Pinter ala Freelancer, Begini Cara Atur Keuangan untuk Pendapatan Tidak Tetap

Reporter : Firstyo M.D.
Jumat, 10 Juli 2020 18:40
Pinter ala Freelancer, Begini Cara Atur Keuangan untuk Pendapatan Tidak Tetap
Jadi pekerja lepas memang kudu lebih pinter ngatur keuangan.

Dulu, pekerjaan ideal selalu diidentikkan dengan sesuatu yang bersifat kantoran.

Ada rutinitas setiap hari, berseragam atau berdasi, dan ada gedung tempat bekerja yang dituju dengan penghasilan tetap setiap bulannya.

Namun, seiring berubahnya zaman, belakangan cara mendapatkan penghasilan pun semakin bervariatif. Ada yang memilih untuk tetap bekerja kantoran, berwirausaha, atau bekerja lepas alias freelancer.

Well, yang terakhir ini belakangan jadi populer di kalangan anak muda. Bekerja lepas memang dirasa cenderung lebih bebas. Pekerjaan terbatas per proyek dengan bayaran yang bisa berkali lipat dari pekerja kantoran. Waktu kerja juga bisa diatur sendiri. Siapa yang nggak tertarik coba?

1 dari 3 halaman

Untuk setiap kelebihan, tentu ada kekurangan. Di balik kebebasan ritme kerja yang kamu dapatkan saat bekerja sebagai freelancer, ada tugas besar menantimu, yakni untuk mengatur keuangan secermat mungkin.

Konsekuensi bekerja sebagai freelancer adalah tidak adanya ketetapan gaji yang diterima layaknya pegawai yang terikat pada suatu perusahaan. Bisa saja di bulan ini proyek ramai berdatangan, namun di bulan selanjutnya tidak ada pemasukan sama sekali.

Untuk itu, perlu siasat dalam mengatur keuangan bagi kamu para freelancer.

2 dari 3 halaman

Hal pertama yang bisa dilakukan tentu adalah mengetahui berapa besar pengeluaran yang diperlukan setiap bulannya. Hitung berbagai pengeluaran rutin yang pasti ada tiap bulan. Tujuannya adalah agar kamu bisa langsung mengalokasikan uang dalam jumlah tersebut begitu memperoleh uang hasil kerja.

Kemudian, selalu pasang mindset bahwa kenyamanan yang kamu rasakan hanya sementara. Terlepas dari besaran pendapatan per proyekmu, selalu ada kemungkinan pemasukan berkurang atau justru nihil di bulan-bulan selanjutnya. Oleh karena itu, siapkanlah tabungan dan dana darurat untuk mengantisipasi kondisi terburuk.

Terakhir, jangan terbiasa menggantungkan diri pada uang-uang yang belum nampak wujudnya. Misal, kamu membeli kamera menggunakan uang untuk membayar cicilan motor karena masih ada satu invoice yang bakal cair di pekan depan. Walaupun tentu kita nggak berharap itu terjadi, tapi masih ada kemungkinan mundurnya pencairan invoice. Kalau sampai itu terjadi, kamu cuma bisa menyesal kemudian.

Beri Komentar