© Freepik.com/jcomp
Ingin membangun pernikahan yang sehat dan bahagia? Membangun dan mempertahankan pernikahan bukan hanya tugas yang sudah menikah, tetapi perlu dipersiapkan pula sebelum menikah.
Pernikahan bukan hanya soal resepsi, tetapi juga kehidupan panjang pasca resepsi. Melansir dari Insighme.id pada Selasa (8/6/2021), seorang psikolog bernama Judith S. Wallerstein, Ph.D., mengidentifikasikan tugas psikologis yang berkontribusi dalam membentuk kehidupan pernikahan yang baik dan bahagia.
Nah, buat para Diazens khususnya yang akan segera menikah, yuk simak apa saja tugas yang diperlukan untuk kebahagiaan pernikahan.
Berpisah di sini bukan memutus hubungan ya Diazens, tapi lebih ke melepas peran sebelumnya sebagai anak dan berkomitmen menjadi peran baru sebagai suami dan istri. Nah, tugas ini berkaitan erat untuk tumbuh dewasa, mengembangkan batasan psikologis yang sehat dan membuat keputusan terlepas dari anggota keluarga sebelumnya.
Ilustrasi Pernikahan © forestheartphoto.com
Ciri pernikahan yangs sehat tak hanya memiliki rasa kebersamaan semata, namun juga tetap mandiri memiliki identitas dan batasan masing-masing. Jadi, penting untuk tetap memiliki pikiran, minat, dan tujuan sebagai pribadi masing-masing, namun juga memiliki tujuan dan nilai yang diperjuangkan bersama.
Bagi pasangan suami istri yang memiliki anak, menjadi orang tua merupakan peristiwa yang memberikan dampak positif sekaligus memunculkan tantangan tersendiri, seperti banyak waktu yang dihabiskan untuk mengurus anak. Tugas pernikahan yang sehat adalah secara aktif menyeimbangkan peran sebagai pasangan sekaligus peran sebagai orang tua.
Stress dan krisis adalah bagian hidup yang tak terhindarkan termasuk dalam pernikahan. Perubahan yang dapat diperkirakan seperti anak memasuki masa sekolah, perpindahan rumah, masa menopause, dan lain-lain. Tugas pasangan adalah mengelola peristiwa kehidupan yang penuh tekanan tersebut, baik yang bisa diantisipasi maupun tak terduga untuk mencari cara dan saling mendukung satu sama lain.
Ilustrasi Pernikahan Outdoor Seleb © Instagram/ samuel_zylgwyn
Konflik ini tak dapat dihindari, namun bisa dikelola agar menjadi pelajaran dan bertumbuhnya hubungan. Tujuan dari tugas ini adalah untuk menciptakan lingkngan emosional antara satu sama lain yang saling mendukung, peduli, dan yang terpenting adalah aman ketika muncul ketidakpastian, konflik dan perbedaan pendapat.
Pernikahan memang bukanlah sebuah perkara yang mudah untuk bisa dilewati begitu saja. Oleh sebab itu, amat sangat peting diperhatikan dan dipikirkan lebih matang lagi untuk memutuskan sebuah pernikahan. Semoga menginspirasi ya Diazens!
7 Trik Styling Rambut Biar Bentuk Wajah Kelihatan Lebih Proporsional
Janice Tjen Sabet Gelar WTA 125 Pertama dan Tembus 80 Besar Dunia
Kisah Raeni, Anak Tukang Becak yang Kini Bergelar Doktor di Inggris
Kisah Aishah Prastowo, Doktor Oxford yang Pilih Jadi Guru di Sleman
Kris Dayanti Bawa Pulang Perak dari World Kungfu Championship

Kris Dayanti Bawa Pulang Perak dari World Kungfu Championship

Kylie Jenner Debut Jadi Penyanyi, Rilis Lagu “Fourth Strike” Bareng Terror Jr

Bella Hadid Kembali ke Runway Setelah Pulih dari Lyme Disease

Setelah Vakum dan Jadi Ibu, Mahalini Siap Kembali dengan Album “Koma”

Amanda Manopo Resmi Menikah dengan Kenny Austin, Momen Haru Kursi Kosong untuk Sang Ibu Jadi Sorotan