© Shutterstock
Menyusui bukan sekadar proses memberi makan bayi, tapi juga menyalurkan asupan nutrisi yang penting untuk tumbuh kembangnya. Apa yang Moms konsumsi bisa jadi memberikan dampak tertentu pada si kecil, sehingga harus hati-hati dalam memilih makanan dan minuman.
Selain wajib mengonsumsi makanan dan minuman bergizi, ada sejumlah pantangan yang harus dihindari selama menyusui. Salah satunya, asupan yang mengandung gula tinggi, termasuk alkohol dan minuman manis lainnya. Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi terlalu banyak minuman manis berdampak negatif pada perkembangan kognitif bayi.
Apa saja? Simak terus ya!
Melansir dari Very Well Family, The Cancer Action Network melaporkan bahwa lebih dari 50% orang dewasa di Amerika mengonsumsi minuman tinggi gula setiap hari. CDC melaporkan bahwa lebih dari 10% kalori harian (sekitar 145 kalori) berasal dari minuman manis.
Kebiasaan mengonsumsi minuman manis bisa merugikan ibu menyusui dan bayi. Moms yang banyak mengonsumsi minuman manis saat menyusui bisa memengaruhi perkembangan otak bayi mereka.
Studi tersebut melibatkan 88 ibu yang mengonsumsi minuman manis setiap hari. Para peneliti mempelajari bayi dari ibu-ibu ini selama periode 24 bulan. Hasil menunjukkan bahwa perkembangan saraf bayi pada 24 bulan pasca kelahiran mendapat pengaruh negatif dari asupan fruktosa mama di masa awal laktasi.
Padahal, selama ini para ahli menyebut proses menyusui sebagai standar emas nutrisi bayi, yang bisa memberikan banyak manfaat untuk tumbuh kembang bayi.
Tapi, beberapa manfaat tersebut berkurang ketika Moms membuat pilihan yang tidak sehat untuk dirinya sendiri. Seperti kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, atau bahkan mengonsumsi terlalu banyak gula dalam makanannya.
" Kami tidak benar-benar tahu berapa banyak gula dalam pola makan ibu yang dapat mencapai tingkat aman untuk bayi. Yang diketahui adalah, gula tambahan lainnya tidak boleh lebih dari 5-10 persen kalori harian," kata Michael Goran, PhD, salah satu peneliti, profesor pediatri di Keck School of Medicine di University of Southern California.
Barry Sears, PhD, Presiden Inflammation Research Foundation dan penulis buku terlaris, The Zone Diet mengatakan bahwa selama 1.000 hari pertama kehidupan bayi baru lahir mengalami perkembangan otak yang signifikan.
Karenanya, jumlah gula berlebihan yang diterima dalam ASI pada masa-masa awal memiliki peranan yang sangat penting.
Meski begitu, Moms masih bisa menikmati minuman manis tanpa membahayakan perkembangan kognitif bayinya, dengan mengonsumsi yang sehat seperti jus buah atau minuman berenergi dalam jumlah sedang atau diencerkan dengan air biasa.
Cobalah mengubah kebiasaan mama mengonsumsi soda atau jus lebih dari satu porsi setiap harinya. Mama bisa mengurangi asupan soda harian selama dua atau tiga hari, bisa juga dengan menikmati jus yang ditambahkan sparkling water.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Moms.
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak