India yang bernama Muslim Tamil pada tahun 1830 - 1835. Kemudian tak jauh dari masjid tersebut, terdapat sebuah kuil yang bernama Sir Mariamman. Kuil ini juga disebut juga sebagai Kagumi gopuram (menara besar). Kuil ini merupakan kuil Hindu tertua lho!

 

2 dari 10 halaman

Shophouse Chinatown © Diadona

Lanjut, Anthony pun membawa kita ke deretan shophouse, yaitu toko tapi juga digunakan sebagai tempat tinggal orang-orang Tionghoa dulu setelah pulang kerja. Bangunan tersebut kini disebutkan telah menjadi cagar budaya di sana, sehingga bentuknya tak boleh diubah-ubah.

Shophouse Chinatown © Diadona

Bahkan, dijelaskan bahwa ternyata desain arsitektur shopshouse punya karateristik dari era ke era. Mulai dari Early shopshouse style, first transsitional shophouse style, hingga modern shophouse style. Hmm, ternyata banyak sejarahnya ya dari satu jenis bangunan ini.

3 dari 10 halaman

Shophouse alias ruko di Chinatown tersebut sering dijadikan tempat jualan, nih. Nah, jalanan di shophouse itu disebut dengan five foot ways, alias jalan lima langkah. Sebagai perbandingan, jalanan model ini ternyata juga ada di pertokoaan di Jakarta. 

Five Foot Ways Shophouse Chinatown © Diadona

Five Foot Ways Shophouse Jakarta © Diadona

Mirip sekali, bukan?

4 dari 10 halaman

Barang-barang atau makanan untuk Tahun Baru Cina alias Imlek banyak sekali yang mengandung warna merah. Tahu kenapa? Disebutkan merah di situ menggambarkan kekayaan. Kata-kata pada barang-barang Cina juga disebutkan punya memiliki arti yang positif, lebih ke arah keberuntungan dalam hidup.

Barang Jualan Imlek © Diadona

Barang Jualan Imlek © Diadona

Anthony juga menjelaskan, bahwa ketika tiba Tahun Baru Cina, orang-orang Tionghoa biasanya akan menghibas rumah-rumah mereka dengan tanaman hias, sebab untuk menyambut musim semi yang menggambarkan untuk pertumbuhan dan kecerahan hidup. Disebutkan juga ada kaktus. Duri-durinya diklaim bisa mengusir evil dan semacam ketidakberuntungan.

5 dari 10 halaman

Anthony pun kemudian membawa ke sebuah tempat gedung yang disebut dengan panggung wayang. Dulu di awal tahun abad ke-19, disebutkan para Tionghoa menggunakan tempat tersebut untuk mengadakan opera gitu.

Chinese Opera Performance © Diadona

Tak hanya barang-barang, Anthony pun mengenalkan makanan yang biasanya disuguhkan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Salah satunya, jika di Indonesia, disebutnya adalah kue Keranjang. Punya arti juga nih. Kue tersebut identik dengan warna merah dan emas, yang melambangkan kekayaan dan kesejahteraan. Rasanya pun manis, dengan harapan hidup rasanya juga manis.

6 dari 10 halaman

Anthony pun terus berjalan sambil menjelaskan apa yang terlihat. Kemudian ketemulah dengan seorang pelukis di sana. Terlihat pelukis tersebut menggambar suasana Chinatown. Meski demikian, lukisan tersebut tidak jual, ia hanya menjalankan hobinya saja. Namun jika ingin membeli lukisan pelukis tersebut, bisa didiskusikan di luar.

Lukisan Chinatown Singapura © Diadona

7 dari 10 halaman

Destinasi selanjutnya adalah Chinatown Complex. Ratusan toko di tempat ini ada. Namun, Anthony hanya melihat sekilas bagian dalam tempat ini, tidak menyeluruh. Seperti ini bagian dalam Chinatown Complex sekilas.

Chinatown Complex Bagian Dalam © Diadona

Biasanya, ketika Imlek, di tempat ini ditampilkan berbagai penampilan. Namun karena Covid, penampilan tersebut ditiadakan dahulu. Sebagai gantinya diadakan kontes, dan kali ini adalah kontes menghias patung macan, sebagai pentuh ekpresi dalam merayakan Tahun Baru Imlek.

Patung Macan Dihias © Diadona

8 dari 10 halaman

Nah setelah jalan-jalan secara virtual bareng Anthony, kemudian para peserta dikasih kuis nih untuk mengetes pengetahuan. Misalnya aja, selada itu menggambarkan apa? Banyak yang salah menjawabnya ternyata di sini. Jawaban yang benar adalah tumbuhkan uang. Pokoknya bagian ini tuh seru banget!

Kuis © Diadona

Kemudian setelah kuis tersebut berakhir, kita pun kembali ke Anthony, yang kini membawa kita ke bangunan lukisan. Terlihat bukan lukisan apik tersebut. Lukisan tersebut tertulis dibuat pada tahun 2018.

Lukisan di Chinatown Singapura © Diadona

9 dari 10 halaman

Masih banyak sekali sebenarnya tempat-tempat yang bisa dikunjungi di Chinatown Singapura, tapi waktu terbatas. Bersama Tribe Tour Singpura, jalan-jalan di Chinatown Singapora ini tak lagi hanya sekadar jalan-jalan. Ternyata perayaan Tahun Baru Imlek memiliki banyak makna, mulai dari acara itu sendiri sampai barang-barang dan juga kata-katanya. Banyak pengetahuan dan wawasan baru yang didapatkan.

Meski secara virtual, tapi rasanya seperti jalan-jalanan di Chinatown Singapira beneran secara langsung. Semoga bersama Tribe Tour Singapora di lain waktu bisa jalan-jalan beneran ke Chinatown Singapura, ya!

Beri Komentar