Andon Mangan, Tradisi 'Open House' Suku Tengger yang Menyambut Tamunya di Dapur

Reporter : Anif Fathul Amin
Kamis, 18 Februari 2021 17:03
Andon Mangan, Tradisi 'Open House' Suku Tengger yang Menyambut Tamunya di Dapur
Jika kalian diterima sebagai tamu warga Suku Tengger, berarti kamu adalah orang yang dihormati bagi masyarakat sana.

Peringatan Yadna Kasada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) biasanya dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus. elaran upacara besar bagi warga suku Tengger ini berlangsung sangat meriah dan dihadiri tak hanya penduduk Bromo tetapi juga ribuan wisatawan dari berbagai penjuru Indonesia dan dunia.

Ada yang menarik dalam upacara Kasada adalah saatnya penduduk Tengger ‘open house’.
Pemukiman suku Tengger yang berada di desa Ngadas atau Ranu Pani, para tamu yang dipersilakan untuk singgah dan berbincang dengan sang Tuan rumah. Yang menarik adalah tamu tidak dijamu di ruang tamu, tetapi diajak ngobrol di dapur.

1 dari 4 halaman

Tradisi Menerima Tamu di Dapur Suku Tengger © Diadona

Jangan membayangkan dapur dengan perabotan modern, tabung gas pun tidak akan kamu temukan di sini. Kebanyakan, masyarakat Tengger masih menggunakan tungku tradisional untuk memasak. Mereka menggunakan kayu kering untuk bahan pembakaran agar asap tetap mengepul dalam dapur mereka.

Tradisi menerima tamu di dapur ini, memang menjadi budaya yang sudah mengakar pada masyarakat Tengger. Tungku yang terdapat di dapur mayoritas terbuat dari bata dan semen. Panjangnya kurang lebih 1:4 dari ukuran dapur mereka. Di dekat tungku selalu terdapat beberapa kursi kayu yang berfungsi untuk menyambut tamu.

2 dari 4 halaman

Tradisi Menerima Tamu di Dapur Suku Tengger © Diadona

Dengan diterimanya kamu di dapur sebagai tamu, menandakan bahwa kamu adalah orang yang dihormati dan disambut dengan baik di rumahnya. Di dapur atau yang dalam bahasa jawa biasa disebut pawon, kamu tidak hanya diajak berbincang.

Sembari kalian diajak berdiskusi oleh Tuan Rumah, sang Nyonya juga turut sibuk menyiapkan perjamuan untuk kamu dan rombongan. Pada momen ini kamu akan merasakan bagaimana rasanya dijamu dengan segala hormat dan sekaligus hangat.

3 dari 4 halaman

Menu yang ditawarkan cukup sederhana, olahan sayur berbahan dasar kentang dan dau kol bersantan dipadukan dengan telur dadar dan sambal serta nasi hangat. Sederhana, tapi sangat mampu membuat kalian terus mengunyah di sela-sela hawa dingin lereng Semeru.

Tradisi Menerima Tamu di Dapur Suku Tengger © Diadona

Mayoritas bahan yang mereka gunakan untuk memasak diambil dari ladangnya sendiri. Karena petani adalah mata pencaharian yang dominan di sana. Tapi, esensi perjamuan tidak harus dengan menu yang mewah bukan? Apapun menunya tidak terlalu signifikan jika dibanding dengan bagaimana ramahnya sambutan mereka.

4 dari 4 halaman

Tradisi Menerima Tamu di Dapur Suku Tengger © Diadona

Selain untuk menjamu tamu, dapur memang juga berfungsi sebagai ruang untuk berkumpulnya keluarga. Mengingat bahwa di kawasan Bromo memiliki suhu yang dingin pukul berapa pun, dapur dan tungku perapian menjadi opsi paling baik untuk menghabiskan waktu dan menghangatkan diri.

Jangan khawatir, open house seperti ini tidak hanya dilakukan ketika upaca Kasada, namun di sepanjang tahun, masyarakat suku Tengger memang senang menjamu tamu dengan cara seperti ini. Menarik bukan?

 

Beri Komentar