Tidur Beralaskan Pasir, Tradisi Unik Turun Menurun Masyarakat Sumenep Madura

Reporter : Anif Fathul Amin
Rabu, 17 Februari 2021 17:03
Tidur Beralaskan Pasir, Tradisi Unik Turun Menurun Masyarakat Sumenep Madura
Warga setempat menganggap tidur di pasir ini punya khasiat kesehatan lho!

Mendengar kata Madura, pasti yang terlintas di benakmu adalah tradisi karapan sapinya yang unik atau kulinernya yang khas. Lebih dari itu, kamu bisa menemukan sebuah kampung yang punya tradisi unik tidur beralaskan pasir.

Pemandangan itu bisa kamu temukan saat berkunjung ke Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura. Alih-alih tidur di kasur yang nyaman ataupun istirahat di sofa yang empuk, warga Desa Legung Timur justru memilih tidur beralaskan pasir.

1 dari 4 halaman

Tradisi tidur di atas pasir ini ternyata sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat desa sana lho. Kasur atau ranjang beralas pasir telah menjadi salah satu kearifan lokal yang hanya ada di Sumenep, khususnya di Desa Legung Timur ini.

      View this post on Instagram      

A post shared by salamindonesia (@tripsalamindonesia)

 

Penggunaan pasir sebagai alas tidur ini bukan karena tak mampu membeli alas atau tempat tidur konvensional. Menurut warga setempat, tidur beralaskan pasir diyakini memiliki manfaat untuk kesehatan.

Timbunan pasir ini diyakini memiliki efek relaksasi sekaligus menyembuhkan penyakit, seperti gatal di kulit hingga keluhan nyeri punggung sampai rematik.

2 dari 4 halaman

Tak hanya tempat tidur yang penuh pasir, tetapi sekeliling rumah juga dipenuhi pasir yang biasa dijadikan tempat bersantai ria dan rebahan menghilangkan penat.

Oleh karena itu, warga jarang mempunyai kursi. Selain itu, jalan-jalan desa, warung, dapur, dan halaman di kampung ini juga penuh dengan pasir.

3 dari 4 halaman

      View this post on Instagram      

A post shared by salamindonesia (@tripsalamindonesia)

 

Pasir yang digunakan pun tidak sembarangan. Menurut warga setempat, pasir diambil dari Pantai Lombang. Pasir ini berwarna putih kecoklatan dan tidak berbau, selain itu teksturnya juga sangat halus dan lembut.

Warga biasanya memilah pasir yang ada di bawah pohon cemara. Sebelum digunakan, pasir lebih dulu diayak menggunakan alat penyaring. Hal ini bertujuan menyaring material lain seperti kerikil kecil, sisa cangkang hewan laut atau kotoran lain yang menempel.

4 dari 4 halaman

      View this post on Instagram      

A post shared by salamindonesia (@tripsalamindonesia)

 

Menariknya lagi, wisatawan yang berkunjung ke Kampung Pasir pun juga dapat menikmati sensasi tidur dan beristirahat beralaskan pasir. Pasir-pasir tersebut diletakkan di sebuah kotak seukuran kasur dan tersedia bantal di atasnya, persis seperti tempat tidur biasanya.

Jika ingin berkunjung, disarankan datang pada sore hari selepas warga sekitar telah selesai beraktivitas. Karena selain bisa mengelilingi desa, wisatawan juga bisa berbincang-bincang dengan warga setempat. Nah, berhubung lagi pandemi COVID-19 kayak gini, kalau mau kesana, tetap jaga jarak, pakai masker, dan juga jaga kebersihan ya! 

Beri Komentar