© Fintechnews.sg
Pemanfaatan e-money alias uang elektronik dalam kegiatan transaksi belakangan ini semakin marak.
Penggunaannya simpel, nggak perlu bingung kalau ketinggalan dompet, belum lagi kalau memperhitungkan banyaknya promo yang disediakan oleh penyedia layanan dompet digital, menjadikan transaksi via uang elektronik semakin dilirik.
Keberadaan uang elektronik semakin dipertimbangkan di era pandemi COVID-19, sebab penggunaan uang fisik disinyalir berpotensi menjadi medium penyebaran virus corona.
Di balik segala kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan, ternyata tetap ada risiko yang mengintai di balik penggunaan uang elektronik. Sebagaimana segala hal yang tersambung dengan internet, saldo uang elektronik di dalam dompet digital ternyata juga tak luput dari ancaman pembobolan. Oleh karena itu, kita sebagai pengguna juga harus memikirkan langkah antisipasi agar saldo kita tak terkuras oleh tangan-tangan copet 4.0 alias pembobol.
Berikut ini telah Diadona susun lima jurus ampuh menjaga saldo uang elektronik agar tetap aman dari ancaman pembobol.
Sebagaimana penggunaan uang fisik, penggunaan uang elektronik pun memerlukan penganggaran yang teliti. Coba buat pembagian peruntukan uang elektronik yang tersimpan dalam dompet digital tiap bulan. Tujuannya adalah agar kita tidak kebablasan dalam penggunaannya.
Melanjutkan apa yang kita lakukan dalam penganggaran, ada baiknya kita juga mengontrol jumlah uang yang disimpan di dalam dompet digital. Lakukan top up seperlunya sesuai jumlah transaksi yang akan kita lakukan. Hal ini untuk menghindari terjadinya pengendapan di dalam dompet digital yang membuat risiko pembobolan semakin besar.
Penggunaan uang elektronik memang sangat praktis. Hanya beberapa sentuhan saja di layar smartphone, maka transaksi bisa terjadi. Meskipun histori transaksi otomatis terekam, namun tak ada salahnya untuk kamu mencatat seluruh pengeluaran yang dilakukan melalui dompet digital. Tujuannya adalah untuk menghitung transaksi dengan nominal kecil yang jika ditotal jumlahnya bisa jadi mengejutkan karena intensitasnya yang cukup sering.
Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh layanan dompet digital adalah keberadaan pilihan pay later. Dengan fungsi semacam kartu kredit, pay later tentu jadi opsi layanan yang sangat menggiurkan untuk pengguna. Agar tak menjadi kebablasan dengan segala kemudahannya, sebaiknya kita juga meminimalisir penggunaan pay later. Pastikan kamu mampu untuk membayarnya tepat waktu.
Kemudahan yang ditawarkan oleh dompet digital memang tak serta merta membuatnya lolos dari risiko. Layaknya akun media sosial, website, dan segala hal yang berhubungan dengan internet, dompet digital pun memiliki risiko peretasan.
Untuk mengantisipasinya, pastikan smartphone yang terhubung dengan layanan dompet digital terproteksi dengan kata sandi atau semacamnya. Pastikan juga deret angka pengaman alias PIN yang kamu gunakan untuk mengakses dompet digital tak mudah ditebak. Hindari menggunakan tanggal lahir atau angka yang berurutan.
Terakhir, jangan pernah terjebak dan membagikan kode verifikasi atau OTP kepada siapapun. Sekali OTP diketahui, isi dompet digital bisa langsung amblas.
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak