© Shutterstock
Kalau disuruh memilih, tentu nggak ada satu orang pun yang ingin hidup dengan bayang-bayang utang. Masalahnya, ada beberapa kondisi yang akhirnya mendesakmu untuk meminjam uang, baik ke bank maupun kerabat dekat.
Untuk pinjaman ke bank, karena hubungannya dengan instansi, tentu sudah ada peraturan yang paten dan tak bisa diganggu gugat. Namun untuk pinjaman dengan kerabat, karena faktor kedekatan, kadang peraturannya menjadi buram. Nggak jarang timbul masalah di kemudian hari yang membuat hubungan akhirnya merenggang.
Untuk menghindari berbagai risiko, berikut ini adalah 5 etika yang perlu kamu praktikkan saat meminjam uang pada kerabat.
Meminjam uang, terlebih kalau dilakukan ke teman atau saudara sendiri, sebaiknya dilakukan dengan lebih pengertian. Coba lebih dulu tanyakan bagaimana kondisi keuangannya sebelum meminta pinjaman. Jangan sampai kamu meminjam ke kerabat yang sebenarnya juga lagi menghadapi kesulitan finansial.
Sebelum memutuskan untuk melakukan pinjaman, kamu harus lebih dulu mengetahui bagaimana cara untuk melunasinya kelak. Tetapkan tanggal pasti untuk melunasi utang pada kerabatmu. Pastikan juga kamu mampu melunasi atau membayar cicilan setiap bulannya.
Yang namanya pinjaman tentu harus dikembalikan. Dalam hal meminjam uang, terlebih pada kerabat sendiri, selalu jadikan utang sebagai prioritas utama untuk dilunasi. Saat waktu gajian datang, pastikan kamu langsung mengalokasikan pendapatan untuk melunasi utang sebelum memenuhi kebutuhan lain.
Marah saat ditagih utang adalah kejadian yang umum terjadi, tapi sama sekali nggak bisa dibenarkan. Secara logika, uang yang ditagih adalah milik si peminjam. Tentu sudah jadi kewajibanmu untuk melunasinya, terlebih kalau kalian sudah membuat sebuah kesepakatan sebelumnya.
Pastikan kamu membayarkan utang sesuai waktu yang sudah disepakati. Kalau memang terpaksa molor, sampaikan dengan baik dan cari jalan tengahnya.
Kadang kita menggampangkan saat terlibat utang piutang dengan kerabat dekat sampai-sampai nggak mementingkan perjanjian hitam di atas putih. Padahal, untuk beberapa kondisi, perjanjian resmi dengan tanda tangan di atas materai perlu dilakukan, tak peduli seberapa dekat kalian berdua. Misal, jika melakukan pinjaman dengan nominal besar. Perjanjian tertulis seperti ini akan mengantisipasi munculnya masalah di kemudian hari.
Ilustrasi berutang © Shutterstock
Itu tadi adalah 5 etika yang perlu kamu perhatikan saat melakukan pinjaman pada kerabat. Perlu diperhatikan bahwa sebelum dihadapkan dengan kondisi terdesak yang memaksamu berutang, ada baiknya kamu melakukan perencanaan keuangan serapih mungkin.
Tanamkan juga di kepalamu bahwa utang bukanlah jawaban pertama untuk segala masalah biar kamu nggak jadi ketergantungan dengan uang pinjaman.
Semoga tips di atas dapat membantumu ya!
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL