© Shutterstock
Setiap orang yang mampu dan sehat secara fisik maupun mental boleh berpuasa, termasuk ibu hamil. Meski begitu, sebelum memutuskan untuk berpuasa pada kehamilan trimester pertama, kedua, atau ketiga, sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dulu kepada dokter kandungan.
Kalau memang dokter mengizinkan, ibu hamil tetap perlu memperhatikan beberapa kondisi yang mungkin bisa terjadi saat puasa. Meneruskan puasa untuk ibu hamil dengan kondisi-kondisi ini bisa membahayakan diri sendiri dan bayi dalam kandungannya.
Apa saja kondisi-kondisi tersebut?
Memenuhi kebutuhan air putih saat hamil penting untuk membentuk air ketuban di sekitar janin guna mendukung tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, ibu hamil perlu memastikan kebutuhan cairannya tetap terpenuhi meski sedang berpuasa.
Pada kondisi serius, dehidrasi bisa menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti air ketuban sedikit yang bisa mengganggu perkembangan janin. Risiko ini, bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi karena kurangnya nutrisi selama kehamilan.
Mimisan memang rentan terjadi saat hamil. Ini karena perubahan hormon selama kehamilan membuat pembuluh darah hidung melebar sehingga gampang pecah dan berdarah.
Mimisan saat hamil tidak menimbulkan bahaya besar, tapi harus tetap diperhatikan kalau ini terjadi saat puasa. Disarankan untuk batal puasa kalau ibu hamil mengalami kondisi mimisan parah. Sebab, minum air putih yang cukup bisa membantu menjaga selaput lendir tetap terhidrasi.
Ibu hamil perlu waspada kalau pergerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali dalam kandungan. Melansir Tommy's, bayi yang kurang bergerak atau adanya perubahan pada gerak bayi bisa menjadi salah satu tanda adanya masalah pada janin.
Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk batal puasa kalau perubahan gerak pada bayi ini terjadi akibat ibu berpuasa.
Untuk memastikannya, coba hitung seberapa banyak gerakan dan tendangan bayi selama dua jam pada waktu ketika bayi biasanya aktif. Kalau jumlah tendangan dan gerakan berkurang saat puasa, ibu hamil boleh atau bahkan diharuskan untuk batal puasa.
Puasa mungkin tidak direkomendasikan pada sebagian ibu hamil yang memiliki kehamilan risiko tinggi tertentu. Contohnya, ibu dengan diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional).
Melansir Baby Centre, puasa bisa menyebabkan kadar gula darah turun dan dehidrasi. Sementara saat berbuka puasa dan sahur, kadar gula darah bisa menjadi terlalu tinggi.
Tapi, beberapa ibu dengan kehamilan risiko tinggi mungkin mendapat izin dari dokter untuk puasa. Meski begitu, disarankan untuk batal puasa kalau muncul gejala tertentu, seperti di bawah ini:
- Sakit kepala.
- Penglihatan buram.
- Pusing saat hamil.
- Bengkak tiba-tiba atau parah di wajah, kaki, atau tangan.
- Mual dan muntah.
- Pergerakan janin berkurang.
- Nyeri perut di bagian bawah.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya!
Pengen Body Goals Kayak Zhao Lusi? Ini Rahasia Diet 'Ratu Drama' yang Sukses Turun 16 Kg!
Pengen Body Goals Kayak Zhao Lusi? Ini Rahasia Diet 'Ratu Drama' yang Sukses Turun 16 Kg!
Bukan Sekadar Main-Main, Ini Panduan Santai Mengenal Fase Motorik Anak dan Cara Melatihnya
Tembus Lumpur Setinggi Atap, Tangis Zaskia Adya Mecca Pecah di Pelukan Korban Banjir Aceh

Sah! Brisia Jodie dan Jonathan Alden Mengikat Janji di Katedral

Resmi Jadi Ibu, Vior Melahirkan Putri Pertama dengan Nama Cantik, Wajah Baby V Bikin Penasaran

Akhirnya Sah! Dara Arafah dan Rehan Mubarak Resmi Menikah di Tanah Suci

Amanda Manopo Umumkan Hamil Anak Pertama, Sara Wijayanto Siap Jadi 'Buyang'
